Berita utamaHukum&Kriminal

Panglima TNI ,Itu perintah saya

Jakarta – Insiden penganiayaan terhadap Kompol Arsya Khadafi oleh anggota TNI di Bengkel Cafe, SCBD, Jakarta Selatan, terjadi saat ada operasi gabungan Penegakan Ketertiban (Gaktib). Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun menegaskan bahwa jajarannya melakukan razia atas perintah darinya dalam operasi tersebut.

“Oh iya kita lagi operasi. Panglima kan telah membuka (operasi Gaktib) pada bulan Desember, Operasi Gaktib yang dijalankan secara terpadu oleh seluruh angkatan dan kepolisian,” ujar Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Rabu (18/2/2015).

Pada operasi tersebut dikatakan Panglima TNI, semua dalam satu koordinasi di mana TNI juga melibatkan unsur dari Polri. Saat ini Polisi Militer (Pom) juga tengah mengusut kasus tersebut.

“Dalam operasi itu tidak boleh tidak bersatu, harus terpadu. Makanya selalu melibatkan kepolisian. Sedang diusut oleh Pom kita,” kata Jenderal Bintang 4 itu.

Moeldoko pun meminta agar semua pihak bisa melihat persoalan ini secara obyektif. Baik TNI maupun Polri disebutnya sama-sama salah dalam insiden yang terjadi pada Sabtu (7/2) dinihari lalu.

“Untuk mendudukkan persoalan, itu kan sebenarnya terjadi dari teman-teman kepolisian salah, kita juga salah. Kita juga mengaku salah. Tapi tingkat kesalahannya itu seperti apa, nanti kita lihat,” tutur Moeldoko.

Mantan Pangdam Siliwangi itu pun terus berupaya untuk melakukan evaluasi agar pertikaian antara personel TNI dan Polri tidak lagi terjadi. Moeldoko berjanji untuk memperbaiki disiplin pasukannya.

“Kalau perlu ada hal-hal yang digunakan sebagai terapi untuk membenahi disiplin itu dilakukan,” pungkasnya.

Menyusul kejadian itu, Kompol Arsya mengadukan nasibnya ke Komisi III DPR pada Selasa (17/2) kemarin. Arsya pun juga membawa kasus ini ke jalur hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *