PemerintahanPolitikRiau

Keterwakilan Perempuan di DPRD Riau Berkurang


PEKANBARU,Riauandalas.com – Pasca penetapan hasil pemilu legislatif lalu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau hari Sabtu untuk komposisi keanggotaan DPRD Provinsi Riau sebanyak 65 kursi diketahui jumlah keterwakilan perempuan untuk periode 2019-2024 berkurang dibanding periode sebelumnya 2014-2019.

Sebelumnya pada periode 2014-2019 terdapat 18 orang perempuan duduk menjadi rakyat di Bumi Lancang Kuning, sedangkan pada hasil pemilu legislatif 17 April lalu hanya tersisa 11 orang. Itupun 10 dari 11 orang merupakan wajah lama atau anggota dewan incumbent yang kembali terpilih pada periode ini, hanya satu wajah baru yaitu Arnita Sari dari Partai Keadilan Sejahtera.

Kesebelas anggota dewan perempuan yang akan mengisi slot wakil rakyat lima tahun kedepan adalah Septina Primawati yang saat ini menjabat Ketua DPRD Riau dari Partai Golkar. Juga ada tiga politisi perempuan lainnya yang kembali terpilih dari Partai Golkar yaitu Karmila Sari, Sewitri dan Sulastri, lalu Almainis dan Soniawati dari PDI Perjuangan. Mira Roza dan Arnita Sari (PKS), Ade Hartati Rahmat (PAN), Eva Yuliana (Partai Demokrat) dan Farida Sa’ad (Partai Nasdem).

Sementara itu ada delapan nama yang sebelumnya menjadi wakil rakyat, namun gagal terpilihnya dengan berbagai alasan termasuk ada yang naik kelas menjadi caleg ke DPR RI. Delapan politisi perempuan yang gagal tersebut adalah Supriyati, Sumiyanti dan Nuraini (Partai Golkar), Yulianti dan Maghdaliasni (Partai Demokrat), Tengku Nazlah Khairati, Yurnalis (PPP) serta Lampita Pakpahan (Partai Gerindra).

Sebelumnya keterwakilan perempuan di DPRD Riau merupakan yang tertinggi di Indonesia dari jumlah persentase, dimana selain terdapat perwakilan rakyat perempuan mencapai 18 orang, lembaga yang terhormat tersebut dipimpin ketua yang juga perempuan yakni Septina Primawati. Keterwakilan perempuan di DPRD Riau mendapat apresiasi banyak pihak karena tingginya animo politik wanita dalam pesta demokrasi di bumi Melayu ini.

“Berkurangnya keterwakilan perempuan untuk periode 2019-2024 adalah hal biasa, bisa saja disebabkan kurang maksimalnya kaum ibu tersebut dalam menggarap konstituen serta faktor X lainnya seperti financial. Dari jauh mlag caleg pada pemilu legislatif lalu animo perempuan Riau untuk duduk di lembaga legislatif sangat tinggi tapi mungkin ada yang masih belum siap dari beberapa faktor,”kata Hairulsyah pemerhati sosial politik di Pekanbaru, Senin (12/08/2019).afd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *