KesehatanLingkunganRohul

Dalam Dua Pekan, 52 Penderita DBD Dirawat di RSUD Rohul Satu Meninggal

jentik nyamuk

ROKAN HULU, Riau Andalas.com Dalam dua pekan sejak  21 November hingga Selasa (6/12/2016), terdata 52 pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rohul, satu pasien meninggal dunia.

 

Informasi Humas RSUD Rohul, Minarli Ismail mengatakan, dari 52 pasien yang sudah dirawat di RSUD sejak dua pekan terakhir, sebagian besar pasien sduah sembuh dan jalani rawat jalan.

 

“Dua orang pasien DBD dirujuk ke keta Pekanbaru, seorang pasien dewasa usia 28 tahun meninggal dunia asal Kunto Darussala,” terang Minarli, Selasa (6/12/2016).

 

Tambah Minarli, ‎penderita DBD yang di rawat usia 1-4 tahun ada 3 paseien, usia 15-24 tahun 3 pasein dan usia 25-45 tahun ada 46 pasien.” Sesuai data, yang yang mengalami DBD  kebanyakan orang dewasa,” jelas Minarli.

 

Mengantisipasi membludaknya pasien DBD, pihak RSUD kata Minarli, sudah menyiapkan seluruh peralatan yang diperlukan demi memberikan pelayanan maksimal ke seluruh pasien. Kemudian, untuk ketersedian darah di laboratorium RSUD  juga sudah mencukupi bila dibutuhkan nantinya.

 

Minarli berharap, masyarakat agar selalu waspada menangani gejala dari DBDserta selalu menjaga kebersihan rumah, itu bentuk upaya meminimalisir perkembangan nyamuk “aedes aegypti” yang jadi penyebab terjadinya DBD.

 

“Bila ada wagar terserang DBD< agar dapat segera dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat, guna dilakukan tindakan medis secepatnya,” imbaunya.

 

Untuk memusnahkan ‎perkembangan nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD, Pegawai Dinas kesehatan (Dinkes) Rohul, turun ke tempat yang diduga sebagai sarang dari perkembangan nyamuk penyebab DBD di Kecamatan Rambah Hilir. Masyarakat dan pegawai Dinkes serta Puskesmas ‎menelusuri rumah-rumah untuk mencari sarang-sarangperkembangan nyamuk, seperti barang bekas, kaleng, ban kendaraan, tempurung kelapa, dan bambu-bambu bekas.

 

Menurut Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Rohul,Abu Sofian mengaku, pihaknya turun ke lapangan karena di kecamatan Rambah Hilir diduga sebagai kawasan perkembangan nyamuk penyebab penyakit DBD.

 

“Kami menyisir rumah warga, bila ada barang bekas sebagai sarang nyamuk, segera dikubur atau dibakar, karena sangat berbahaya,” ucapnya.
Katanya lagi, bahwa banyak masyarakat yang masih belum sadar barang bekas di lingkungan rumah sangat berbahaya. Bila menemukan kaleng-kaleng bekas serta ban-ban bekas yang berserakan di rumah warga, agar dibakar, dan tidak lupa kita berikan Abate.

 

“Fogging sudah kita lakukan, itukan hanya membunuh indukan saja,” jelasnya.

 

Kades Rambah Kecamatan Rambah Hilir, Herman Hadi‎ mengaku, dirinya dudah menghimbau masyarakatnya untuk mengubur dan membakar barang bekas agar perkembangan nyamuk bisa terhenti. ( Alfian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *