Berita utamaNasional

Diduga Kebijakan Pemerintah Desa Pansurnapitu ‘’Berat Sebelah”?

Nikson

Foto: Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan.

Ada warga bersiteru soal bangunan rumah. Yang satu pemilik rumah dari mertuanya, yang satu memiliki historis tanah dari warisan dari marga kakek dan orang tuanya.

Medan, Riauandalas.com– Oscar Panggabean (38) sontak kaget saat menerima dan membaca sepucuk surat, yang ia terima dari seorang warga. Oscar merupakan warga Desa Pansurnapitu, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara tersebut menyangkan sikap Sekertaris Desa Pansurnapitu, melayangkan surat agar melakukan rapat mediasi kekeluargaan terkait masalah rumah yang ia huni selama ini di Huta Banjar Holbung.

“Soal surat ini sudah saya tanyakan langsung ke Sekertaris Desa Pansurnapitu. Kenapa dadakan. Alasanya, kok sedang ada acara pesta? “ Kata Oscar Kepada WWW.Riauandalas.com, Sabtu (12/9).

Menurutnya, surat itu merujuk tentang rumah yang ia huni. “Surat aneh kok tanggal 12 dibuat tanggal ini pula rapa kekeluargaan pada jam dua siang nanti!,” tuturnya.

Sebenarnya, kata Oscar pihak Pemerintahan Desa menelaah dulu perihal surat yang dilayang tersebut. “Kakek saya yang punya tanah, saya yang mau digusur dan muncul isu saya digugat pengadilan, “ beber Oscar.

Oscar menjelaskan, dalam beberapa bulan ini, ia mengaku ada seorang wanita mengaku ingin menempati rumah yang ia huni. “ Kalau memiliki alas hak yang kuat, silahkan saja. Ibu (Nyonya Balduin/Boru Siregar-red) selama ini bermukim di Jakarta, dan jarang menghuni rumah ini. Sehingga kami, sebagai keturunan Raja Panordak dan Keturunan Sutan Akkalan merasa kaget. Apalagi, ada surat daadakan, “ kata Oscar.

Lanjut Oscar, ia menghargai pola sistim adat di Desa Pansurnapitu, akan tetapi secara histori, kakeknya adalah mewarisi tanah yang ia huni. “ Ada aktor dibelakang ini. Sehingga, Nyonya Balduin/Boru Siregar berani ‘’pasang badan’. Kalau tidak tiadakan saja makam kakek saya diatas sana yang tak jauh dari sini,’’,” cetus Oscar.

Sebab, kata Oscar, saat ini ia menuding ada pihak yang ‘’bermain’’ dibelakang layar. “Kok keturunan marga Panggabean mau diusir, apalagi selama ini secara adat dalam Desa Pansurnapitu, dari Desa Banjar Holbung saya sebagai Raja Huta,” tandasnya.

Senada Oscar, Dedi Panggabean menduga Pemerintahan Desa Pansurnapitu kurang bersikap arif. “Sebaik tanah wisata rohani sebutan Siatas Barita menangggalkan istilah ‘berat sebelah’. Keberehasilan daerah dilihat dari pemimpinya. Masalah tanah saja, jadi tanda tanya dalam perundingan. Maka terus saja Desa Pansurnapitu di cap masuk ‘peta kemiskinan’.” pintanya Dedi yang juga abang kandung Oscar.

Sedangkan, Sekertaris Desa Pansurnapitu, Roi Hutabarat mengatakan, pihaknya hanya sebatas penengah. “ Kami bersama polisi, pihak kecamatan hanya ditengah menyaksikan rapat nanti. Semua surat pemberitahuan ke penatua marga Desa Pansurnapitu, sudah diberitahukan. Soal siapa pemilik itu tidak urusan kami. Kalau kedua belah pihak ke pengadilan itu hak mereka. Disitu akan Nampak setelah rapat, “ kata Sekertaris Desa Pansurnapitu, yang saat ini belum memiliki Kepala Desa, Kepada WWW. Riauandalas.com, Sabtu (12/9) yang dihubungi melalui via ponsel. (Hap)***

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *