PemerintahanRiauRohul

Pimpin Rakor Penanganan COVID-19 di Rohul, Gubri Akui Pentingnya Penguatan Penaganan Covid-19 di Sektor Hulu

PASIR PANGARAIAN- Sikapi tingginya kasus penularan COVID-19 di Provinsi Riau, Pemerintah Riau terus berupaya putus mata rantai  penyebaran COVID-19 di Kabupaten/Kota di Riau.
Keseriusan itu ditunjukan Gubernur Riau (Gubri) Drs H. Syamsuar M.Si, Saat turun ke Rohul memimpin rapat koordinasi (rakor) tentang oenanganan COVID-19, di Hotel Sapadia Pasir Pangaraian, hadif sejumlah pejabat Pemprov terkait penanganan COVID-19, seperti Kadiskes Riau Mimi Yuliani Nazir, Asisten 1 Satgas Penanganan COVID-19 Riau Jendri, Kadis DLH Murod dan Karo Kesra Zulkifli.
Sementara pejabat Pemkab Rohul yang hadir, Pjs Bupati Rohul Drs Masrul Kasmy M.Si, Sekda Rohul Drs H. Abdul Haris S.Sos M.Si, Kadis Komino Rohul Drs Yusmar M.Si, Direktur RSUD Rohul dr Novil, Tim Satgas Rohul, Wakil Ketua DPRD Rohul Nono Patria Pratama, Camat, Kepala Puskesmas dan Kepala desa.
Gubri mengatakan, kunjungannya ke Rohul disamping melaksanakan program-programnya ke Kabupaten-kabupaten, juga menunjukkan hubungan baik Pemkab Rohul dengan Pemprov sebagai perwakilan pemerintah pusat di daerah
“Karena hubungan baik Pemkab Rohul dengan Pemprov Riau sebagai perwakilan pemerintah pusat di daerah, maka perhatian pemerintah Provinsi Riau ke Kabupaten Rohul cukup besar. Seperti jalan, bantuan COVID-19 dan persoalan masyarakat lainnnya, hal ini terbukti minggu ini saja Gubri dan Wagubri turun langsung ke Rohul,” kata Gubri Syamsuar.
Selain itu jelas Gubri lagi, melihat langsung penangan COVID-19 di Rohul, karena Riau berdasarkan ekspos pemerintah pusat, Riau termasuk penyumbang COVID-19 secara Nasional, Rokan Hulu merupaka daerah ke 2 di kunjungi setelah Kota Pekanbaru.
“Kami berkunjung ke Kabupaten Rohul dalam rangka melakukan rapat Koordinasi berkaitan penanganan COVID-19 di Rohul, kami tadi juga menyampaikan ke rekan-rekan yang hadir. Kita harapkan yang hadir berada di lapangan seperti Kepala Puskesmas, Camat karena kita menyampaikan bahwa dalam penanganan COVID-19 kita kuatkan penanganan di sektor hulunya bukan penanganan dihilirnya,” ungkap Syamsuar usai laksanakan Rakor.
Syamsuar nengaku, maksud penanganan di Hulu bagaimana Tim Satgas berikan penyuluhan kepada masyarakat di bawah dengan memberikan penjelasan berkenaan dengan Permenkes Revisi 5, karena tidak semua orang yang tau sekaligus juga menjelaskan tentang sejauhmana penaganan Covid-19 yang ada dimasing-masing daerah.
Apalagi di Rohul tambah Gubri, ada Pilkada, sehingga dirinya berharap Pilkada tidak menimbulkan cluster baru. Karena itu kami sepakat dengan Pjs Bupati dan Wakil Ketua DPRD Rohul, agar kedepannya pertama, harus sering turun ke bawah dan berharap tokoh masyarakat alim ulama agar diajak berperan.
“Penangannya harus di hulu, tidak hanya di hilir seperti selama ini. Jika hilir telah diambil langkah-langkah dan penanganan, maka sekarang harus kita mulai dari hulu dengan melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan dan bagaimana masyarakat dapat sadar, diantaranya melalui pemakaian masker, cuci tangan, dan menjaga jarak,” ujarnya
Menanggapi  usulan Direktur RSUD Rohul terhadap  penambahan tenaga medis untuk ruang ICU dan Ventilator, Gubri setuju tenaga kesehatan harus ditambah. Dirinya minta ke Pjs Bupati Rohul untuk menyiapkan SDM untuk tenaga kesehatan.
“Tenaga medis kita memang harus ditambah. Bila kita nanti menambah ruang ICU dan Ventilator, tentunya petugas harus ditambah. Kami harapkan Pjs Bupati mempersiapkannya. Khusus juga tadi disampaikan ruang Isolasi nandiri, kalau pasien kurang mampu ekonominya, ini memang harus ada bantuan dari Pemkba,” ucap Syamsuar
Syamsuar juga menjelaskan, COVID-19 belum bisa diprediksi kapan berakhirnya.Sehingga dia meminta Tim Satgas Kabupaten/Kota harus komit dalam penanganan COVID-19. Camat juga harus berperan, kepala desa harus berbuat. Gunakan berbagai elemen dan komponen untuk bersama-sama  sesuai bidang nya berperan menanggulangi Covid-19.
Kadeikes Riau Mimi Yuliani Nazir menyampaikan terkait kebijakan pemerintah pusat tentang Permenkes revisi ke V tentang pelaksanaan Covid-19 dewasa ini, diantaranya apabila seseorang terkonfermasi OTG, setelah melaksanakan isolasi selama 14 hari, maka yang bersangkutan tidak perlu di swab lagi, karena berdasarkan penelitian, setekah 14 hari dan tidak memindahkan virus lagi.
Pjs Bupati Masrul Kasmy, juga paparkan perkembangan COVID 19 di Rohul, dimana terjadi peningkatan sejak 3 bulan terakhir Agustus, September dan Oktober 2020.
“Di bulan Oktober rata-rata terdapat 6-7 per hari terkonfirmasi, selain itu langkah yang dilaksanakan Rohul termasuk penyiapan ruang isolasi bagi masyarakat yang terkonfirmasi,” ucap Masrul Kasmy
Diakhir Rakor, Gubri menyerahkan bantuan obat-obatan dari Kemenkes, 100 ribu masker dan 5000 ribu bibit tanaman untuk masyarakat, dengan harapan masyarakat Rohul bisa produktif ditengah Pandemi. (Alfian Top)