Sosial&Budaya

Hikmah Ramadhan Dibalik Nuzulul Qur’an Bersama Muspida Kediri

 
KEDIRI, Riau Andalas. com – Bupati Kediri, Hj.Haryanti Sutrisno, Dandim Kediri, Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han), Kapolres Kediri, AKBP Sumaryono, Ketua MUI Kabupaten Kediri, H.Imam Sanusi, Ketua DPRD kabupaten Kediri, H.M.Sulkani serta Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Kediri ,malam ini menghadiri Nuzulul Qur’an yang berlangsung di pendopo Kabupaten Kediri, Senin (12/06/2017).
 
Pada peringatan Nuzulul Qur’an kali ini, Hj.Haryanti Sutrisno berharap semua warga Kediri mengambil hikmah dan makna yang terkandung dalam Nuzulul Qur’an ini. Demikian juga dalam menjalankan ibadah puasa, hendaknya memberi sedikit perhatian kepada keluarga tidak mampu yang ada disekitarnya. Kepedulian terhadap sesama juga merupakan watak dan perilaku seorang Pancasilais, sebagaimana beberapa hari lalu diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
 
Selain peringatan Nuzulul Qur’an, sebelumnya dilakukan buka puasa bersama Muspida Kediri bersama Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Kediri, serta diawal acara juga dilantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an di pendopo Kabupaten Kediri.
 
H.Imam Sanusi saat menyampaikan tausiyahnya, menjelaskan, “Nuzulul Qur’an adalah waktu turunnya Al-Qur’an yang bertepatan dengan malam yang disebut Lailatul Qadar. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an pada Lailatul Qadar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Qadr ayat 1-5. Namun begitu, Nuzulul Qu’an sering diperingati pada malam 17 Ramadhan, sementara umum diketahui bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada sepertiga malam yang terakhir bulan Ramadhan.”
 
Lanjut H.Imam Sanusi ,”Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah SAW pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali, ketika beliau berkhalwat di gua Hira, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari Mekkah. Sedangkan Lailatul Qadar merujuk kepada malam diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Pada malam itu langit menjadi bersih, tidak nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas.”
 
Acara ini juga disiarkan secara tunda oleh salah satu stasiun televisi lokal yang ada di Kediri dan beberapa awak media stasiun radio lokal juga terlihat berbaur dengan para jamaah yang mengikuti acara tersebut. (Penrem 082/CPYJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *