advertorialBisnis&EkonomiGaleriRiau

2016, Laba BRK Capai Rp607, 01 M

Suasana RUPS Tahunan dan RUPS LB Tahun 2017 Bank Riau Kepri Jumat (3/3) di Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri.
RUPS Tahunan dan RUPS LB 2017

-Meningkat dari Tahun 2015 hanya sebesar Rp415, 32 M.

PEKANBARU, Riau Andalas. com – MESKI sempat kewalahan dengan penurunan perekonomian tahun 2016,  namun Bak Riau Kepri (BRK) tetap bisa menunjukan perkembangan lebih baik.  Buktinya, selama 2016  Bank Riau Kepri masih mampu tumbuhkan laba sebesar 51,97 persen atau sebesar Rp607, 01 milliar.

Laba tersebut juga naik dibandingkan tahun 2015 sebesar 46,16 persen atau sebesar Rp415,32 miliar. Begitu juga dengan beban Bank Riau kepri ditahun 2016 sebesar Rp1,93 triliun, turun sebesar 13,82% dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp2,24 triliun. Sehingga pertumbuhan Bank Riau Kepri menunjukan perkembangan jauh lebih baik.

Informasi tersebut,  sesuai laporan manajemen Bank Riau Kepri pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun 2016  dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Bank Riau Kepri, Jumat (3/3) di Ballroom Dang Merdu Lantai 4, Gedung Menara Balai Dang Merdu Bank Riau KepriJalan Sudirman, Pekanbaru-Riau.

Selain  dihadiri 2 (dua) Gubernur, yaitu Gubernur Riau dan Gubernur Kepulauan Riau selaku pemegang saham,  juga dihadiri 19 orang Bupati / Walikota se Propinsi Riau dan Propinsi Kepulauan Riau. Serta Komisaris Utama  HR Mambang Mit, selaku pemimpin RUPS yang jug di dampingi Komisaris A Rivaie Rachman, Direktur Utama DR H Irvandi Gustari, Direktur Operasional  Denny Mulia Akbar dan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko Eka Afriadi.

Menurut Direktur Utama Bank Riau Kepri,  DR Irvandi Gustari, kondisi Bank Riau Kepri ditahun 2016 menghadapi tantangan yang luar biasa beratnya, dimana pada triwulan 3 dan 4 tahun 2016 ada beberapa indikator ekonomi yang menjadi perhatian khusus yang menjadikan adanya kontraksi pada pertumbuhan ekonomi. Selain Kebijakan Menteri Keuangan pada triwulan 3 dan 4 tahun 2016 yang meminta pada BUMN agar dana-dana yang ditempatkan pada perbankan untuk ditempatkan dalam bentuk obligasi negara, tentu saja hal ini menjadikan likuiditas sangat ketat di dunia perbankan.

Selain itu dengan adanya Kebijakan pemerintah pusat tentang pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) yang ditunda dan Dana Alokasi Umum (DAU) berdasarkan pengajuan daerah, ini menyebabkan proyeksi Dana Pihak Ketiga tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan kredit Bank Riau Kepri dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan dana. Dengan demikian, dampak kondisi eksternal di atas (triwulan 3 dan 4 tahun 2016) sangat mempengaruhi perkembangan DPK, Kredit dan NPL.  “Namun setelah berjuang bersama-sama disemua lini, Bank Riau Kepri tetap mampu menghasilkan laba yang terbaik ditahun 2016” dan akhirnya berhasil bertumbuh sebesar 51,97 persen,”  terang Irvandi.

Laba di Tahun 2016 mengalami peningkatan, hal ini tampak pada Laba sebelum pajak pada tahun 2016 sebesar Rp607,01 miliar, naik sebesar 46,16 persen dibandingkan dengan tahun 2015 yang sebesar Rp415,32 miliar. Laba bersih pada tahun 2016 diperoleh sebesar Rp452,86 miliar, naik sebesar 51,97 persen dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp298 miliar. Selain itu beban Bank Riau kepri ditahun 2016 sebesar Rp1,93 triliun, turun sebesar 13,82 persen dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp2,24 triliun.

“Ditahun 2016 juga terjadi perbaikan kualitas kredit yang menyebabkan turunnya cadangan biaya CKPN (cadangan kredit macet),  dimana  biaya pencadangan pada tahun 2015 sebesar Rp262,63 miliar sedangkan pada tahun 2016 turun menjadi sebesar Rp99,12 miliar.  Selain itu Beban operasional pada tahun 2016 yang berasal dari beban bunga sebesar Rp999,84 miliar,  turun sebesar 15,52 persen dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp1,18 triliun,” jelasnya.

Di tahun 2016 tambahnya,  Bank Riau Kepri juga mengalami peningkatan jumlah asset dimana per 31 Desember 2016 naik sebesar 7,52 persen. Hal ini juga turut diikuti dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2016 dengan komposisi dana pemda sebesar 14,95 persen dan dana non pemda sebesar 85,05 persen. Komposisi dana murah lebih besar dibandingkan dengan dana mahal yakni 58,13 persen berbanding 41,87 persen serta kenaikan Kredit dan pembiayaan per 31 Desember 2016 sebesar Rp15,08 triliun yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp14,75 triliun atau naik sebesar Rp337,94 miliar. “Ditahun 2016 hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKB) Bank Riau Kepri berada pada Peringkat 2,”  ujarnya.

Lebih jauh katanya,  dalam RUPS Bank Riau Kepri juga akan dipaparkan Rencana Bisnis Bank ditahun 2017, dengan tagline “Tahun Akselerasi Kinerja Melalui Optimalisasi IT dan Peningkatan Proses Layanan” maka ditahun 2017 akan dilakukan beberapa  Inisiatif Strategis antara lain untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga dimana dilakukan dengan cara Fokus pada DPK non pemda, Diversifikasi produk dan layanan berbasis teknologi, Implementasi Unit Priority Banking, Penyempurnaan pogram Marketing Communication yang sejalan dengan Repositioning Product dan Brand Image.

Sedangkan untuk Penyaluran Kredit ditahun 2017 akan dilaksanakan Kredit Produktif terutama kredit UMKM, Penerapan penyaluran kualitas kredit pada UMKM melalui Scoring System, Optimalisasi partisipasi dan kerjasama dalam penyaluran kredit baik kredit program maupun kredit lainnya (KUR/LBDP/BPDP, Program Sejuta Rumah, Jaring) dengan Instansi Pemerintah Terkait, Pendirian unit KPR Center di Pekanbaru, Revitalisasi fungsi kedai dalam rangka penyaluran kredit mikro kecil  dan  Internalisasi penerapan Credit Risk Management dan pengaturan limit kredit.

“Pada RUPS LB juga ditetapkan untuk Kajian Spin Off Syariah dan  Kajian Obligasi. Pada penutupan RUPS Tahunan dan RUPS LB ini, para pemegang saham meminta kepada Bank Riau Kepri agar selalu menjaga kinerjanya pada tahun 2017 ini mengingat kondisi perekonomian belum pulih sepenuhnya dan bahkan untuk Propinsi Riau sendiri masih akan berjuang untuk bisa tembus tumbuh ekonomi 3 persen, ” tuturnya.

Komisaris Utama BRK H.R. Mambang Mit,  pada saat pengesahan kinerja tahun 2016 tersebut,  ada 6 Bupati yang memberikan apresiasi untuk kinerja BRK untuk tahun 2016.  Hal itu sesuai kondisi pertumbuhan ekonomi 2016 yang sangat lambat,  bahkan di Riau  sekitar 2,2 persen dibawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen.  Namun Bank Riau Kepri bisa meraih Laba bersih pada tahun 2016 diperoleh sebesar Rp452,86 miliar, naik sebesar 51,97 persen dibandingkan dengan tahun 2015. Itu sudahuad biasa katanya,” katanya.

Apresiasi  juga disampaikan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang juga sebagai pemegang saham pengendali BRK. Dikatakanya,  pelaksanaan RUPS Tahunan dan RUPS LB tersebut antara lain membahas beberapa agenda,  diantaranya,  laporan pengawasa dewan komisaris, laporan pertanggungjawaban direksi dan hasil audit kantor Akuntan Publik atas laporan keuangan yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2016. Selain itu juga akan disampaikan rencana bisnis Bank Riau Kepri tahun 2017 kepada pemegang saham.

“Dalam rapat umum pemegang saham juga nanti akan memutuskan antara lain Persetujuan Penambahan Modal yang Telah Disetor, Penetapan Pengurus Perseroan, penetapan Dewan Pengawas Syariah, Rencana Spin Off Syariah, Rencana Penerbitan Obligasi dan Penetapan Cadangan Tujuan,” tuturnya. (dre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *