Bisnis&EkonomiHukum&Kriminal

LAMR : PT Arara Abadi tak menghargai Datuk-datuk Pucuk Pimpinan Adat lainnya.

PELALAWAN, Riauandalas.com – Berdasarkan hasil kesepakatan dalam pertemuan dengan manajemen PT Arara Abadi di Balai Adat Kabupaten Pelalawan pada hari Selasa (23/02) bahwa kedua belah pihak sepakat untuk turun ulang ke lokasi Kepungan Sialang Ampaian Todung ditumbang untuk validasi data pada hari ini, Kamis ( 25/02).

Tim Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan, langsung dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Datuk Seri Tengku Zulmizan Farinja Assagaff SE MSi Ak CA bersama Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Herman Maskar, Ketua Majelis Tinggi Hukum Adat Petalangan Datuk Arifin, Ketua Lembaga Adat Petalangan Datuk Nasrullah, Batin Hitam Sungai Modang Zainudin. Sekretaris Umum LAMR Kab Pelalawan Datuk Nurzepri,SP, serta Datuk Samsuardi (Edi Gajah) Datuk Azman, Datuk Erhas, Datuk Mory, Tomi Abdurrahman selaku tim advokasi, dimana total rombongan LAMR 25 orang, termasuk 2 staf Jikalahari Arfian dan Ferry.

Tim didampingi oleh pihak perusahaan PT Arara Abadi Zukirno, Jailani, dan Yogi.

Setelah turun lapangan tim melakukan validasi sekitar sepuluh jenis kayu sudah tumbang di lapangan dilahan kurang lebih 2,5 HA.

Pada saat pembuatan berita acara terjadi perdebatan alot tentang jenis kayu yang ditemui di lapangan. Pihak PT Arara Abadi tidak setuju terhadap 11 jenis kayu yang diinventarisir pihak LAMR dan mengkonfrontir dengan sekelompok masyarakat yang diketahui adalah anak-kemanakan Batin Monti Ajo.

Zulmizan saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya tersinggung karena pihak perusahaan terlalu banyak berkilah dan menilai pertemuan akan dead lock karena banyak berkilah. Mereka tidak mengakui jenis-jenis kayu yang ditemui, karena tidak menguasai yang disebut sialang/ kepungan Sialang tapi tidak melakukan pendampingan secara menyeluruh dalam cek lapangan, hanya sebagian saja, sehingga tidak ada titik temu saat dirumuskan bersama.

“Yang membuat saya tersinggung karena sejak awal mereka selalu berusaha mengadu domba antara masyarakat adat yang satu dengan lainnya. Ini modus lama Arara Abadi. Dari dulu sejak 20 tahun lalu begitu, tak berubah-ubah juga!” teriak Zulmizan sambil menggebrak meja.

Zulmizan juga berteriak karena menilai pihak perusahaan tidak menghargai dirinya dan Datuk-datuk Pucuk Pimpinan Adat lainnya oleh PT Arara Abadi.

“Viralkan kejadian ini, biar sampai ke manajemen mereka yang Serpong, beginilah perilaku staf mereka terhadap pimpinan lembaga-lembaga adat di Pelalawan,” teriak Zulmizan sambil mengajak seluruh anggota timnya meninggalkan lokasi.

Sehingga rombongan LAMR Kabupaten Pelalawan kemudian meninggalkan lokasi distrik Nilo tanpa permisi dengan pihak PT Arara Abadi.(je)