AndalasBerita utamaRohulTravel

Indahnya Wisata Air Terjun Aek Matua

 

Air Terjun Aek Matua Rokan Hulu- Riau
Air Terjun Aek Matua Rokan Hulu- Riau
Pasir Pangairan, Riauandalas.com —Di tengah minimnya wisata alam di Riau, AiTerjun Aek Matua menjadi favorit yang dapat mengobati kerinduan wisata alakhususnya bagi Anda yang berada di Riau. Pemandangan indah dan unik yang dihasilkan oleh air terjun ini memang sangat luar biasa. Aek Matua memiliki tingkatan air yang mengalir dari bebatuan, tak heran jika warga sekitar sering menyebutnya air terjun tangga seribu.
Bukan saja keindahan air terjunnya yang dapat anda nikmati, kejernihan air yang menyegarkan, serta pemandangan hijau yang bersumber dari berbagai jenipohonan yang tumbuh dengan rindang, membuat keindahannya semakin lengkap.
Terlebih dengan adanya bebatuan cadas dengan tekstur dan bentuk yang unik, melengkapi pesona alam pada objek wisata Air Terjun Aek Mertua.
Air terjun ini berada di Dusun Huta Padang, Kecamatan Bangun Purba, Rokan Hulu, Provinsi Riau. Letaknya di hulu sungai d wilayah Bukit Simalombu, sebuah bagian dari rangkaian dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan. Nama Aek Martua
berasal dari bahasa suku Mandailing yang artinya adalah Air Bertuah. Memang Aek Matua belum sepopuler wisata lain. Namun wisata ini sayang dilewatkan jika
Anda datang ke Rohul, Riau. Kawasan Aek Matua mempunyai luas 7.449 kilometer persegi. Disana terdapat tiga
air terjun yang memiliki ketinggian yang berbedabeda. Ketinggian mulai dari 15 sampai 40 meter. Anda bisa bermain air dilokasi air terjun yang pertama yangaek matua tangga
memiliki hamparan batu yang cukup luas, sedangkan air terjun kedua memiliki kolam 250 meter untuk mandi. Air terjun ketiga mempunyai ketinggian sekitar 40 meter. Anda harus memiliki keahlian panjat tebing untuk menuju air terjun
tertinggi tersebutLantas, bagaimana cara agar sampai ke Air Terjun Aek Matua?.
Dari Simpang Tangun pasir pengaraian anda harus menempuh jarak 12 arah tapanuli selatan dari pintu masuk. Pengunjung akan melewati jembatan gantung dan jalan setapak di kawasan perkebunan masyarakat sejauh kurang lebih 3,5 km.
Selanjutnya pengunjung memasuki kawasan hutan lindung dan harus berjalan kaki sekitar 3 km dengan kondisi jalan yang cukup curam.(liza)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *