LingkunganPemerintahanRohul

Munuga” Padi Di Ladang”,Tradisi Masyarakat Rohul Nyaris Dilupakan.

ROKAN HULU,Riauandalas.com -Tradisi “Munuga” atau kegiatan awal menanam padi di ladang oleh masyarakat Rokan Hulu (Rohul) yang bisa saat bercocok tanam padi setiap setahun sekali, kini mulai dak dikenal oleh generasi muda di Rohul.

Munuga padi di ladang, dilaksanakan untuk memulai tanam padai dalam rangka memenuhi kehidupan masyarakat petani. Karena, kegiatan Munuga dilaksanakan sekali dalam se tahun yang dikerjakan secara bergotong royong, dan bersama-sama yang disebut dengan istilah purari (bekerja pada sebuah ladang secara bersama sama dan bergiliran dalam waktu yang ditentukan dan disepakati).

“Sementara, tradisi Manuga padi di ladang tersebut penuh dengan nilai-nilai kekeluargaan, ke kekerabatan, saling peduli dan membentuk jiwa kebersamaan. Namun apa jadinya bila generasi muda kita tidak mengenal Manuga, sehingga kita perlu melestarikannya dan menyampaikannya ke masyarakat khususnya pemuda di Rohul,” kata Kadisparbud Rohul, Drs Yusmar M.Si, Kamis (27/9/2018).

Kadisparbud Rohul Yusmar bersama para pegawainya, serta sejumlah masyarakat, Rabu (26/9/2018) kemarin, ikut Manuga padi di Ladang, di lahan milik tokoh adat dam Budayawan Rohul Taslim M, bergelar Datuk Intan Moge yang juga pengurus LAMR Rohul, di Jalan Kubu Manggis, Kecamatan Desa Rambah Tengah Utara, Kecamatan Rambah.

Datuk Intan Moge sengaja mengundang kadisparbud dan sejumlah pegawainya, untuk ikut Munuga Padi di ladang, agar kedepannya tradisi tersebut tidak hilang ditelan zaman. Kemudian, itu menjadi tradisi turun temurun yang nantinya tidak lekang dan hilang ditelan zaman.

Yusmar menyatakan, tradisi Munga padi diladang, juga memberikan peradaban antara manusia dan lingkungan. Karena Munuga mempunyai adab dan cara-cara yang lazim di gunakan untuk mengarap tanah, sehingga terjadi kontak bathin hubungan harmonis antara manusia dan alam.

“Sehingga berharap hasil yang diperoleh juga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik,”

“Dari tradidi Muga yang ditunjukan Datuk Intan Moge, sebagai sikap norma serta nilai-nilai kekeluargaan dan kekerabatan. Bagi generasi sekarang sudah terlupakan pada hal masih berlangsung dan tetap hidup dan silaksanakan di negeri ini,” jelas Yusmar.

Sebut Yusmar lagi, Munuga juga merupakan bagian dari kebudayaan yang dapat menjalin hubungan sesama dan hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan menuju suatu kehidupan yang penuh dengan keseimbangan.

“Dengan demikian tradisi munuga juga memberikan nilai-nilai peradaban dalam bersikap dalam bermasyarakat, dan ini harus dipertahankan,” ucap Yusmar.

*( Alfian Tob).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *