Berita utamaSport

Valentino Rossi mendapatkan apresiasi besar dari mantan rivalnya Casey Stoner

Pembalap yamahaJakarta,Riauandalas.com– gagal juara di musim lalu, Valentino Rossi mendapatkan apresiasi besar dari mantan rivalnya Casey Stoner. Namun demikian, Stoner menilai kegagalan Rossi tersebut disebabkan kesalahannya sendiri.

Dari Rossi, 36 tahun, terus membuktikan daya saingnya dengan para pembalap yang jauh lebih muda. Di 2015, pebalap Yamaha tersebut memenangi empat balapan dalam 18 seri dan hanya tiga kali gagal naik podium.

Sayangnya, Rossi terpaksa merelakan gelar juara dunia melayang ke rekan setimnya, Jorge Lorenzo dengan selisih lima poin usai finis keempat di Valencia. Hasil tersebut bisa dibilang tidak bisa lepas dari serangkaian kontroversi yang terjadi sejak seri Australia.

Berawal dari tudingan Rossi kepada Marc Marquez, yang dianggap membantu Lorenzo untuk memenangi gelar juara. Ketegangan ini memuncak di Sepang saat Marquez crash karena berduel sengit dengan Rossi. Insiden ini berbuntut hukuman penalti tiga poin kepada juara dunia sembilan kali itu sehingga dia mesti start dari posisi buncit di seri pamungkas.

Di balapan terakhir, Rossi melewati satu per satu pebalap di depannya tapi hanya finis keempat sedangkan Lorenzo berhasil finis terdepan untuk merengkuh titel juara dunia kelima dalam kariernya. Stoner, juara dunia dua kali bersama Ducati dan Honda, mengira emosi Rossi membuat dia gagal.

“Valentino sudah menjalani kejuaraan yang fantastis,” ucap Stoner kepada Motorcyclenews.com. “Kurasa tidak ada orang yang akan menduga dia akan mampu membalap dengan level sedemikian tinggi sejak balapan pertama. Tapi tidak diragukan, Jorge adalah juara yang pantas. Jorge membalap dengan lebih baik dan memenangi lebih banyak balapan.”

“Ada satu statistik yang dihitung. Valentino terdesak sampai seri-seri akhir kejuaaran hanya dua kali dan kedua-duanya dia kalah, tertekan di Valencia di 2006 dan tahun ini,” lanjut pria yang kini menjadi test rider Ducati itu.

“Valentino selalu memenangi kejuaraan dengan jarak yang besar atau dengan setidaknya satu balapan tersisa, tapi tahun ini Jorge memiliki momentum untuk memaksakan persaingan berlangsung hingga akhir seri. Bahkan tanpa penalti kepada Valentino di Valencia, kupikir Jorge masih akan memenangi titel juara itu.”

“Aku paham mengapa Valentino begitu frustrasi di Sepang tapi dia kehilangan ketenangannya. Aku mengharapkan menyaksikan Valentino yang lebih bijak dan berpengalaman. Valentino sendiri yang mengacaukan peluangnya,” simpul Stoner.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *