BPBD Berhasil Padamkan 1.358,5 Hektar Lahan Terbakar Sejak Agustus

ROKAN HULU, Riau Andalas.com–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, selama Agustus tahun 2016, berhasil menangani 1.385,5 hektar lahan terbakar baik milik perusahaan maupun masyarakat yang tersebar di 11 kecamatan.
Bahkan per 31 Agustus 2016, dari hasil pantauan satelit Lapan, NOAA, NOAA 19, Aqua, Terra dan Modis titik api di Rohul sudah zero alias nihil, selain faktor telah berhasil dipadamkan pihak BPBD bersama Tim Karlahut Rohul, juga karena dua hari terakhir hujan guyur Rohul. Padahal berdasarkan data pihak BPBD Rohul sendiir, dari awal hingga 30 Agustus 2016 terdeteksi 49 titik api (hot spot) di Rohul.
“Dari 16 kecamatan di Rohul, kebakaran sempat terjadi di 11 kecamatan membakar lahan perusahaan, masyarakat termasuk hutan lindung Bukit Suligi. Kita bersama tim Karlahut sudah memadamkan api yang membakar lahan perusahaan dan masyarakat, seperti di Kecamatan Bonai Darussalam lahan yang terbakar cukup luas. Selama 3 pekan (mingggu) kita berhasil memadamkan api,” jelas Kepala Pelaksana Harian BPBD Rohul, Aceng Herdiana,SH,MM melalui Sekretarisnya, Hari Muhammad didampingi Kasi Pemadam, Reza Fahlefi, Rabu (1/9/2016) di kantornya.
Dari 1.385,5 hektar lahan yang terbakar di Rohul, di Bonai Darussalam sempat terdeteksi hingga 31 titik api. Lahan yang terbakar capai 796 hektar , terdiri dari lahan milik PT. Andhika Pratama Silva Lestari (APSL) Dusun Jurong Desa Bonai kecamatan Bonai Darussalam didalamnya sebagian lahan milik masyarakat, dan lahan PT. GSI sekitar 50 hektar.
Kemudian di kecamatan Rambah Hilir lahan masyarakat terbakar sekitar 70 hektar, Bangun Purba 20 hektar, Rambah Samo 15 hektar, Rambah 2 hektar, Pendalian IV Koto 1,5 hektar, Tandun 220 hektar, Kabun 25 hektar, Ujung Batu 2 hektar, kemudian Rokan IV koto 157 hektar termasuk kebakaran hutan Lindung Bukit Suligi.
“Seluruh lahan yang terbakar, sudah tertangani oleh petugas BPBD bersama Tim Karlahut. Namun, kita tetap antisipasi bila ada sifatnya laporan kebakaran hutan sekecil apapun kita langsung turun dan padamkan api. Namun, hingga 31 Agustus titik api di Rohul sudah nihil,” terang Hari.
Sementara itu, diakui Kabid kebakaran Reza Fahlefi, selama melaksanakan tugas pemadaman api yang membakar 1.385,5 hektar lahan perusahaan dan masyarakat, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya agar api bisa dipadamkan. Selama operasi pemadaman api di 11 kecamatan, pemadaman di kawasan Bonai Darussalam yang terparah dan terluas.
Saat pemadaman, sempat terjadi insiden karena petugas terjebak asap. Bahkan ada beberapa unit peralatan milik BPBD Rohul yang terbakar saat bertugas padamkan api membakar lahan di Bonai Darussalam.
“Sekitar 800 meter selang pemadam terbakar, termasuk 2 unit mesin Sibahurtaa tenteng, 2 unit alat pembagi air (Waite Conection), Nozle 2 unit terbakar. Kita terjebak diantara asap, karena saat itu tiba-tiba arah angin berubah dan membuat api yang sudah padam membakar lahan gambut kembali hidup. Sekitar 5 jam kita terjebak, dan peralatan yang terbakar kini sudah tidak bisa difungsikan lagi,” ungkap Reza Fahlefi.
Hari mengaku, pihaknya berhasil tangani kebakaran lahan yang terjadi di Rohul, karena dibantu serta didukung Tim Karlahut, termasuk dukungan peralatan sejumlah perusahaan, termasuk di bantu pemadaman dengan helikopter untuk bom air.
“Kita berterima kasih kepada seluruh personil BPBD, TNI, Polri, perusahaan, dan masyarakat, karena atas dukungan tersebut lahan yang terbakar sudah bisa dipadamkan. Walaupun kita berminggu-minggu harus bekerja keras melawan api yang membakar lahan.” ucap Hari.
Bukan hanya itu saja, kata Hari lagi, saat dilakukan pemadaman dan pendinginan lahan yang terbakar, sekitar 520 Kepala Keluarga (KK) atau 2000 jiwa karyawan PT. APSL yang masuk wilayah Kabupaten Rokan Hilir, diungsikan BPBD ke tenda penampungan di Rohul karena asap. Walau seharusnya itu jadi tanggungjawab Rohil namun karena kemanusiaan pengungsi ditangani BPBD Rohul dan Tim Karlahut.** ( Alfian)