Korban Lakalantas Cacat Seumur Hidup di Rohul Harapkan Polisi Carikan Solusi
Di rumah papan berukuran 4 kali 5 meter tersebut, Rasnan bercerita, bagaimana prosesi kaki kirinya harus direlakan dipotong oleh tim dokter, setelah hancur akibat ditabrak sepeda motor, saat dirinya pulang shalat Tarawih dari Masjid Nurul Hikmah Simpang D dengan mengendarai sepeda motor Honda Revo dengan anaknya, 27 Juli 2016 lalu.
Badan Rasnan yang kini kelihatan pucat pasi dan kurus akibat dirinya tidak bisa lagi beraktifitas, kalaupun mau keluar dekat rumahnya harus gunakan dua tongkat, berharap ada keajaiban serta kemurahan hati Polisi khususnya Polres Rohul, bisa carikan solusi agar dirinya bisa kembali cari nafkah guna mebantu ekonomi isterinya, yang kini sebagai penyadap (penakik) karet.
“Anak saya lima orang, dua diantaranya tengah kuliah. Sejak kaki saya pontong tidak lagi bisa bekerja, dan hanya menghandalkan isteri yang memotong karet di kebun kami itupun hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Kini saya sudah tidak bekerja lagi, karena kaki saya sudah cacat permenan apa yang saya bisa kerjakan lagi,” terangnya dengan nada sedih, Selasa (25/10/2016).
Rasnan semula hanya mendiamkan permasalahan yang dihadapinya, namun kini dirinya mulai berfikir bila dirinya hanya merenungi nasibnya yang sudah tidak miliki kaki kiri lagi, maka ekonominya akan bertambah terpuruk. Kini dirinya harus bangkit, dan berharap adanya solusi dari Kepolisian agar yang menabrak dirinya bisa membantunya untuk modal usaha.
“Saat itu diketahui Ariando yang bekerja pada seorang toke sawit Manik warga Simpang D, yang menabrak dirinya dengan sepeda motor. Saya akan menyeberang jalan usai laksanakan tarawih, tanpa diketahui sepeda motor RX King yang dikendarai Ariando tanpa lampu tubruk sepeda motor saya,” ucapnya.
Saat itu, katanya lagi, dirinya terjatuh di aspal. Saat melihat kaki kiri, saya sudah menduga kaki saya patah. Lalu saya dilarikan ke RSUD Rohul untuk dapatkan pertolongan, kemudian karena tidak sanggup lalu dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Safira Pekanbaru.
“Di RS Safira tim dokter akhirnya mengamputasi kaki kiri saya, karena sudah hancur akibat ditabrak RX King Ariando yang cukup keras. Saat itu, ramai warga yang akan pulang tunaikan ibadah Shalat Tarawih. Kini kaki kiri saya sudah tidak ada lagi, dan saya sudah tidak bisa bekerja, apa yang saya harus perbuat sementara ada 5 anak saya yang harus dipenuhi kebutuhan hidupnya dan sekolah mereka,” katanya dengan nada lirih.
Namun, dirinya kini bertanya-tanya. Sebelumnya, Ariando yang menabrak dirinya sempat diamankan di Polsek Rambah Hilir, termasuk sepeda motornya. Tapi belakangan, Ariando dikabarkan sudah tidak di Polsek lagi dan sudah dilepas, kini sudah kembali ke kampung halamannya di Sumatera Utara.
“Kita juga dapat kabar, yang menabrak saya sudah tidak lagi di Polsek Rambah Hilir. Kita heran, kenapa dirinya tidak ditahan, Kemudian saya juga berharap sepeda motor saya yang masih di Mapolsek bisa dikembalikan, karena itu untuk kendaraan istri yang bekerja menakik karet,” jelasnya Kapolres Rohul bisa membantu saya, yang kini sudah tidak berdaya.
Kasat Lantas Polres Rohul, AKP Dasmaliki yang dikonfirmasi terkait korban lakalantas yang kini minta bantuan agar sepeda motornya di Mapolsek Rambah Hilir bisa diambil kembali, termasuk menjelaskan mengapa pelaku penabrak dirinya kini sudah dilepaskan dan tidak dihukum, Dasmiliki yang baru menjabat Kasat Lantas mengaku tengah di Jakarta, ada kegiatan sosialiasi.
Namun dirinya berjanji, sepulangnya dari Jakarta akan panggil anggotanya dan menanyakan kronologisnya. “Saya ada kegiatan di Jakarta, nanti seteleh kembali akan saya tanyakan ke anggota saya ya,” janjinya, via telepon selular.
Rasnan juga mengaku, hingga kini baik keluarga yang menabrak termasuk toke sawit yang mempekerjakan Ariando, sama sekali tidak pernah membesuk dirinya. Selama ini dirinya hanya bersabar, dan untuk biaya operasi dan perobatan sudah habis capai Rp42 juta, sementara dirinya hanya dapat santunan dari Jasa Raharja Rp32,5 juta.
“Keluarga penabrak, maupun toke penabrak tidak pernah besuk saya. Juga diherankan, kenapa Ariando dibebaskan tanpa ada proses hukum. Sepeda motor saya juga masih diamankan di Mapolsek Rambah Hilir hingga kini, saya berharap adanya soluasi sehingga saya yang sudah cacat ini bisa mendapat penghasilan membantu isteri yang kini sendiri banting tulang,” harapnya. ** Alfian **