KesehatanPekanbaruRiau

Vaksinasi, Masyarakat Riau Masih Terpengaruh Informasi Hoax

PEKANBARU, Riauandalas.com – Tim Gugus tugas Covid-19, menyayangkan adanya oknum masyarakat yang masih tidak percaya dengan program vaksinasi yang telah dilakukan  pemerintah. Bahkan oknum itu menyebarkan isu yang tidak benar atau hoax tentang vaksinasi.

Informasi tersebut disampaikan, Jubir Covid-19 Riau, dokter Indra Yovi, saat kompresi Per, Rabu (10/3) di Posko Covid-19 Gedung Daerah Riau. Dikatakannya agar masyarakat yang menyebarkan isu negatif terhadap vaksin covid-19 agar menghentikan dihentikan. Karena isu tersebut dapat menyesatkan masyarakat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Mengenai vaksin covid-19 yang sudah dijalankan, masih ada kelompok masyarakat yang menyanpaikan berita tidak benar mengenai vaksin. Vaksin Sinovac mempunyai dua keuntungan utama. Walaupun Vaksin Sinovac mempunyai kekebalan 63,6 persen, tapi kita mendapatkan perilindungan 63,6 persen dan tidak nol,” katanya.

Kelompok masyarakat yang menyebarkan isu tidak benar tersebut tambahnya, tidak mengetahui apa keuntungan vaksin yang telah melalui uji laboratorium yang hasilnya aman dan halal. Lebih baik menyampaikan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti aturan, daripada tidak berbuat sama sekali.

“Oknum masyarakat yang masih juga menyampaikan berita tidak benar, agar tidak menyampaikan dan tidak menyebarkan berita yang tidak benar. Kalau tidak bisa mempertanggungjawabkan, itu tidak benar,” tegas.

Indra Yovi kembali mejelaskan, bahwa setiap orang yang telah menerima vaksin dua kali, kekebalan tubuhnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang tidak di vaksin. Bahkan walaupun terkena covid-19 tidak sampai parah, dan pengobatan lebih ringan.

“Jadi saya sampaikan lagi, seandainya terpapar covid-19 didalam teorinya orang yang kena covid gejalanya tidak berat karena ada perlindungan tidak perlu I dan ventilator dan jangan sampai meninggal. Jadi jangan menunggu patokan, jangan berfikir tidak kena covid, prioritas umum masyarakat sudah bisa di vaksin, kelompok masyarakat yang masih juga menyampaikan berita tidak benar, agar tidak menyampaikan dan tidak menyebarkan, yang tidak benar,” tuturnya.(dre)