KesehatanPemerintahanRohul

RSUD VCT Mobile ke Lapas, 50 Warga Binaan Narkoba Diambil Sampel Darahnya 

ROKAN HULU, Riauandalas.com-Dalam upaya mencegah Penularan HIV/AIDS di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), berbagai cara dilakukan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).

Dimana uoaya yang dilakukan salah satunya, dengan berikan pelayanan VCT (klinik mobile Voluntary Counseling and Testing) pada kelompok beresiko di Lembaga Permasyarakatan Kelas IIB Pasir Pangaraian.

Selain berikan penyuluhan terkait bahaya, karekteristik serta penuluran HIV/ AIDS, petugas kesehatan dari RSUD Rohul, juga ambil sampel darah 50 warga binaan kasus narkoba sebagai salah satu kelompok beresiko.

Direktur RSUD Rohul, dr Novil Raykel, Rabu (25/7/2018) mengatakan, Lapas salah satu tempat yang rentan penularan HIV/ Aids. Guna mengatahui sejauh mana resiko dan perkembangan penyakit ini di Lapas, harus dilakukan scereningsehingga bisa diambil tindakan.

“Bila terbukti ada HIV positif akan dilakukan pengobatan dan pembinaan, paling tidak konseling secara berkala. Kita mempunyai klinik  VCT yang bisa menampung pasien HIV untuk konsleing dan pengobatan sehingga warga binaan bisa hidup secara normal,” terangnya.

Novil menyebutkan, saat ini di Rohul sudah ditemukan 34 orang yang positif terkena HIV/Aids, dan kini tengah menjalani konseling dan pengobatan di VCT RSUD.

Bila nantinya dari pengambilan sampel ditemukan warga binaan yang positif terkena HIV/Aids, maka RSUD rohul, akan melakukan koordinasi dengan kalapas agar Warga binaan tersebut tetap mendapatkan hak nya sebgai manusia, namun dipisahkan dari warga binaan lainnya.

Kata Novil,  saat ini ada pemahamanan yang salah dari masyarakat yang menganggap pendierita HIV harus dijauhi dan dikucilkan. Bahkan masyarakat menganggap, bersentuhan saja dengan penderita HIV bisa tertular.

“Penularan HIV ada dua, pertama dari jarum suntik dan dari  prilaku seksual menyimpang. Makan menggunakan sendok dari orang HIV itu tidak masalah, berciumanpun tidak apa-apa, kecuali berciumannya sampai menggigit dan berdarah,” terangnya.

Melalui kegiatan VCT, kata Novil, salah satu cara mencegah pengucilan terhadap Penderita HIV, sehingga pendirta hiv diharapkan bisa bertahan 15-16 tahun dengan kehidupan normal.

“Yang terpenting adalah, penderita HIV AIDS harus tetap didukung aspek Psikologisnya. Mereka harus yakin bahwa HIV  itu bukanlah akhir dari segalanya. mereka memiliki hak menjalani hidup secara normal, sehingga dengan konsleing dan diteksi dini dibutuhkan,” tegas Novil

Sementara itu, Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II B pasirpengaraian, Muhamad Lukman, mengapresiasi langkah yang dilakukan RSUD Rohul ini. Lukman menyatakan, pihaknya siap mendukung langkah dari RSUD tersebut.

“Saat ini kita memiliki keterbatasan, karena Lapas kita dalam keadaan over kapasitas. Namun sekarang yang terpenting dilakukan adalah sosialisasi ke warga binaan, agar mereka paham bagaiamana penyebaran HIV itu, apa bahaya HIV itu, sehingga mereka bisa secara mandiri melakukan deteksi dini agar tidak tertular panyakit tersebut,” jelasnya. ***( Alfian Tob).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *