PemerintahanRohul

Di Rantau Sakti Tambusai Utara Program PLN dan Kementrian ESDM Tumpang Tindih

38pltbg-rantau-sakti-1ROKAN HULU, Riau Andalas.com – PT. Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, berupaya capai Rasio Elektrifikasi (RE) hingga 100 persen, dengan memasang jaringan baru ke daerah-daerah yang belum tersentuh listrik PLN.

 

Tetapi, program tersebut dilakukan PT. PLN Rayon Bagan Batu, Kabupaten Rokan Hilir di Desa Mahato Sakti Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), dapat protes dari warga.

 

Karena, untuk pemasangan baru yang dilakukan PT. PLN dinilai tidak sesuai dengan program Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), yang telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) di Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara, melalui dana APBN hingga Rp 28,5 miliar.

 

Dimana, PLTBg Rantau Sakti diresmikan Wakil Menteri ESDM RI, Susilo Siswoutomo, pada Selasa 16 September 2014 lalu, dan awalnya PLTBg didirikan untuk terangi sekitar 1.050 rumah warga.

 

Tetapi, setahun beroperasi, daya 1 MW dari PLTBg Rantau Sakti bisa terangi 1.870 rumah. Hingga 2016 ini, jumlah pelanggan telah mencapai 2.303 Kepala Keluarga (KK) dan itu belum termasuk 303 pelanggan di kompensasi dan 678 titik penerangan jalan umum.

 

Terdapatnya tumpang tindih antara program PLN dengan Kementrian ESDM RI, diselesaikan melalui mediasi di kantor Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Rohul, Jumat (18/11/2016) sore kemarin. Kegiatan dihadiri Kepala Distamben Rohul Drs. H. Yusmar M.Si, Plant Manager PLTBg Rantau Sakti Jaya L. Prasetyo, Manager PLN Rayon Bagan Batu Ari Hikmawan, Kades Rantau Sakti Purwadi, Pjs Kades Mahato Sakti, serta puluhan masyarakat dua desa.

 

Kepala Distamben Rohul Drs. Yusmar, M.Si usai rapat menyatakan, pasca PLTBg Rantau Sakti diresmikan 16 September 2014 silam, Desa Rantau Sakti dan Desa Mahato Sakti dikhususkan serta ditetapkan sebagai Desa Mandiri Energi, karena arus listrik bersumber dari PLTBg bantuan dari Kementrian ESDM, yang memakai bahan baku limbah cair kelapa sawit atau POME.

Sikapi proyek pemasangan baru oleh PT. PLN Rayon Bagan Batu di Desa Mahato Sakti, Yusmar menyatakan harus ada kesepakatan antara PLN dan pihak PLTBg. Termasuk dilakukan evaluasi secara umum bagaimana jalannya PLTBg Rantau Sakti yang sudah berjalan 2 tahun, dan terangi rumah masyarakat di tiga desa, yakni Desa Rantau Sakti, Mahato Sakti, dan Rantau Kasai Desa Tambusai Utara.

 

Jelasnya lagi, pada prinsipnya, masyarakat mengharapkan adanya penyelesaian, bagaimana listrik PLN bisa masuk, sedangkan keberadaan PLTBg Rantau Sakti bisa diselamatkan. Kemudian, PLN dipersilahkan lakukan pembangunan karena punya target dan ketentuan waktu tersendiri. Tetapi, untuk koneknya karena ada pertemuan di Kementrian ESDM 22 November 2016, maka rencana itu masih menunggu hasil keputusan dari Kementiran.

 

“Permasalahan ini tidak bisa diputuskan Bupati atau Distamben Rohul sendiri. Dan baru bisa dikonekkan, bila dilaksanakan revisi keputusan Bupati Rohul tentang Desa Mandiri Energi untuk Rantau Sakti dan Mahato Sakti,” ucap Yusmar.

 

Dirinya berharap, PLTBg tetap ada. Bila ada revisi SK Bupati maka tidak adalagi Desa Mandiri Energi di Kabupaten Rohul, tetapi pihaknya akan berupaya yang sudah jadi percontohan di tingkat Provinsi Riau, bahkan tingkat nasional bida dipertahankan dan dijadikan salahsatu ikon.

 

“Apalagi pemerintah tengah menggalakkan energi baru dan terbarukan untuk mengganti energi fosil yang sudah mulai menipis,” sebut Yusmar.

 

Sikapi permasalahan itu, Manager PT. PLN Bagan Batu, Ari Hikmawan, mengakui untuk pekerjaan pemasangan baru dilakukan PLN tetap berjalan di Desa Mahato Sakti Kecamatan Tambusai Utara.

 

“Karena ini menunjang RE (Rasio Elektrifikasi) di Rohul, tetapi untuk koneknya masih tunggu hasil kesepakatan di Kementrian ESDM tanggal 22 November (2017),” ungkap Ari.

 

Jelas Ari lagi, secara kajian teknis, PLTBg Rantau Sakti yang memiliki daya 1 MW tidak akan sanggup layani lebih dari 2.300 pelanggan kedepannya. Bahkan dikatakannya, cepat atau lambat PLN juga akan masuk ke sana (Mahato Sakti dan Rantau Sakti).

 

Terkait pemasangan jaringan baru di Desa Mahato Sakti karena masyarakat setempat merasa kurang dapat 24 jam pelayanan listrik pasca terjadi insiden di PLTBg Rantau Sakti, diakui Ari bahwa ada permintaan tenaga listrik 750 KK di Desa Mahato Sakti. Sebagaimana PLN wajib layani masyarakat, akhirnya kita coba jajaki ke situ. Dan ternyata pihak PLTBg nya mengizinkan, cuman harus ada kesepakatan PLTBg dan PLN.

 

Walaupun pemasangan jaringan baru PLN diprotes, Ari mengaku, pembangunan dilakukan pihaknya yang sudah berdasarkan rencana kerja tetap akan dilaksanakan, namun PLN masih menunggu keputusan dari Kementrian ESDM.

 

PLN mempunyai rencana kerja, dalam penjualan tenaga listrik, dan pembangunan sudah direncanakan. Dari itu, tudingan ada unsur politik berkaitan Pilkades serentak di Desa Mahato, dengan masuknya PLN di desa ini dibantahnya. ** Alfian **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *