advertorialBisnis&EkonomiGaleriRiau

Bank Riau Kepri Buka Seminar Nasional Sosialisasi Pelaksanaan Good Coorporate Governance

PEKANBARU, Riau Andalas.com– Seminar nasional sosialisasi pelaksanaan Good Coorporate Governance (GCG) dan pencegahan tindak pidana perbankan serta kepatuhan terhadap ketentuan rahasia bank atau perusahaan yang digelar oleh Bank Riau Kepri (BRK) di Lantai 4 Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri, Jumat (7/10/2016). Moderator yang dipandu oleh Instiawati ayus selaku anggota DPD RI dan mengundang narasumber dari Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri/Brigjen (pol) Agung Setya. Acara dibuka langsung oleh Komisaris BRK, Mambang Mit.

Komisaris Utama lagi Pukul Gong tanda dibukanya   Seminar nasional sosialisasi pelaksanaan Good Coorporate Governance
Komisaris Utama lagi Pukul Gong tanda dibukanya   Seminar nasional sosialisasi pelaksanaan Good Coorporate Governance

Dalam kesempatan ini, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, Bank Riau Kepri (BRK) agar bersedia kerja lebih keras untuk membangun bisnis yang biasanya dilakukan ke bisnis dengan cara yang baru dimana sesuai dengan perkembangan dan peraturan yang ada di negeri Indonesia ini. Ia mengibaratkan peningkatan sistem dan bisnis tersebut sebagai lompatan bagi gaungnya BRK. “Jika BRK tetap berbisnis dengan cara yang lama, maka lompatan tersebut tidak akan terjadi. Apalagi di era kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini,” ujar Gubri.

 

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2012 mengenai keterbukaan informasi publik, kita harus terbuka dari segala sisi. Akan tetapi, ada hal-hal yang tidak bisa disampaikan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Apalagi perbankan, secara internal, kerahasiaan bank itu harus dijaga. Jika banyak hal atau program yang diciptakan dan dilakukan oleh BRK, maka manfaat yang akan dirasakan masyarakat juga lebih besar. Apalagi dengan Asian Economy Community, kita harus lebih siap lagi dan harus memperbesar banknya dari sisi bisnis. Namun, untuk melakukan hal tersebut kita harus lebih profesional lagi,” tutup Gubri.

Sementara itu, berdasarkan data yang disampaikan oleh Bareskrim Polri/Brigjen (pol) Agung Setya, kejahatan perbankan yang terjadi setiap tahun cukup signifikan. Terutama pada tahun 2014 dan 2015, terjadi kenaikan jumlah kejahatan bank.

Para peserta  Seminar nasional sosialisasi pelaksanaan Good Coorporate Governance
Para peserta  Seminar nasional sosialisasi pelaksanaan Good Coorporate Governance

“Kasus mengenai kejahatan perbankan yaitu mengenai cyber crime terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu sejumlah 41 pada tahun 2014 naik menjadi 909 kasus kejahatan pada 2015.Termasuk pencucian uang sebanyak 20 di 2014 dan 200 persen di 2015,” ujar Setya.

Oleh karena itu, Direktur Utama BRK, Irvandi Gustari menilai ada dua hal yang perlu diperbaiki oleh banyak bank di Indonesia, khususnya BRK. Yaitu yang pertama, lemahnya security IT dan Sumber Daya Manusia (SDM) dari BRK. “Untuk saat ini yang paling pokok yaitu banyak bank yang begitu canggih dengan mengaplikasikan IT dalam setiap sistem perbankan namun lemah pada security IT. Sehingga banyak bank yang mengalami kebobolan. Sementara banyak terjadi kasus perbankan yang dilakukan oknum dari perbankan tersebut. Serta adanya unsur tindakan pidana,” tambah Irvandi.

“Oleh karena itu, penting kiranya setiap Perbankan mengembangkan IT dalam setiap sistem perbankan namun, harus benar-benar dipastikan pengamanan dari IT tersebut juga ditingkatkan. (Adv/Hen)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *