Sosial&BudayaTekno

Berkat Media Sosial Orang Suku Laut Sedunia Akan Kembali Bersatu

Terpisah saat perperangan Raja Kecil Menyerang Johor 300 tahun lalu

PEKANBARU, Riau Andalas.com –  Kecanggihan teknologi informasi seiring perkembangan zaman memang jauh bermamfaat jika digunakan untuk kegiatan positif.  Diantaranya kecanggihan informasi media sosial yang mampu menyatukan dan memlertemukan sebuah hubungan yang telah lama terpisah dan menghilang.

Seperti halnya yang dirasakan orang suku laut,  berkat media sosial Facebook,  mereka mampu bisa menemukan satu sama lain yang ada di seluruh penjuru dindaerah bahkan sedunia. Pada hal sesuai sejarah orang suku lau ini telah berpisah atau terpecah-pecah sekitar 300 tahun lalu saat peperangan dalam merebut hak sebagai anak sultan Mahmud Shah II yang sebelumnya di kuasai Johor Malaysia yang dalam peperangan tersebut sampai terbunuhnya pimpinan orang laut yaitu Sri Bijawangsa, oleh kompoltan datuk bendahara.

Menurut  Panglima Raja Hariono Sri Bijawangsa yang juga merupakan Presiden suku laut Riau,  terakhir Suku Laut atau Orang Laut berkumpul 300 Tahun lalu yaitu Tahun 1717 M. Pada saat Raja Kecil menyerang Johor untuk merebut Haknya sebagai anak Sultan Mahmud Shah II. Penyerangan ini berhasil setelah dibantu oleh Orang Laut dari segala penjuru.  Dimana bantuan itu berdasarkan Orang Laut menuntut balas atas terbunuhnya pimpinan orang laut yaitu Sri Bijawangsa, oleh kompoltan datuk bendahara.

Berkumpulnya Orang Laut dalam penyerangan tersebut juga adanya Pangglian Sri Bijawangsa yang masih hidup untuk membantu Raja Kecil saat itu. Setelah keberhasilan itu didapatkan hingga kini turun menurun orang suku laut banyak terpisah dan terpecah.

Namun jelasnya,  pada tahun 2016 lalu ia mendapat konfirmasi pertemanan melalui melalui media sosial “Facebook” dari saudara-saudara Suku Laut dari berbagai daerah dan Negara diantaranya Malaysia, Thailand dan lain-lain, jika diindonesia terdiri dari Inhil, lingga, Sulawesi, dan lain-lain yang yang kembali mempertemukan antar sesama suku laut.

Dengan adanya pertemuan di Facebook itu seluruh orang laut makin serius membahas suku laut diberbagai penjuru di dunia. Sehingga pada pada 7 Januari 2017 lalu timbul inisiatif membuat Gerakan Memanggil kembali Orang Laut Sedunia untuk bersatu dibawah naungan organisasi Orang Laut International United atau Gabungan Orang Laut Internasional.

“Artinya gerakan ini menyatukan kembali Orang Laut diseluruh Dunia setelah terakhir dikumpul 300 tahun lalu,” kata Hariono.

Lebih jauh Dosen Fakultas UNRI ini menjaskan,  untuk menyatukan dan menguatkan seluruh Orang Laut atau Suku Laut diseluruh penjuru Dunia kembali,  ia telah mengundang seluruh orang laut atau suku laut dari berbagai penjuru didunia melalui media sosial Facebook dirinyabsendiri yaitu Haryono (Panglima Raja Sri Bijawangsa). Dimana perkumpulanya akan diselenggarakan di Provinsi Riau.

Sedangkan tujuan pertemuan itu,  untuk pembahasan berbagai bidangbuntuk kemajuan orang laut atau suku laut, seperti Memajukan Pendidikan Orang Laut di Seluruh Dunia, Meningkatkan Kehidupan Ekonomi Orang Laut di Seluruh Dunia, Membangkitkan Sejarah dan Marwah Orang Laut yang telah lama tenggelam.

“Sesuai pemanggilan,  kita mendapat respon baik orang laut dan orang yang peduli dengan Orang laut dibeberapa daerah, diantaranya, Muhammad Aminuddin Bin Abdul Pakar dari Sabah  Malaysia
Kadirung, SE dari Nusa Tenggara Timur (NTT), DAN JUGA Md Jokhairi Bin Johani dari SABAH malaysia, Qamal Hendro dan Densy Fluzianti dari Lingga Indonesia, Padlianto Minggu dari Sulawesi Tenggara, Dedi Arman dari Tanjung Pinang- Kepri, Taufik Hidayat, S.Kep dari Indra Giri-Riau dan lain-lainya dari bernagai negara yang dalam perlengkapan nama,” ujar Hariono.

Menurutnya, dalam waktu dekat ini sebelum orang laut se-dunia berkumpul di Riau ia berencana berkunjung kedaerah-daerah orang laut diseluruh dunia,  termasuk saudara orang laut yang berada di Bajau di Sabah Malaysia.

” Berbicara halangan saya fikir tidak ada halangan Cuma bedanya dahulu tidak ada izin dari Negara karena 300 tahun lalu tidak ada batas Negara, tapi sekarang izinnya akan kita urus, doakan saja ini berjalan lancar, tutup Haryono Sri Bijawangsa.  (dre

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *