Pendidikan

Belajar Ilmu Ikhlas dari Guru Ngaji


Oleh: Hincat Pangabisan

Kenikmatan memang bisa dirasakan oleh semua orang dengan cara yang berbeda-beda, pemain bola misalnya akan merasakan kenikmatan yang luar biasa saat mampu menggiring bola dan menciptakan gol, seorang petani akan merasakan kenikmatan saat tiba waktu panen dan mendapat hasil yang banyak, seorang pedagang yang selalu laris dagangannya sehingga mampu mengembangkan dagangannya, atau juga seorang pengusaha yang sukses dalam membangun bisnis sehingga mampu mewujudkan keinginannya, dan banyak sekali kenikmatan-kenikmatan yang dapat kita rasakan melalui jalan dan cara kita masing-masing.

Demikian pun juga seorang guru ngaji akan merasakan kenikmatan yang luar biasa pada saat mengajar dan melihat anak didiknya mampu membaca al-qur’an dengan baik. Saya tidak tahu persis, apakah semua guru ngaji berhasil menikmati profesi itu. Apakah semua guru ngaji pernah merenung sejenak, tentang kenikmatan itu. Dan, apakah kenikmatan itu benar-benar pernah diperoleh dan dirasakan serta disyukuri.?
saya ingin sekali berbagi dan mengajak sahabat guru ngaji yang dimuliakan Allah untuk merenung sejenak. Beberapa hari yang lalu saya diajak salah satu teman saya untuk pulang kampung halamannya, karna hujan yang sangat deras dipertengahan jalan kita terpaksa berhenti dan mencari tempat berteduh, persis di sebrang jalan itu ada surau kecil dengan lampu penerang seadanya, terdengar suara anak-anak kecil sedang belajar ngaji, saya dan temanku itu spontan menuju musholla itu, setelah masuk surau kecil itu masya Allah tidak bisa saya bayangkan bagaimana mungkin guru ngaji itu terlihat tetap semangat mengajari santri-santrinya sedangkan tempat duduk yang hanya beralas tikar seadanya itu, terlihat basah karena linangan air hujan yang dihembuskan angin sehingga masuk menembus bangunan yang sudah tua itu, pun juga air hujan yang masuk dibawa angin melalui jendela, dan dari atap bangunan tua itu. Akan tetapi kondisi seperti itu tidak mematahkan semangat guru ngaji yang sudah terlihat agak sepuh itu, beliau dengan penuh perhatian mengajari santri-santrinya satu persatu, pelan-pelan memberikan contoh bacaan yang benar dengan suara yang begitu jelas nan indah. Dengan metode mengajar salafi atau tradisional yang beliau ketahui, beliau Memperbaiki bacaan santri yang salah dengan sabar dan senyum, shubhanallah apakah ini yang disebut ilmu ikhlas yang paling tinggi? Mengajari ngaji dengan khusuk dan ikhlas dengan tidak mengharap apapun dalam kondisi darurat seperti itu.

Sahabatku, waktu itu sebenarnya hujan sudah mulai reda, temanku mengajakku untuk segera meneruskan perjalanan akan tetapi hati ini ingin sekali menyapa dan bershilaturrahim dengan beliau, karena belum jua selesai mengaji, saya meminta temanku untuk menunggu sebentar toh hujan juga belum betul-betul reda. Selama sepuluh menit menunggu beliau akhirnya saya bertemu beliau dan sedikit saya perkenalkan diri, saya bertanya “apakah yang membuat pak kiai begitu semangat mengajar santri-santri mengaji? Beliau terdiam sejenak dan menjawab pertanyaanku dengan penuh rendah hati “ ya hanya ini maz yang dapat saya lakukan…”mendengar jawaban beliau saya ingin bertanya lagi, “maaf pak kiai apa yang bapak kiai dapatkan dari ngajari ngaji ini? Beliau langsung menjawab “ saya merasakan kenikmatan yang luar biasa maz” mendengar jawaban kedua ini saya tidak bertanya lagi, saya langsung pamit dan meneruskan perjalanan.

Di tengah perjalanan saya menyadari bahwa dalam hidup ini tidak ada yang namanya kebetulan, semua sudah ada skenario dan rencana Allah, Allah mempertemukan saya dengan pak kiai sepuh itu, mungkin agar atleast saya bisa menyadari dan mendapat pelajaran berharga, bahwa merasakan kenikmatan dalam hidup itu bukan hanya karena kita kaya harta tapi jauh dari itu adalah kaya jiwa.

Mengenai definisi tentang kaya jiwa saya mengutip pendapat Bpk Imam Suprayogo (Rektor UIN Malang) menurut beliau orang yang kaya jiwa adalah orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri, berani menghadapi tantangan hidup, ikhlas, sabar dan mampu membagikan kasih sayangnya kepada semua. Ia tidak takut miskin dan tidak takut pula kehilangan harta maupun jabatannya, yang ditakutkan adalah jika keberadaannya tidak memberi manfaat bagi orang lain. Lalu, siapa sesungguhnya orang yang miskin jiwa itu. Tidak lain adalah orang yang tidak menyandang sifat yang dimiliki oleh orang yang berjiwa besar itu. Sehingga, sekalipun hartanya melimpah, tetapi jika dia bakhil, pelit terhadap orang lain, maka harta yang dikumpulkan dengan susah payah, toh akhirnya juga tidak memberi manfaat pada siapa saja, termasuk kepada dirinya sendiri.

Nah,, untuk meraih kenikmatan dalam hidup ini salah satunya kita harus kaya jiwa, menjadi apa saja dan profesi apapun saja kita harus berjiwa ikhlas, tawadduk, tawakkal kepada Allah, sabar dan selalu berusaha untuk bermanfaat bagi orang lain, seperti yang sering kita dengar firman Allah di dalam AL-qur’an “ Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” dan di ayat lain Allah berfirman “ barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah akan menjadikannya jalan terbaik dan memberikan rizki yang tidak disangka-sangka (al-quran).

Sebagai guru ngaji marilah kita mulai merasakan kenikmatan saat kita bersiap-siap mengajar, membawa perlengkapan materi, buku panduan pembelajaran al-quran, merapikan barisan anak didik kita, mengajari mereka dengan metode yang terbaik sehingga kita mampu menghasilkan generasi-genarasi qurani yang suka membaca al- qur’an, menghafalkannya serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari. Ingatlah hadits Rosulullah “ sebaik- baik kalian adalah orang yang membelajari al-qur’an dan mengajarkannya” (H.R. Abdul Bar).

Demikian yang dapat saya bagikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan menjadi motivasi, semangat bagi kita sehingga apa yang kita lakukan dalam hidup ini benar- benar berarti, juga semoga menambah kekayaan jiwa kita, meningkatkan keikhlasan dan mempertebal keimanan kita dengan senantiasa bertawakkal kepada Allah. Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *