Hukum&KriminalPelalawanRiau

Masyarakat Kab.Pelalawan Memberikan Doa dan Dukungan Terhadap Polri untuk Melawan Teror.

PELALAWAN,Riauandalas.com– Polres Pelalawan memasang spanduk doa dan dukungan pasca insiden kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Spanduk juga memberikan ruang bagi masyarakat yang bersimpati untuk menuliskan tanda tangan atau ucapan belasungkawa dan harapan.

Berdasarkan pantauan Awak Media spanduk berukuran 3 x 1 Meter ini dipasang oleh sejumlah anggota Polres Pelalawan, Minggu (13 /5/2018) sekitar pukul 07.30 WIB, tepatnya di Podium Taman Kreatip di depan kantor Bupati Kab.Pelalawan.

Sisi kiri spanduk tersebut terdapat hastag atau tagar yang bertuliskan #KamiTidakTakutTeroris. Di bawahnya terdapat tulisan #Duka Kami Pahlawan.

Sedangkan bagian kiri atas spanduk terdapat lima foto anggota Polri yang gugur dalam insiden kerusuhan pada Selasa (8/5/2018) dan foto satu orang anggota Polri lainnya yang juga tewas ditikam orang tak dikenal selang dua hari pasca insiden kerusuhan tersebut.

Sementara, sisi tengah terdapat ruang yang besar dalam spanduk tersebut yang berlatarkan warna putih itu. Sisi kosong tersebut ditujukan kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi untuk memberikan doa dan dukungannya baik berupa tanda tangan ataupun ucapan atas insiden tersebut.

Semenjak spanduk tersebut di bentangkan, banyak warga masyarakat Kab.Pelalawan yang berbondong-bondong datang untuk memberikan doa dan membubuhkan tanda tangannya mereka di spanduk tersebut sebagai bentuk dukungan dan ucapan turut berduka cita dan kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Kasat Lantas polres Pelalawan AKP Mas’ud Ahmad dengan didampingi oleh Kasat Reskrim AKP Teddy Ardian dan KBO Lantas IPTU JTP.Silaban.

Budiman (29) warga asal Kec. Pangkalan Kerinci menjadi orang pertama yang langsung ikut berpartisipasi saat spanduk besar yang membentang itu sudah selesai dipasang.

Dia mengaku berduka dan prihatin dengan peristiwa yang berujung gugurnya lima anggota Polri itu. Menurut dia, apa yang dilakukan oleh para narapidana tindak pidana teroris tak dapat dibenarkan karena tak sesuai ajaran agama.

“Saya berharap supaya ini (pelaku) ditindak seadil-adilnya karena Polri harus mempersatukan NKRI. Agama manapun tidak mengajarkan seperti itu karena setiap Agama mengajarkan kedamaian,” kata Budiman.

Dia juga mengaku tidak takut ataupun khawatir atas kejadian insiden kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob. Sebab, dirinya percaya Polri dan TNI bisa membentengi dan melawan aksi-aksi teror tersebut. “Kalau khawatir tidak. Terpenting saya berharap kita semua jangan termakan isu-isu hoaks dan Hate Speech ,” kata dia.

Seperti diketahui, insiden kerusuhan napi teroris di Mako Brimob terjadi pada Selasa (8/5) malam sekitar pukul 19.00 WIB hingga Kamis (10/5) dini hari. Lima anggota Polri gugur dibunuh para tahanan teroris.

Lima anggota Polri yang tewas setelah disandera napi teroris yakni Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli dan Briptu Luar Biasa Anumerta Fandy Nugroho. Sedangkan Bripka Mahrum Prencje tewas ditikam orang tak dikenal pada Kamis (10/5/2018) malam.(md)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *