LingkunganPemerintahanRohul

Koptan Reboisasi Mahato Tanam Jagung 150 Hektar Untuk Sukseskan Program Pajale

ROKAN HULU, Riau Andalas. com – Guna mensukseskan program pemerintah Pajale (padi,jagung, kedelai), kelompok tani (koptan) reboisasi Desa Mahato

Kecamatan Tambusai Utara,  lakukan aksi penanaman jagung hibrida Bisi
2 di lahan seluas 150 hektar, di perbatasan Provinsi Riau- Sumatra
Utara (Sumut).

Penanaman jagung Hibrida di kawasan perbatasan Riau- Sumut, dihadiri
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH), Barikun, Kades
Mahato Firiadi, Sekretaris Camat ‎Tambusai Utara, serta Babinsa
Tambusai utara.

Ditegaskan Kades Mahato, Firiadi, pihaknya mendukung program Pajale
dari pemerintah, karena hal itu sangat berguna, dalam menyediakan
bahan pangan, termasuk jagung.

“Dari desa, nantinya terus mendukung apapun itu program dari
pemerintah, termasuk menanam jagung di lahan 150 Ha ini, karena ini
untuk kesejahteraan masyarakat juga,”tegasnya.

Menurutnya,lahan yang menjadi tempat penanaman jagung ini merupakan
lahan perbatasan antara Riau dalam hal ini adalah Rohul dengan
provinsi Sumut yakni kota Tapanuli Selatan.  Karena, berbatasan dengan
Sumut tentunya timbul kehawatiran dari para petani, bila tanaman yang
ditanam demi mensukseskan program pemerintah akan mengalami sengketa.
Dirinya berharap ke pemerintah pusat maupun provinsi Riau, agar segera
menyelesaikan tapal batas yang ada di desa Mahato kecamatan Tambusai
Utara.

“Kami yakin, ini tanah milik kita. Namun sewaktu-waktu nantinya ada
yang merusak tanaman kita karna mengaku tanahnya tentu ini menjadi
kendala, makanya kami berharap batas ini bisa segera diselesaikan,”
ucapnya.

Tahap awal, penanaman masih di lahan 150 hektar. Kedepannya, pihaknya
akan terus menambah penanaman program pajele ini di Desa Mahato.
Dirinya yakin, program tersebut bisa menjadi percontohan dalam
mensukseskan program Pajale di Rohul dan di Riau.

Tokoh masyarakat Mahato, Sembiring juga mengaku, dirinya sangat
berterima kasih ke pemerintah, karena sudah memilih Desa Mahato
sebagai kawasan tempat penanaman jagung Hibrida.

”Berharap melalui program pemerintah ‎ini, bisa memberi kejelasan atas
status tanah milik kami, sehingga kami bisa bersemangat dalam
mensukseskan program pemerintah ini,” tegasnya.

Sekretaris Dinas  TPH  ‎Barikun mengakui, pihaknya memilih Desa mahato
untuk pengembangan dan penanaman jangung Hibrida Bisi 2 ini, karna
lahan untuk penanaman bisa dikatakan masih luas, dan untuk mencari
lahan yang luas seperti ini sudah cukup sulit.

“Karena di Mahato masih banyak lahan, sehingga kita pilih di sini,
tektunya tanahnya juga sangat cocok untuk penanaman jagung hibrida”
katanya.
Bibit tersebut, untuk potensi yang hasilnya bisa capai 5 hinga 6 ton
per hektar tanpa harus perawatan maksimal, dengan masa tanam 120
hari.**( Alfian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *