Bisnis&EkonomiKamparLingkunganPemerintahanRiau

Ninik Mamak Desak Pemda Kampar Mengukur Ulang HGU Perusahaan Yang Beroperasi Di Kampar

KAMPAR,Riauandalas.com- Suhaili Husein DT.Mudo, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Tinggi Adat Nusantara Repuplik Indonesia (DPP LEMTARI) Mengatakan banyak perusahaan perkebunan yang beroperasi di Kab.Kampar diduga tidak patuh dan tidak mentaati peraturan dan perundangan, membuat ninik mamak geram dan prihatin. Ninik mamak se kabupaten Kampar akan segera melakukan rapat membahas perusahaan-perusahaan nakal tersebut.ujarnya kepada awak media di kantor DPD Lemtari Kampar,Bangkinang Rabu,15/04/2020.

Menurut data yang dimilikinya, saat ini sangat banyak perusahaan yang mempunyai lahan di kabupaten Kampar yang melebihi HGU yang dimilikinya, bahkan ada beberapa perusahaan yang tidak ada HGU dan izin,terangnya.

Ia mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut tidak mematuhi peraturan yang berlaku,
Serta kurang melibatkan tenaga kerja lokal / kamanakan tempatan,Sesuai aturan tenaga kerja,kesalnya.

Suhaili Husin berharap kepada Bupati kampar agar segera mungkin membentuk tim pengukuran ulang lahan / areal perusahaan yang ada di Kampar, pintanya.

Ditambahkannya, dalam hal pengukuran ulang lahan/ areal perusahaan yang ada di Kabupaten Kampar dengan melibatkan seluruh komponen terkait serta ninik mamak sebagai penguasa hak lahan setempat”agar tigo tungku sejarongan” dapat bersinergi, tegas suhaili .

Suhaili Husin Datuk Mudo, juga berharap Forum Pucuk Adat Kenegerian se kabupaten Kampar, agar membuat surat mendesak bupati kampar untuk membentuk tim pengukuran ulang semua lahan/areal perusahaan yang ada di Kampar, harapnya.

Senada dengan itu sekretaris Lembaga Adat Kampar ( LAK ) Sawir DT. tandiko, mengaminkan apa yang di sampaikan oleh Suhaili , Beliau sangat mendukung dan siap bekerjasama , agar pemda kabupaten Kampar dapat mengakomodir keinginan ninik mamak serta tokoh masyarakat se kabupaten Kampar ini sehingga dapat dirasakan manfaat nya oleh seluruh kamanakan , jangan seperti yang sudah-sudah ibarat “ayam mati di lumbung padi”, sindirnya.(Am).