Berita utamaBisnis&EkonomiRohul

Harga Sawit Anjlok,Pemkab Rohul Surati Kemendag RI

ROKAN HULU,RIAUANDALAS.COM– Bupati Rokan Hulu (Rohul) Drs. H. Achmad M.Si  sudah mengundang 43 manajemen pabrik kelapa sawit (PKS),guna  mencari solusi terkait anjloknya harga kelapa sawit semenjak tiga bulan terahir.undangan  Pertemuan  oleh pemkab RokanHulu di aula kantor Bupati, Senin (24/8/15) kemarin, hanya 41 manajemen PKS yang hadir.


  pertemuan seharian full guna  membahas dan mencari solusi atas anjloknya harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik petani pola non plasma atau sistem inti. Dari pertemuan terungkap, bahwa kebun warga masih rendah di sisi dari pupuk.

“kata bupati Hal ini yang menyebabkan produksi dan kualitas atau rendemen produksi rendah, sehingga harga sawit turun. sehingga penjualan ke PKS juga terlalu banyak, pengepul pertama, kedua, ketiga, sehingga menyebabkan harga turun,” ujar Achmad.

Bupati dua periode ini mengatakan akan berupaya memutus mata rantai penjualan ke PKS. Selain itu, Pemkab Rohul juga segera menyurati Kementrian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) pada 27 Agustus 2015 akan datang.

  lanjutnya  anjloknya harga sawit tak terlepas adanya pemberlakukan pajak eksportir untuk crude palm oil (CPO) diterapkan oleh Kemendag RI mulai tahun ini. Adanya pajak eskportir 15 persen, mau tak mau pengusaha membebankan pajak tersebut ke petani.

“Pengusaha menekan petani untuk bayar pajak eksportir. Jadi sama saja petani yang bayar pajak eksportir ini,” tandasnya.

“Kita akan kirim surat ke Kemendagri, sebab pajak eksportir menekan petani. Jika pajak ini ditinjau ulang, maka harga TBS petani kembali naik,”

Selain akan menyurati pihak Kemendag RI, 43 PKS di Rohul juga akan dikumpulkan kembali pada 7 September 2015 untuk membentuk asosiasi, termasuk membahas masalah harga sawit dan nasib pekerja di perusahaan perkebunan dengan anjloknya harga TBS sawit.

Bupati yang akan habis jabatannya April 2016 ini mengungkapkan PT Ariya Rama Perkasa  Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara, Rohul, sudah memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk pembelian TBS sawit.

Kerjasama dengan Bumdes atau BUM Desa ini dinilainya bisa memutus mata rantai, sehingga menghemat potongan Rp 200 per kilogram sawit milik petani.

Perusahaan Diminta Hibahkan Limbah Cair ke Petani 

Bupati Rohul Achmad mengungkapkan perawatan dan pupuk tanaman sawit petani masih rendah. Akibat mahalnya harga pupuk, dan banyaknya pupuk palsu di pasaran, menyebabkan produksi sawit petani terus menurun.

upaya produksi petani sawit tak besar, Achmad meminta seluruh PKS menghibahkan limbah cair kepada petani sawit, sebab limbah sawit bisa dijadikan pupuk, dan meningkatkan sekira 30 persen produksi sawit petani.
“Jika sepertiga saja limbah cair perusahaan diserahkan ke petani, ini akan sangat membantu petani,” katanya.

Menurutnya, jika seluruh PKS hibahkan limbah cairnya ke petani, akan ada kerjasama saling menguntungkan. Selain produksi PKS lancar, ekonomi petani juga meningkat.

Kerjasama dengan Bumdes Kurangi Pemotongan 

Bupati Achmad, selain PT Ariya Rama Perkasa, PT Rokan Sawit Industri (RSI) telah menerapkan sistem kerjasama dengan Bumdes. Pemkab Rohul akan mengundang pihak PKS PT RSI, karena perusahaan ini sudah menjadi salah satu model dari kerjasama tersebut.

“Nanti PKS lain akan tau sistem transportasi, koorporate, pee, dan lainnya. PKS lain perlu belajar kerjasama dengan Bumdes ini,” sarannya.

, apalagi sudah 80 persen desa di Kabupaten Rohul sudah menjadi i Bumdes.***(adv/hum/M.hsb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *