PemerintahanRiau

Pandemi Covid-19, Tak Pengaruhi Niat Masyarakat Untuk Berkurban

PEKANBARU – Meski kondisi daerah menghadapi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan ekonomi kesulitan. Namun niat masyarakat Riau untuk berkurban pada hari Raya Idul Adha 1441 H 2020 tahun ini tetap jalan dan terlaksana seperti tahun sebelumnya.

Hal tersebut juga terlihat dari data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, jika permintaan hewan kurban di Riau tidak begitu berubah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Termasuk dilingkungan pemerintahan yang justru naik jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika dilihat dari data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, tahun 2020 ini jumlah hewan kurban di Riau berada pada kisaran 25 – 38 ribu ekor yang tidak jauh berubah dari angka 2019 lalu yang hewan kurbanya masih didomisili atau lebih besar pada Sapi jika dibandingkan hewan lainya seperti Kerbau maupun kambing.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, Rahmat Setiyawan, beberapa waktu lalu, jika dilihat secara umum atau rata-rata memang ada sedikit penurunan angka jumlah. Tapi tidak signifikan dan masih jauh dibawa perkiraan jika dibandingkan dengan kondisi pademi Covid-19 saat ini.

“Data ini sesuai dengan data hewan yang masuk ke Riau dari berbagai kabupaten kota.
Maka itu kita bisa mengetahui jika kasus pandemi Covid-19 tidak begitu berpengaruh pada niat masyarakat untuk tetap berkurban,” katanya.

Disisi lain, salah seorang tokoh masyarakat Riau, Zulkifli mengatakan, salah satu alasan kenapa niat masyarakat berkurban ini tidak terganggu oleh kasus pandemi Covid-19. Karena masyarakat jauh-jauh hari sudah menabung, dimana sistimnya sistim cicil yang dikumpulkan oleh kelompok dilingkungan masing-masing. Sehingga ketika pada hari H atau hari idul adha saat ini sudah cukup dan tidak terasa berat.

“Maka itu niat kurban masyarakat tidak terpengaruh. Kecuali jika niat kurbannya harus mengeluarkan sekaligus mungkin itu bisa berat bagi masyarakat,” katanya.

Sementara Gubernur Riau (Gubri), Drs H Syamsuar Msi, mengatakan masalah kurban ini beda dengan kebutuhan lainya. Artinya untuk kurban ini masyarakat sudah niat dan mempersiapkan daru jauh-jauh hari sebelumnya dengan berbagai cara sindiro-sendiri.

“Jika dinilai atau dikaitkan dengan ekonomi sulit juga, karena ini urusan agama dan hubungan dengan Allah SWT. Jadi masyarakat punya jalan dan cara sendiri,” katanya.

Selain itu, untuk kurban tingkat pemerintahan Gubri juga memgatakan tahun ini justru ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Itu juga terlihat dari jumlah kurban di masjid An nur. Selain presiden, pimpinan Forkopimda, kurban dari ASN juga meningkat.

“Jadi untuk kurban ini tidak bisa jadi penilaian untuk ekonomi, kita juga sering dengar masyarakat tidak mampu saja berkorban setiap tahun. Maka itu kita tetap bersyukur masyarakat kita masih diberikan kemuliaan meski diberikan ujian Covid-19 saat ini,” tuturnya.