Berita utamaBisnis&EkonomiRiau

Wagubri Sayangkan Kerambah PLTA Belum Merata di Kelola Masyarakat

KAMPAR,Riauandalas.com – Usai melakukan safari dakwah Gerakan Salat Subuh Berjamaah (GSSB) Riau di Dusun Sawah Kabupaten Kampar,
Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Brigjen TNI (Purn) H Edy Natar Nasution kunjungi usaha kerambah ikan di waduk PLTA Koto Panjang.

Kunjungan tersebut, Wagubri juga didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Ir H Herman Mahmud, MSi, mantan Kepala Dinas Perikanan Riau, Prof DR Ir Irwan Effendi, MSc serta beberapa pihak terkait dari Kabupaten Kampar.

Disela-sela kunjungan, Wagubri menyampaikan, merasa kagum dengan usaha kerambah ikan yang ada di waduk PLTA ini, karena mengingatkan beliau pada pengalaman memiliki kerambah di waduk Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat (Jabar) masa lalu yang hasilnya bisa meningkatkan perekonomian bagi masyarakat.

Sayangnya kata Wagubri, kerambah yang ada di waduk PLTA Kampar ini, pemiliknya masih di dominasi oleh pengusaha besar dan belum merata pada masyarakat. Sehingga ini harus menjadi perhatian kedepan yang bisa menjadi usaha milik masyarakat.

“Sesuai komunikasi, alasannya karena membuat kerambah ini modalnya cukup besar yang mencapai puluhan juta per kerambah. Sehingga masyarakat juga belum mampu dan menjadi tugas kita kedepan agar masyarakat juga bisa membuat usaha kerambah ini,” kata Wagubri. Sabtu (16/7).

Memang tambah Wagubri, untuk bantuan pemerintah sudah ada kerambah yang dibantu pemerintahan Kampar. Namun itu juga baru beberapa saja. Diharapkan ini, juga menjadi perhatian ditingkat Provinsi Riau kedepan. Karena usaha ini hasilnya sangat potensi untuk perekonomian masyarakat.

“Untuk itu, dalam kunjungan ini kita juga bawa lansing Kepala Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Riau meninjau kerambah ini. Mudah-mudahan beliau bisa mencarikan solusi untuk masyarakat juga bisa buat usaha kerambah. Tambah lagi lokasinya masih cukup luas untuk dikembangkan,” ujarnya.

Selain itu mantan Danrem 031 Wira Bima ini, juga mengapresiasi mantan Kepala Dinas Perikanan Riau, Prof DR Ir Irwan Effendi, MSc yang juga memiliki usaha Kecambah di waduk PLTA ini, karena selain memiliki kerambah ia juga sekali gus memberikan cara mengelola kerambah yang tepat untuk masyarakat sesuai keahlian yang dimiliki.

“Artinya, saat ini bagaimana bisa membantu masyarakat bisa memiliki kerambah ini dan menjadi usaha kedepan. Karena kita juga sudah mendengar lansung dari bapak Prof Irwan Effendi yang siap membantu masyarakat yang ingin membuat kerambah di PLTA ini,” tuturnya.

“Hasil kerambah ini cukup besar, rata-rata satu kerambah bisa menghasilkan keuntungan mulai 5-10 juta rupiah per kerambah. Sekarang ini bagaimana membantu dan masyarakat yakin dan tekun dengan usaha kerambah ini,” tutupnya.

Kepala Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Riau, Ir H Herman Mahmud, MSi, mengakui untuk kerambah ini belum ada program dari tingkat provinsi. Sehingga ia kedepan akan mencoba mencarikan solusi dan program sesuai yang disampaikan Wagubri.

“Selama ini, kita baru di tingkat kelautan, seperti dipulau rupat. Mudah-mudahan kedepan kita bisa juga buat program untuk di waduk PLTA ini,” katanya.

Sementara Prof Irwan Effendi menjelaskan, waduk PLTA tersebut luasnya mencapai 12 ribu hektare yang terisi kerambah baru sekitar 40 persen. Artinya masih banyak lokasi untuk membuat kerambah baru bagi masyarakat.

“Luas waduk ini sekitar 12 ribu hektare, dan masih banyak lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat,” jelasnya.

Terkait modal buat kerambah, Ketua Yayasan Pendidikan Raja Ali Haji, Unilak ini mengatakan, jika modal satu kerambah mencapai Rp30 juta per kerambah. Semua itu untuk perlengkapan kerambah, bibit ikan, tempat tinggal penjaga dan pakan. Jika dilihat dari perekonomian masyarakat saat ini anggaran itu memang cukup besar. Sehingga peminat dari masyarakat juga sedikit.

“Tapi kalu ada bantuan dari pemerintah ini akan sangat bagus, karena hasil kerambah ini cukup besar yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Tambah lagi pasaran ikan ini sudah ada,” jelasnya.

Pastinya angka keuntungan kerambah ini tambahnya, mulai dari 5 hingga 10 juta, bahkan mencapai angka 20 puluhan juta tergantung besar kerambah dan cara pengelolaannya. Dan ia sendiri pernah mencapai angka 27 jutaan sekali panen.

“Jadi hasil itu juga tergantung cara pengelolaannya. Sedangkan ikan yang dipelihara, terdiri dari bermacam-macam ikan. Seperti ikan mas, gurami, nila dan lainya yang pemasaranya tidak sulit dan rata-rata sudah penampung,” tuturnya.(dre)