PekanbaruPemerintahan

Pengerjaan RTH, Fisik 40 Persen Keuangan 0 persen

dwi-agusPEKANBARU, Riau Andalas.com – Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Sumber Daya Air (Ciptada) Provinsi Riau, terus gesah pembangunan dua Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Pekanbaru. Yaitu Putri Kacang Mayang dan Taman Tunjuk Ajar Intergrasi Jalan Ahmad Yani bekas perkantoran PU Riau lalu.

Sesuai informasi yung dirangkum riauandalas.com dilapangan, pengerjaan RTH tersebut merupakan pembiayaan dari kontraktor sendiri yang sebelumnya tidak mengambil uang muka dari Ciptada Riau dengan alasan tertentu. Sehingga berdampak pada penyerapan keuangan Ciptada Riau.

Kadis Cipatada Riau saat meninjau pembangunan RTH Pekanbaru Senin (31/10) Malam
Kadis Cipatada Riau saat meninjau pembangunan RTH Pekanbaru Senin (31/10) Malam

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Ciptada Riau, Dwi Agus Sumarno, menurutnya ia juga tidak bisa berbuat apa-apa pada pihak kontraktor, pasalnya permasalahan keuangan itu tidak berpengaruh pada kinerja kontraktor yang sampai saat ini terus berjalan. Bahkan pengerjaan sudah RTH itu sudah mencapi 40 persen.

“Kita harus gimana, mau marah gak mungkin, karena pekerjaan jalan,” kata Dwi Agus yang terus meninjau pengerjaan di lokasi.

Diakuinya, untuk penyerapan keuangan Ciptada Riau memang rendah di APBD Murni lalu, karena memang kontraktor yang tidak mengambil uang muka pengerjaan proyek. Tapi, untuk realisasi fisik kegiatan Ciptada Riau bisa dilihat yang semuanya berjalan. Bahkan kegiatan yang berjalan itu mencapai 700 paket yang ada di Ciptada Riau.

Dijelaskanya, sesuai anggaran yang dimiliki Ciptada Riau diluar kewenanagn sebelumnya ada sekitar Rp800 miliar lebih. Karena sudah ada perubahan di APBD ini pihaknya sudah leluasa untuk menjalankan. Sehingga bukti perealisasian bisa dilihat akhir tahun mendatang. Diantaranya dua RTH pekanbaru ini yang anggarannya mencapai sekitar belasan miliar.

“Itu baru RTH dan Kota Pekanbaru, belum lagi kegiatan yang di kabupaten lain yang terus berjalan,” jelasnya.

Lebih jauh ia menyampaikan, untuk kegiatan Ciptada Riau ini sebelumnya ia telah menyampaikan, jika kegiatannya beda dengan intasi lain yang lebih besar pada fisik. Sehingga untuk penilaian tidak bisa dari keuangan saja yang harus ada perimbangan. Apalagi jika perealisasian lebih besar fisik dari pada keuangan yang sebuah keuntungan bagi pemerintah dalam penghematan.

“Mana bagus perealisasian fisik besar keuangan sedikit, dari pada perealisasian keuangan besar sementara fisik sedikit,” tutur mantan Direktur IPDN kampus Rohil itu siap membuktikan perealisasian Ciptada akhir tahun mendatang. (Dri).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *