advertorialBisnis&EkonomiGaleriKepriPemerintahanRiau

Spin Off Syariah Disyahkan Pada RUPS LB Bank Riau Kepri Tahun 2018

Kantor Pusat Bank Kepri Riau Syariah Direncanakan di Tanjung Pinang

PEKANBARU,Riauandalas.com– Pada dasarnya kami di Propinsi Riau danPropinsi Kepulauan Riau tidak mau dipisahkan, biarlah yang terpisah kan secara administrasi saja, namun secara tatanan sosial dan budaya serta kolaborasi bisnis, kami adalah satu rumpun yang tidak terpisahkan. Itulah yang menjadi dasar utama ingin didirikannya Bank Syariah  yang juga dimiliki oleh kedua Pemerintahan di keduaPropinsi tersebut, ujar Direktur Utama Bank Riau Kepri- DR. H. Irvandi Gustari.

Kami juga ingin menjadi contoh atau role model bagi Pemerintah Propinsi yang lain yang melakukan pemekaran wilayah, sehingga tidak perlu membentuk BPD (Bank Pembangunan Daerah ) yang baru.  Pada RUPS Tahun 2017 dan RUPS LB Tahun 2018 Bank Riau Kepri yang berlangsung pada 9 Februari 2018 lalu, termasuk yang disyahkan adalah Proses Spin Off Bank Syariah Bank Riau Kepri. dengan nama Bank Kepri Riau Syariah.Pengesahan ini disambut baik oleh masyarakat di kedua Propinsi tersebut yang penduduknya mayoritas muslim.

Potensi usaha syariah di Riau dan Kepulauan Riau cukup besar, terutama di Kepulauan Riau. Apabila dilihat dari aspek budaya dan sejarah mengungkapkan bahwa kerajaan melayu di Provinsi Riau dan Kepri merupakan kerajaan yang identik dengan nilai-nilai ke islaman, demikian juga dengan kehidupan masyarakat sehari-hari yang berperilaku secara islami baik dari segi budaya, aktivitas maupun usaha.

 

Dalam RUPS tersebut di syahkan kinerja tahun 2017 Bank Riau Kepri dimana Bank Riau Kepri buku kan laba tahun buku 2017 sebesarRp 454.395 miliar dan berhasil menumbuhkan asset dariRp 21.22 T pada akhir tahun 2016 menjadiRp 25,492 T pada akhir tahun 2017 atau bertumbuh sebesarRp 4,3 T.

Acara tahunan ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau H. Wan Thamrin Hasyim dan Gubernur Kepulauan Riau yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Riau Dr. H. T.S. ArifFadila, S.Sos, M.Siserta 19 orang Bupati / Walikota dari dari Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Tampak terlihat hadir, Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, ST, MT, Walikota Dumai Zulkifli AS, Walikota Batam yang diwakili Sekdako Batam Jefridin, Plt Walikota Tanjung Pinang R. Ariza,  Bupati Kampar H. Aziz Zaenal, Bupati Bengkalis yang diwakili oleh Asisten II Heri Indra Putra, Wakil Bupati Inhu Khairizal, Bupati Inhil yang diwakili oleh Sekda Kabupaten Inhil Said Syarifuddin, Bupati BintanApri Sujadi, Bupati Karimun yang diwakili Sekda Karimun  M. Firmansyah, BupatiNatuna Abdul Hamid Rizal, Wakil Bupati Siak Alfedri, Bupati Pelalawan HM. Harris, Bupati Kuantan Singingi Drs. H. Mursini, BupatiRokan Hulu Sukiman, Bupati Rokan Hilir yang diwakili Sekda Kabupaten Rokan Hilir Surya Arfan, Wakil Bupati Lingga M. Nizar, Bupati Meranti Irwan Nasir, M.Sidan Bupati Anambas Abdul Haris, SH.

Secara menyeluruh kendati ekonomi sumatera pada triwulan III lebih rendah tumbuhnya yaitu sebesar 4.34% dibandingkan dengan tumbuhnya ekonomi Indonesia sebesar 5.06% dan ditambah lagi pada triwulan III pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau adalah sebesar 2.85% dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri 2.41% maka dengan hasil kerja keras seluruh insan Bank Riau Kepri diperoleh laba sebesarRp 454.395 miliar pada tahun buku 2017 dan angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesarRp 452.9 miliar.Laba Bank Riau Kepri bertumbuh sebesar 0.34% dan hal itu jauh lebih baik pada kondisi perbankan nasional khususnya pada buku II yaitu pertumbuhan laba minus 14.92% padatahun 2017 (per Oktober). Lebih lanjut mengenai kredit Bank Riau Kepri pada tahun 2017 bertumbuh sebesar 3.06% yaitu dari Rp 15.088 T bertumbuh menjadiRp 15.546 T. Prestasi pertumbuhan kredit yang diraih Bank berlogotigalayarterkembanginijauh lebihbaik pada kondisi perbankan buku II secara nasional yaitu bertumbuh minus sebesar 8.92% (per November 2017).

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang diraih bank kebanggaan masyarakat Riau danKepri ini pada akhir tahun 2017 adalah bertumbuh sebesar 37.11% yaitu dari Rp 12.049 T pada akhir tahun 2016 menjadiRp 16.520 T pada akhirtahun 2017.

Hal yang perlu dicermati bersama adalah mengenai komposisi dana Pemerintah Daerah vs dana non Pemerintah Daerah yaitu dana Pemerintah Daerah denganporsi 3.34% dan dana non Pemerintah Daerah sebesar 96.66%. Lebih lanjut mengenai pertumbuhan asset yang diraih Bank Riau Kepripadatahun 2017 yaitu bertumbuh sebesar 20.13% dan pencapaian itu jauh diatas pertumbuhan asset perbankan di Indonesia yaitu berkisar sebesar 10.59% (per November 2017). Pertumbuhan asset itusecara nominal adalah pada akhir tahun 2016 sebesarRp 21.221 T bertumbuh menjadiRp 25.492 T pada akhirtahun 2017 atau meningkat sebesarRp 4.3 T.

Untuk BOPO Bank Riau Kepri pada akhir tahun 2017 yaitu sebesar 78.1% dan hal itu jauh lebi hefisien dibandingkan dengan perbankan pada buku II secara nasional yaitu sebesar 85.65%. BOPO merupakan perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional dan ini merupakan ukuran efisiensi suatu bank. BOPO Bank Riau Kepri dibandingkan dengan 4 BPD lainnya di Sumatera yang sama-sama memiliki asset diatasRp 20 T, dimana Bank Riau Kepri secara relatif lebih efisien dibandingkan 4 BPD tersebut. Mengenai penanganan Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet Bank Riau Kepri berhasil membukukan NPL gross sebesar 3.92% dan NPL net sebesar 0.16%. Ini merupakan upaya terbaik menekan kredit macet dibandingkan dengan NPL tahun 2015 dan 2016.

Gubernur Kepulauan Riau yang diwakilioleh Sekretaris Daerah Kepulauan Riau Dr. H. T.S. Arif Fadila, S.Sos, M.Silangsung memberikan apresiasi terhadap kinerja gemilang Bank berlogo tiga layarter kembang ini, dimana dalam kondisi ekonomi yang relatif menurun di kawasan Riau dan Keprinamun Bank Riau Kepri masih bisa meningkatkan pertumbuhan labanya.Mengenai kinerja  Unit Usaha Syariah Bank Riau Kepri yang sebentar lagi akan berubah wajah menjadi BUS ( Bank Umum Syariah), ternyata dalam dalam tahun 2017 menorehkan kerja gemilang, dimana Aset menunjukkan peningkatan  yang sangat pesat dibandingkan pada 5 tahun terakhir. Aset tahun 2017 (Rp2,3 Triliun) tumbuh sebesar 62,68% dibandingkan tahun 2016 (Rp1,4 Triliun).

Kinerja Syariah darisegi Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan peningkatan pesat pada 5 tahun terakhir. DPK tahun 2017 (Rp1,9 Triliun) tumbuh sebesar 95,89% dibandingkan tahun 2016 (Rp1 Triliun). Pembiayaan yang diberikan (PYD) menunjukkan peningkatan pada 5 tahun terakhir. PYD tahun 2017 (Rp1,4 Triliun 2016 (7,56%).   Laba yang diperoleh menunjukkan peningkatan pada 3 tahun terakhirn) tumbuh sebesar 43,78% dibandingkan tahun 2016 (Rp988,8 Miliar). Kredit Bermasalah tahun 2017 menunjukkan perbaikan, dimana NPF tahun 2017 (5,05%) turun dibandingkan tahun tahu. Laba tahun 2017 (Rp31,3 Miliar) meningkat dibandingkan tahun 2016 (Rp13,6 Miliar) dan tahun 2015 (Rp6,4 Miliar). (Brk)***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *