KesehatanPekanbaruRiau

Sekolah Perpanjang Libur Yang Hamil Kerja di Rumah

PEKANBARU,Riauandalas.com- Hampir masuk 3 minggu, kondisi kabut asap di Riau belum juga menunjukan perubahan lebih baik. Bahkan di beberapa daerah masih saja terindikasi parah dan mengancam bahaya pada kesehatan masyarakat. Seperti Kota Pekanbaru, Kota Dumai dan Pelalawan sesuai data BMKG Pekanbaru masih mengalami kondisi kurang baik.

Dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ini, sudah mulai menganggu berbagai aktivitas masyarakat temasuk pada perekonomian, pendidikan dan pekerjaan serta kegiatan lainya.

Gangguan kabut asap ini, sangat dirasakan oleh masyarakat berekonomi rendah yang berkerja serabutan. Pasalnya mereka tidak leluasa lagi untuk bekerja karena terus dihantui rasa Kwatir terhadap gangguan kesehatan.

Salah satunya sesuai yang disampaikan salah seorang warga Pekanbaru, Yandri Suwito. Mengatakan selama kabut asap menyelimuti Pekanbaru pekerjaannya jadi kurang maksimal yang berpengaruhnl pada penghasilan. Bahkan sudah merugi jika dibandingkan dengan waktu yang banyak terbuang.

“Saya ini bekerja sistim borongan dan bergantung pada waktu atau hari kerja. Jika hari dan waktu terganggu otomatis yang saya kerjakan akan rugi karena biays pengeluaran akan bertambah dan semakin besar,” katanya kepada Pekanbaru Pos Jumat (20/9).

Ia mengaku, kesehariannya adalah sebagai tukang bangunan yang bekerja sistim harian dan juga borongan. Artinya jika satu hari saja tidak bekerja tidak ada penghasilan yang ia dapatkan. Tambah lagi jika ada pekerjaan birongan ia juga harus mengeluarkan upah untuk anggota bekerja. Sementara sistim borongan itu perhitungan berkuncin pada waktu lama pengerjaan. Sehingga jika lama waktu tidak sesuai dengan hitungan sebelumnya secara otomatis akan rugi dan bisa tekor untuk membayar gaji pekerja.

“Selama kabut asap ini kita banyak libur karena pekerja tidak berani masuk kerja takut sakit. Apa lagi pekerjaan kita ini termasuk kerja berat mengeluarkan tenaga yang sangat berbahaya terganggu kabut asap,” jelasnya.

Kabut asap ini juga telah melumpuhkan pada dunia pendidikan di Riau, pasalnya masuk 2 minggu terakhir ini sekolah terus diluburkan karena menimbang kesehatan pada siswa. Bahkan Dinas Pendidikan pun belum berani untuk memutuskan sekolah kembali dijalankan. Sehingga untuk keputusan masih diserahkan pada pihak sekolah yang bisa menambah libur jika kondisi masih dinilai masih berbahaya untuk kesehatan siswa.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Rudyanto. Jika hingga saat ini pihaknya belum mencabut imbauan libur sekolah bagi siswa SMA/SMK sederajat. Karena kabut asap masih menyelimuti Riau yang kualitas udaranya masih tidak baik untuk kesehatan.

“Sebelumnya kita ada edaran surat pada sekolah untuk meliburkan siswa sesuai kondisi kabut asap. Edaran itu belum kita cabut karena kondisi udara masih kuranf baik sesuai dengam data ISPU dan juga informasinoIhaknterkait lainya. Maka itu kita masih serahkan pada sekolah untuk keputusan,” kata Rudiyanto.

Hal senada juga disampaikan Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal. Jika sampai untuk tingkat PUD, SD dan SMP saat ini pihaknya masih memperpanjang libur sampai dua hari kedepan. Itupun melihat kondisi kedepan yang besar kemungkinan masihbdioeroanjang sesuai kondisi kabut asap yang terjadi di Kota Pekanbaru.

“Untuk saat ini kita masih memperpanjang libur dua hari hingga 21 September besok (Hari ini. Red). Jika kondisi masih kurang baik kemungkinan akan diperpanjang lagi beberapa hari kedepannya,” katanya.

Disisi lain, Pemprov Riau juga memberikan dispensasi kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang beresiko tinggi untuk tidak masuk kerja. Seperti ASN perempuan yang sedang hamil atau yang memiliki gejala penyakit akut yang berbahaya yang bisa dipicu karena kondisi kabut asap.

Hal itu disampaikan Pj Sekda Provinsi Riau, Ahmad Syah Harroffie, jika hal itu juga sudah merupakan kebijakan gubernur Riau beberapa hari sebelumnya, bahkan ia juga menghimbau bagi mereka yang sedang hamil dan memiliki penyakit tertentu busa memamfaatkan posko-posko kesehatan yang telah disediakan Pemprov Riau dan pihak lainya.

“Yang jelas mereka tetap meminta izin kepada kepala OPD masing-masing dan juga BKD sebagai laporan,” katanya.

Dispensasi ini tambahnya, juga merupakan salah satu kepedulian terhadap ASN, khususnya terhadap kesehatan janin yang dikandung dan juga pengidap penyakit yang rentan terhadap asap.

“Jika mereka memiliki pekerjaam yamg bisa ditinggalkan, mereka juga bisa tetap bekerja meski dilakukan di rumah,” tuturnya.(dre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *