Bisnis&EkonomiPekanbaru

Harga Cabe Menggila Capai 100 ribu/kilo

 

img_20161104_122713PEKANBARU, Riau Andalas.com – Harga Cabe kini semakin melonjak, pembeli pun hanya mengelus dada karena harus berfikir dua kali untuk membeli kebutuhan pokok cabe yang kembali melonjak sejak kemarin (03/11). Harga cabe merah yang mengalami kenaikan Rp 20 rb menjadi 100 ribu perkilogram.

Eka sebagai pembeli yang mengeluhkan bahwa ia merasa kecewa atas kenaikan harga cabe tersebut. “Mau beli tapi mikir-mikir dulu jadi nggak yakin mau beli cabe. Tapi kan makan kalau nggak pakai sambal rasanya ya kurang enak,” ungkapnya sambil mengeluh.

Belakangan ini, dari harga-harga sayuran di Pasar Kaget Jalan Beringin Air Hitam yang bisa dikatakan cukup stabil. Siregar adalah salahsatu pedagang di Pasar Kaget tersebut yang merasa bahwa tidak ada masalah sama sekali karena pendapatannya sehari-hari tidak terganggu.

Sementara, Butet salah seorang pedagang cabe  mengatakan bahwa, harga cabe merah yang masih tetap dibeli meskipun awalnya para pembeli mengeluhkan karena harganya yang mahal. Cabe merah Bukit yang asal mula dari harga Rp 80 ribu per kilo sekarang juga mengalami kenaikan hingga Rp 100 ribu perkilo.

Hal ini dikarenakan panen cabe yang diduga telah gagal panen sejak musim hujan sehingga harga cabe dinaikkan. Demikian juga dengan cabe hijau, yang juga mengalami kenaikan yakni Rp 44 ribu perkilo.

“Yang banyak dicari itu dari pedasnya, kalau yang cabe rawit dan hijau jarang dibeli karena enggak pedas sama sekali. Jadi ya harganya tetap sama,” terang Butet.

Butet menilai, melambungnya harga cabe merah di pasaran memang biasa terjadi saat memasuki musim hujan. Pasalnya, hujan yang sering turun menyebabkan tanaman cabe jadi cepat membusuk. Bahkan, tambah Butet, menurut informasi dari bandar cabe langganannya, ada lahan cabe yang terendam banjir. Akibatnya, tanaman cabe jadi membusuk dan tak bisa dipanen.

Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan pasokan cabe merah ke pasar jadi berkurang. Sesuai hukum ekonomi, harga cabe merah pun jadi melonjak.

Akibat kenaikan cabe, kata Butet, minat warga membeli cabe jadi berkurang. Ditambah lagi, lesunya ekonomi masyarakat saat ini. “Terkadang cabeyang kita jual pun tidak habis. Biasa satu hari habis,” jelas Butet.

Butet menuturkan, pedagang maunya harga cabe murah biar jualnya gampang. “Kalau harga cabe mahal kami sulit menjualnya. Biasa masyarakat membeli lebih dari satu kilogram. Sekarang berkurang dibawah satu kilogram, banyak yang membeli cabe hijau,” ungkap Butet.

Dia juga menambahkan, kenaikan harga cabe bukan ada sistem timbunan. Karena menurutnya cabe tidak sama dengan bawang. “Kalo bawang bisa ditimbun, cabe ditimbun tentu busuk,” tambahnya lagi.

Kondisi lapak pedagang Pasar Kaget Jalan Beringin Air Hitam tidak seperti biasanya, tidak terlihat tumpukan cabe merah di lapak-lapak para pedagang, yang tinggal hanya satu dua lapak saja. “Kalau sudah hasil produksi yang menurun susah mau distabilkan harganya, ya, kita tunggu saja hasil panen berikutnya,” ujar pedagang lain. (admin)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *