Pelayanan dan Kinerja Oknum dokter di RSUD Rohul tidak Profesional.

ROKAN HULU, Riau Andalas.com – Kinerja dan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) saat ini dipertanyakan, bahkan dinilai tidak profesional dan terkesan bobrok, tidak sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tersebut.
Bukti nyata kurang profesional dan bobroknya kinerja pihak oknum dokter di RSUD Rohul tersebut dinyatakan oleh salah seorang keluarga pasien yang bernama Mintareja alias Upol /Ucok Poltik (41) memutuskan untuk pulang akibat pelayanannya dinilai tidak becus dan bobrok.
Sesuai dengan yang disampaikan salah satu keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasir Pengaraian Jamron, Spd (41) warga desa Batas pada Jumat (12/08/16) membawa abangnya Mintareja yang mengeluhkan penyakit keringat dingin dan sulit buang air kecil dengan kondisi fisik yang lemah. Semula Jamron menduga kalau abangnya hanya menderita masuk angin biasa.
Sewaktu dibawa ke RSUD dia dianjurkan untuk dirujuk ke RS Awal Bros Pekanbaru. Setelah dokter yang berinisial M menunjukkan hasil rongent yang menyimpulkan bahwa pasien mengidap penyakit kronis yaitu dalam kandung kemihnya terdeteksi batu karang sebesar telur ayam.
Pada hari Senin dan masih menurut pihak RSUD setelah dilakukan rongent hasil dari diagnosa menyebutkan pasien yang bernama Mintareja positif didalam kandung kemihnya terdapat batu karang sebesar telur ayam. Dan menurut analisis penyakit itu sangat berakibat fatal dan harus segera dirujuk dan diopersi di RS Awal Bros Pekanbaru.
Mendengar kabar buruk tersebut keluarga pasien sangat terkejut dan cemas karna menurut keluarga Mintereja selama ini tidak pernah mengeluhkan rasa sakit ataupun gejala dari penyakit yang ditujukan pada pasien. Setelah mendengar kabar itu keluarga berembuk dan memutuskan menunggu sampai hari Senin karena menurut keluarga pasien dirujukpun ke Pekanbaru Sabtu dan Minggu. Kemungkinan belum bisa dioperasi, akhirnya niat dirujukpun dibatalkan dan keluarga meminta tetap dirawat inap di RSUD tersebut.
Hari Minggu keluarga pasien meminta dilakukan rongent ulang. Kepada dokter yang bertugas hari Minggu tegasnya bukan dr. H yang bertugas pada hari Jumat. Namun, anehnya kali ini dokter menyatakan bahwa pasien tidak terbukti mengidap penyakit batu karang seraya menujukkan bukti rongent kedua. Akhirnya keluarganya pun jadi lebih bingung, ” kata Jamron kepada sejumlah awak media.
Pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2016 dokter spesialis bedah Hendrizal meminta bukti hasil rongent setelah dilakukan diagnosa dokter spesialis bedah itu mengatakan bahwa yang terlihat pada hasil rongent itu adalah buah penis, bukan batu karang yang dinyatakan oleh dokter sebelumnya.
Selanjutnya dokter meminta kepada pasien (Mintareja-red) untuk dilakukan test urine dan tes darah, setelah itu dokter menyimpulkan yang bahwa hasil diagnosa pasien yang bernama Mintareja tidak menderita penyakit batu karang yang disimpulkan dokter sebelumnya.
Pada akhirnya pasienpun diizinkan pulang dengan diberi obat makan serta surat untuk melakukan kontrol dan diwajibkan untuk rongent empat kali lagi. Namun, setelah empat kali dilakukan rongent ulang ternyata hasilnya juga pasien tersebut memang tidak mengidap penyakit batu karang. “Kan ini aneh, yang salah alat rongentnya atau dokternya,” kata Jamron lagi.
Jamron menyampaikan mulai dirawat di UGD sampai akhirnya meninggalkan rumah sakit itu. Tidak diketahui kenapa pegawainya memberikan pelayanan yang tidak baik terhadap pasien ini, parahnya lagi dokter yang seharusnya segera menangani pasien juga tidak nampak batang hidungnya, meskipun pihak keluarga sudah bolak balik mempertanyakannya kepada perawat, tetapi tidak ada jawaban yang jelas.
Menurut keluarga pasien, pihaknya akan laporkan ini kepihak terkait, termasuk akan melaporkan kepada bapak Plt Bupati Rohul Haji Sukiman, yang baru baru ini pernah dikonfirmasi oleh LSM saat Coffee morning di lantai tiga kantor bupati. Katanya, Haji Sukiman berjanji akan memanggil pihak RSUD untuk mempertanyakan masalah ini.
Juga akan melaporkan ke DPRD Rohul yang membidangi masalah ini, kami minta mereka supaya bertanggung jawab atas kesalahan diagnosa ini, yang sudah menyebabkan kami khawatir selama pasien ini disana juga tidak pernah mendapatkan layanan yang baik,” kata Jamron, Senin (15/08/16).
Sementara saat wartawan media ini mencoba untuk konfirmasi permasalahan tersebut ke Dirut RSUD Rohul, dokter Yakup. Melalui pesan singkatnya menjawab, “Saya lagi di hotel Sapadia ada acara nanti saya konfirmasi.” Namun, untuk pastinya yang menegakkan diagnosa adalah dokter dan itulah yang benar dan dirinya juga membantah kalau RSUD yang dipimpinnya salah dalam menyimpulkan diagnosa terhadap pasien. Yakup mengaku pegawainya tidak berbuat demikian.
Ketika disinggung masalah fasilitas di RSUD itu, beliau mengatakan sudah lengkap dan sudah memadai. Ditanya masalah yang seharusnya pasien tidak tidur dilantai akibat panasnya ruangan dan bobroknya layanan ia mengatakan akan berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki itu dan akan meningkatkan lagi pelayanan termasuk fasilitas disejumlah ruangan.