Berita utamaKesehatan

Tidur tampa pakaian bisa lebih nyaman

detikJakarta, Saat tidur adalah saatnya beristirahat dan merilekskan tubuh setelah digunakan beraktivitas sepanjang hari. Agar makin nyaman, dianjurkan untuk tidur tanpa pakaian.

Benarkah ini? “Sama seperti yang lain, yang penting nyaman,” tandas dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran kepada detikHealth dan ditulis Rabu (13/1/2016).

Namun ia sepakat bila tidur sebaiknya dilakukan dalam keadaan telanjang atau tanpa busana. Kendati demikian, diakui dr Andreas, kebiasaan ini tidak lazim dilakukan di Indonesia karena faktor budaya. “Budaya kita kan nggak begitu ya, jatuhnya jadi nggak nyaman,” imbuhnya.

Para ahli di Barat mengatakan sebab-musabab munculnya rekomendasi tidur telanjang ini adalah karena suhu tubuh manusia akan makin menurun hingga setengah derajat setelah tidur. Suhu inti manusia berada paling tinggi di jam 11 malam dan terendah di jam 4 dini hari.

Tetapi jika ada sesuatu yang mencegah penurunan suhu tubuh, maka seseorang akan terdorong untuk bangun di tengah tidur.

“Keuntungan dari tidur tanpa mengenakan pakaian, tubuh akan tetap terjaga di suhu rendah, di mana suhu rendah inilah yang diinginkan otak agar tidur tetap nyenyak,” jelas Chris Idzikowski dari Edinburgh Sleep Centre dan penulis buku Sound Asleep: The Expert Guide To Sleeping Well.

Di samping itu, bila tubuh terus berada di suhu rendah saat tidur maka akan menambah jaringan brown fat yang memungkinkan terbakarnya lebih banyak kalori saat terlelap, termasuk mencegah penambahan berat badan.

Tidur tanpa busana juga menguntungkan pasangan karena dapat menghasilkan hormon oksitosin. “Ketika pasangan sama-sama tidur telanjang agar terjadi skin-to-skin contact, kemudian saraf sensorik pada kulit mengirimkan impuls ke otak untuk memicu pelepasan hormon tersebut,” kata dr Kerstin Uvnas-Moberg dari Swedish University of Agricultural Sciences.

Oksitosin atau hormon cinta ini ternyata memiliki banyak kegunaan, di antaranya mengurangi tekanan darah, melindungi kesehatan jantung dan meningkatkan kekebalan tubuh, bahkan mengurangi kecemasan pada diri seseorang karena fungsinya yang mirip hormon endorfin.

Di tahun 1991, seorang peneliti bernama Sydney Singer menulis sebuah buku bertajuk ‘Dressed to Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras’. Dalam buku itu dikatakan wanita akan terhindar dari kanker jika ia hanya menggunakan bra kurang dari 12 jam perhari.

“Dan waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan payudara dengan tanpa memakai bra adalah saat tidur,” katanya beberapa waktu lalu.

Sydney menambahkan penggunaan bra yang terlalu lama dapat meningkatkan suhu jaringan payudara dan kadar hormon prolaktin yang sama-sama diketahui dapat mempengaruhi pembentukan kanker payudara.

Lantas bagaimana dengan pria? “Sebaiknya nggak pakai celana dalam, supaya tidak lembab dan jadi kering,” ungkap dr Abraham Arimuko, SpKK beberapa waktu lalu.

Jika tidak, boxer adalah pilihan yang baik karena bentuknya relatif longgar, sehingga sirkulasi udara selama tidur juga baik. Sebab bagi pria, penggunaan celana dalam yang longgar atau tidur telanjang berdampak hingga ke kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkannya lho.

“(Jika tidak, red) lebih baik yang longgar-longgar saja,” timpal dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari RS Medistra.(lll/vit)

 Sumber :detikHealth

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *