LingkunganPemerintahanRohul

Masyarakat Dan Kades Mahato Bangun Jalan Lingkar Desa Antisipasi Kemacetan Lalu Lintas

Kades Mahato, Firiadi memantau pembangunan jalan lingkar desa di Mahato.2

ROKAN HULU, Riau Andalas.com– Kepala Desa Mahato, Kecamatan Tambusai Utara, Firiadi, saat ini fokuskan pembangunan jalan lingkar desa sepanjang 4 Km menghubungkan Km 24 Simpang Badak ke Km 24 Simpang Tarigan, dananya dari punggutan resmi ke kendaraan pengangkut kelapa sawit dan barang lainnya melalui ampang-ampang sekitar Rp100 juta.

“Ini mengantisipasi, lima tahun kedepan akan semakin meningkatnya arus kendaraan yang melintas. Kemudian terkait akan adanya investor yang masuk serta membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Simpang Badak Desa Mahato. Sehngga dari sekarang, kita sudah antisipasi dan kedepannya tidak ada kemecetan arus kendaraan karena kita sudah ada jalan lingkar desa,” tegas Kades Mahato Firiadi, Selasa (28/11/2017).

Jalan lingkar yang dibangun, dengan lebar 16 meter tanpa adanya ganti rugi lahan milik masyarakat, karena masyarakat mau memberikan pelebaran untuk jalan capai 16 meter, dari jalan yang sudah ada awalnya hanya 7 meter.

Pengerjaan jalan lingkar 4 Km saat ini, Firiadi mengakui itu tahap 2. Dimana tahap 1, pihaknya setelah resmi dilantik sebagai Kades Mahato sudah membuka akses jalan linkar desa sepanjang 20 km yang menghubungkan Km 11 ke Km 24 Sindur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rokan Hilir, yang menghabiskan dana sekitar 2,5 miliar langsung dilakukan base.

“Semuanya dari dana pungutan ampang-ampang, dimana setiap kendaraan bermuatan yang melintas dikenakan Rp10 per kg untuk buah kelapa sawit dan barang lainnya atau Rp200 ribu per mobil sekali melintas. Dana pembukaan jalan dan base dari kutipan ampang ampang, dan dibantu alat berat dari Dinas PUPR Rohul berupa Bomak dan gleder sistim pinjam pakai,” ungkap Firiadi.

Firiadi mengakui, saat ini ampang-ampang sudah dikelola desa atas kesempakatan bersama. Sistim pengelolannya juga dilakukan pihak ketiga, dengan cara lelang terbuka 3 bulan sekali. Untuk besaran setoran lelang ampang- ampan sendiri, itu tergantung pada kondisi produksi buah kelapa sawit masyarakat dan perusahaan.

“Ini merupakan program kita jangka panjang, dan bila nantinya sudah selesai pembangunan jalan lingkar desa, maka kendaraan besar pengangkut kelapa sawit dan lainnya mereka tidak lagi melintasi jalan pemukiman penduduk desa, namun melalui jalan lingkar desa yang kita bangun tersebut. Terget pengerjaannya bertahap, karena kita gunakan dana ampang-ampang bukan dari Alokasi Dana Desa (ADD) atau Dana Desa (DD), “ ucap Firiadi lagi. ***( Alfian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *