advertorialGaleriPemerintahanRiau

Peluang Peningkatan Sektor Perikanan dan Kelautan

Plt Gubri Tandatangani MoU antara Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi Jambi di Jakarta
Gubri Tandatangani MoU antara Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi Jambi di Jakarta

PEKANBARU Riauandalas.com – Dikenal sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terus mengembangkan upaya budi daya industri. Diantaranya terkait sektor perikanan dan kelauatan yang dikelolah oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menagani bebagai hal seperti penangkapan ikan, budidaya, industri pengolahan, industri bioteknologi perairan, pembangunan pulau-pulau kecil, produksi garam, pemanfaatan benda-benda berharga dari kapal tenggelam, dan pengembangan sumber daya alam nonkonvensional di wilayah pesisir dan samudra.

Hingga saat ini dan sejak kehadiran KKP sudah banyak perkembangan dan kemajuan berjalan, termasuk di sektor produksi perikanan.

Sesuai data Kementerian pada 2010 lalu sumbangan protein ikan dalam total asupan protein hewani rakyat Indonesia barn 50 persen, sekarang 62 persen. Nilai ekspor perikanan juga meningkat dari 1,5 miliar dollar AS (1999) menjadi 3 miliar dollar AS (2010). Demikian pula dengan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap produk domestik bruto, kini mencapai 3,2 persen dari 1,9 persen pada 1999.

Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Sampai sekarang mayoritas nelayan, terutama nelayan buruh, masih hidup dalam kubangan kemiskinan. Ironisnya, stok ikan di beberapa wilayah perairan laut seperti Selat Malaka, Laut Jawa, pesisir selatan Sulawesi, Selat Bali, dan Arafura telah mengalami tangkap jenuh (fully-exploi-ted) atau kelebihan tangkap (overfishing). Ekosistem pesisir seperti estuari, mangrove, terumbu karang, dan padang lamun banyak yang rusak, baik akibat eksploitasi, konversi (reklamasi), maupun pencemaran. Padahal, ekosistem pesisir adalah tempat pemijahan, asuhan, mencari makan, atau membesarkan diri hampir semua jenis ikan dan biota laut.

gubri-bersama-deputi-kementrian-kelautan-perikanan-ri-tinjau-pelabuhan-tempat-pelelangan-ikan-tpi-di-dumai

Hanya saja yang memprihatinkan adalah gempuran impor ikan yang menggila dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya kita hanya mengimpor tepung ikan, salmon, dan beberapa produk perikanan yang tidak bisa diproduksi di Indonesia dan dengan nilai yang tidak signifikan (kurang dari 50 juta dollar AS) per tahun.

Sekarang komoditas yang diimpor termasuk yang ada di Indonesia seperti kembung, layang, teri, tongkol, dan malalogis dengan nilai lebih dari 200 juta dollar AS per tahun. Padahal, potensi produksi perikanan Indonesia terbesar di dunia, 65 juta ton per tahun, dan baru dimanfaatkan 10,5 juta ton (16 persen).

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia dan Riau khususnya melakukan berbagai upaya untuk melakukan peningkatan di sektor Perikanan dan Kelautan.

Beberapa waktu lalu Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan Perikanan RI Rifki Hardiyanto ke Dumai untuk melihat potensi perikanan serta Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan TPI di Dumai. Pada Peninjauan ini turut juga hadir mendampingi Wakil Walikota Dumai Eko Suharjo, Kadis Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau serta Satker terkait.

Di Riau, Dumai salah satu daerah yang memiliki potensi Fasilitas Kelautan dan Perikanan yang dibangun dengan APBD Pemprov Riau. Untuk itu perlu dilaukan pengembangan agar dapat mendatangkan dan meningkatkan pendapatan asli daerah.

Gubri lepaskan benih ikan di Sungai Siak disaksikan oleh Wakil Presiden RI saat Hadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2016 di Siak Sri Indrapura

Pada kesempatan itu, Gubri mengatakan bahwa Gedung Terminal Agri Bisnis di Kelurahan Purnama dan Balai Latihan Kerja dapat digunakan untuk pengembangan potensi sektor perikanan dan kelautan. Potensi lain yang dimiliki Dumai adalah laboratorium yang bisa dikembangkan dan difungsikan sehingga bermanfaat serta menjadi salah satu sumber pendapatan non Migas Dumai.

Kepala Badan Pengembangan SDM KKP Rifki Hardiyanto mengatakan bahwa kunjungan Gubri ke Dumai tersebut dalam rangka untuk meninjau Potensi Daerah serta sarana Prasarana Pendukung Perikanan. Hal ini dikarenakan Dumai termasuk salah satu wilayah pesisir Pantai Timur Sumatera yang ada di Provinsi Riau.

Berbagai hal terus dilakukan demi peningkatan di sektor Perikanan dan Kelautan.

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau juga menggelar acara Harmonisasi Pengelolan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil beberapa waktu lalu. Acara ini dihadiri oleh Utusan Loka KKPN Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, utusan Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Dinas Kehutanan Provinsi Riau, utusan Biro Hukum Provinsi Riau, utusan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau dan perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kabupaten Inhil.

Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta bagaimana pengelolaan secara efektif Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di daerah Riau. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan solusi kepada peserta bagaimana tentang upaya menangani masalah-masalah yang sering terjadi di kawasan-kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil di daerah Riau.

Belum lama ini, terkait upaya peningkatan di sektor Perikanan dan Kelautan ini juga dilakukan penebaran 55 ribu benih Ikan di Danau Larangan Sungai Tombang.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan perairan dan melestarikan keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan umum. Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Pemerintah Provinsi Riau melakukan penambahan 55 ribu stock ikan (Restocking) di Danau Larangan Sungai Tombang, Desa Perombahan, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar pada bulan Agustus 2016 lalu.

Tujuan restocking dilaksanakan untuk melestarikan sumber daya perikananan perairan umum daratan dan benih ikan yang ditebar adalah jenis ikan Baung yang merupakan ikan khas dari Provinsi Riau.

Diketahui, di Kampar banyak ditemui Oxbow (danau-danau yang tidak menyatu degan perairan lain, red). Lingkungan ini harus dijaga dan untuk menjaga keseimbangan perairan perlu dilakukan restocking. lkan yang ditebar merupakan ikan khas Riau. Saat itu sebanyak 55 ribu ekor ikan yang ditebar adalah ikan Baung.

Pemerintah provinsi Riau melalui Dinas Perikanan dan Kelautan berharap kepada kelompok masyarakat pengawas perikanan (pokmaswas) agar ikut serta menjaga keberlangsungan sumberdaya alam yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kabupaten Kampar termasuk dalam wilayah kawasan budidaya perikanan. Diskanlut Provinsi Riau akan senantiasa melakukan pembinaan-pembinaan dan memberikan bantuan-bantuan untuk meningkatkan kelestarian sumber daya alam.

Di danau larangan Sungai Tombang Desa Perombahan, Kampar Timur sudah terbentuk kelompok pengawas perikanan Sungai Tombang. Dan kelompok tersebut sudah berprestasi tingkat Provinsi.

Provinsi Riau memiliki peluang yang sangat besar di sektor Perikanan dan Kelauatan. Hal ini disebabkan karena provinsi Riau berada di perairan luat dan memiliki sungai yang cukup besar.

Wilayah lautan yang dimiliki Riau adalah 12 mil dari garis pantai serta memiliki 4 sungai besar diantaraya Sungai Siak (300 Km) dengan kedalaman 8 -12 m, Sungai Rokan (400 Km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 Km) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 Km) dengan kedalaman 6-8 m.

Kabupaten yang memiliki potensi perikanan laut, Seperti Panipahan, Rokan Hilir, Bengkalis, Meranti dan Indragiri Hilir dan Dumai merupakan penyumbang hasil laut untuk Riau. Selain itu sumberdaya perikanan air tawar juga selama ini seperti di Kabupaten Kampar, Pelalawan, Rokan Hulu dan Kuansing.

Untuk itu, sektor ini merupakan andalan untuk terus ditumbuhkembangkan oleh Pemerintah Provinsi Riau bersama Kabupaten dan Kota di daerah ini dengan sasaran pembangunan diantaranya : peningkatan konsumsi ikan dalam negeri, memperoleh devisa dengan cara ekspor hasil tangkapan, menyediakan bahan baku perikanan, peningkatan kesejahteraan nelayan dan sekaligus juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja.

Gubernur Riau Provinsi Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan bahwa Provinsi Riau terletak di posisi yang sangat strategis dan menguntungkan. Peluang itu harus bisa dimanfaatkan secara optimal dan maksimal dalam pengembangan sektor perikanan yang membawa dampak langsung kepada ekonomi masyarakat Riau.

Sumberdaya perikanan Provinsi Riau ke depannya, memang bisa menjadi salah satu andalan penggerak perekonomian dan pembangunan daerah. Sumberdaya perikanan ini menyebar baik untuk potensi perikanan air tawar maupun potensi perikanan laut yang terhampar luas di sepanjang garis pantai dan pulau-pulau di wilayah Riau.

Dikatan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, pengembangan sektor Perikanan di Provinsi Riau diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi Perikanan. Sehingga, secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan yang tercermin dari pendapatan rumah tangga perikanan setiap tahunnya.

Dengan bertambahnya sarana dan prasarana perikanan, maka akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan dan nilai produksi perikanan, sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian Provinsi Riau.

Menurut Andi Rachman, selain minyak dan gas, sektor perikanan harus menjadi sektor unggulan bagi Provinsi Riau untuk jangka pendek dan ke depannya.

Sektor strategis ini perlu mendapatkan perhatian serius untuk lebih dikembangkan secara profesional. Targetnya jelas yakni, penggalian potensi perikanan secara optimal, peningkatan produksi secara maksimal dan berkesinambungan dengan sasaran akhirnya adalah untuk peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Riau.

Data statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau mencatat, potensi perikanan daerah ini cukup tinggi, yakni lebih 132.000 ton dan itu terus meningkat tiap tahun. Potensi sektor perikanan di Riau tidak hanya tersebar di sektor kelautan, namun juga perikatan air tawar. Dalam beberapa tahun terakhir, potensi budidaya kolam yang mencapai sekitar 14.000 ton. Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba, yang pemanfaatannya masih di bawah 10 persen.

“Potensi inilah yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mendukung pendapatan asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau. Namun demikian, kita harus memiliki data-data potensi perikanan yang valid. Ini perlu menjadi perhatian, Dinas Kelautan dan Perikanan harus betul-betul mendata potensi dan produksi ikan sehingga tidak merugikan daerah. Kita harus tahu potensi dan produksi riil hasil perikanan Riau,” kata Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru.

Hal tersebut dikemukakan Gubri berdasarkan informasi yang diperolehnya, bahwa sebagian besar nelayan di Riau langsung menjual hasil tangkapannya kepada pengepul ikan sehingga tidak didapatkan data yang pasti terkait data produksi perikanan di kawasan setempat.

Sehubungan dengan sektor Perikanan ini, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi Jambi juga sudah menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) tentang Kerjasama Antar Daerah. MoU ditandatangani Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dan Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli, di Kantor Badan Penghubung Provinsi Riau Jakarta.

Kerjasama ini diikuti dengan penandatanganan MoU tentang Penangkapan Ikan, Budidaya dan Pemasaran Hasil Perikanan.

Daerah perbatasan Riau-Jambi baik laut maupun darat punya potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Gubri optimis kerja sama ini membawa manfaat bagi masyarakat. Apalagi ke depan Sumatera akan terus berkembang seiring dengan dibangunnya jalan tol Sumatera, trans Sumatera dan pembangunan lainnya. Ada dua kabupaten yang berbatasan langsung, yakni Kabupaten Inhil, Riau dan Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Kedua kabupaten ini punya potensi dan kekayaan yang cukup besar untuk dikembangkan. Sebelumnya, Riau juga sudah menjalin kerjasama budaya dan wisata dengan Provinsi Kepri. Berbagai upaya yang dilakukan dan akan terus ditingkatkan ini tak lain demi peluang peningkatan di sektor Perikanan dan Kelautan. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *