Berita utamaHukum&KriminalNasional

Dana teroris sarinah dari luar negeri

Jakarta – Ketua Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf membenarkan adanya aliran dana dari luar negeri untuk pelaku teror yang ada di Indonesia. Uang dari luar negeri dalam jumlah besar itu ada yang dikirimkan atas nama orang ada juga yang lewat rekening yayasan Saat di kutip Detik.comketua PPATK

“Yang kita temukan memang ada aliran dana dari luar negeri, seorang oknum dari negeri tetangga dari daerah selatan. Dia bawa duit ke rekening dia di Indonesia, transfer pada istrinya juga. Dan di antara uang itu, ada yang dikirim ke yayasan,” ujar M Yusuf saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).

Yusuf mengatakan, pihaknya masih mengkaji dalam kepentingan apa uang tersebut dikirim ke yayasan. “Nah, konteks yayasan itu kita enggak clear, apakah sedekah atau bantuan. Dari yayasan dikirim kepada oknum yang berangkat ke daerah konflik,” jelas Yusuf.

Selain itu, lanjut Yusuf, ada juga uang yang dikirimkan kepada H yang kemudian dikirimkan lagi kepada pemasok senjata di Filipina.

“Uang dikirim kepada H. Orang ini setelah kita konsultasikan ke Densus, dia mengirim pada pemasok senjata di Filipina. Jadi, omongan Menko Polhukam itu linked (bersambung) dengan apa yang kita temukan,” kata Yusuf.

Lalu, seberapa besar dana yang dikirim itu?

“Kalau pada oknum yang berangkay ke daerah konflik itu, sepertinya sekedar ongkos, sekitar di bawah Rp 10 juta. Tapi kalau pada inisial H itu puluhan juta. Konteksnya untuk beli senjata. Cuma yang sulit (bagi PPATK) itu mereka sempat pakai cash, jadi enggak sempat transfer. Nah, ini susah dilacak. Jadi kita berharap banyak bahwa perlu regulasi pengawasan uang tunai. Perlu juga pembatasan transaksi tunai dan juga kita menekankan bagi pemberi jasa keuangan termasuk jasa pengiriman uang lebih ketat lagi melakukan (pengiriman) pada customer. Dengan begitu kita bisa mencegah sejak dini,” jelas Yusuf.
(jor/rvk)