Technology

Peneliti Jepang,Ciptakan Robot Bisa Baca Pikiran

Ilustrasi net

JAKARTA, Riauandalas.com- Kini apa yang ada di dalam pikiran mu, bisa diketahui oleh dirimu sendiri. Ya, pikiran merupakan bagian personal diri kita yang tidak bisa dibaca oleh orang lain.

Sistem kecerdasan buatan dari empat peneliti Kyoto ini, mungkin bisa menjadi awal dari dunia baru di mana teknologi bisa menggambarkan apa yang ada dalam pikiran setiap manusia.

Tim peneliti universitas ternama di Jepang telah sukses membuat program server yang mereka namakan BioRxiv (bio-archive).

Teknologi tersebut mengkaitkan bagian jaringan terdalam saraf otak untuk menghasilkan struktur diagram gambar. Dalam struktur gambar sistem BioRxiv, terdapat kemampuan untuk menghasilkan lapisan bentuk dan warna bedasarkan aktivitas dalam otak kita.

Secara mudahnya, sistem komputer yang mereka ciptakan dapat menghasilkan gambaran tentang apa yang dipikirkan dalam otak kita. Untuk menciptakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence (AI)), tim peneliti mulanya mengadaptasi dari mesin scan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Untuk menghasilkan gambaran tersebut, mereka awalnya membaca gambar biner dengan mengubahnya menjadi warna hitam dan putih serta menganalisis bentuk. Proses tersebut hampir sama seperti teknologi dalam mesin MRI.

Akan tetapi, karena tujuannya untuk mendeteksi gambaran dalam otak, para tim peneliti ditantang untuk menghasilkan sistem yang lebih canggih dalam mengolah gambar.

Kemampuan kecerdasan buatan yang mereka ciptakan tak hanya menghasilkan warna hitam putih saja, tetapi juga perlu mengadaptasi banyaknya stuktur dalam gambar. Mulai dari banyaknya warna hingga bentuk, semuanya menjadi penting untuk disertakan dalam sistem BioRxiv.

“Kita tengah mempelajari metode untuk merekonstruksi atau mengkreasikan ulang gambaran dari apa yang seseorang lihat, melalui aktivitas otak,” ujar Yukiyasu Kamitani, salah satu tim peneliti Kyoto University, melansir CNBC, Kamis (11/1/2018).

Metode sebelumnya dalam teknologi kecerdaasan yang mereka buat, hanya dapat mendeteksi gambar melalui piksel dan bentuk sederhana saja.

Sayangnya, otak manusia memproses informasi visual secara terstruktur atau melalui beberapa tahapan.

Karena bekerja melalui proses yang tidak sederhana dalam melihat objek, para peneliti juga perlu menyesuaikan sistem teknologi AI mereka.

Jadi, AI yang mereka buat tak hanya bisa membaca piksel, melainkan juga perlu untuk menganalisis struktur dan tahapan seperti otak manusia.

Sumber liputan 6

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *