Berita utamaPendidikanRohil

Rayakan Perpisahan Siswa, Disdikbud Larang, Kemenag Perbolehkan

Penulis: Hendri


foto ilustarasi
foto ilustarasi

Riauandalas.com-Berhubung pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingakat SMA/SMK Sederajat sudah berakhir. Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) di Riau himbau siswa maupun sekolah agar tidak merayakan kelulusan maupun perpisahan dengan berlebihan atau bermewah-mewah. Hal itu menimbang terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.

Sesuai informasi dari disdikbud beberapa kabupaten/kota di Riau. Diantaranya Pekanbaru kelulusan siswa akan diumumkan Rabu (15/4) depan. Dimana sistim pengumumanya akan diberlakukan dua sistim. Yaitu melalui tertulis pada orang tua dan juga pengumuman di sekolah. Dimana siswa tidak perlu lagi repot-repot untuk melihat kelulusan yang sudah bisa ditunggu di rumah.

Adapun pencegahan utama yang dilakukan Disdikbud tersebut berupa perayanan oleh siswa dijalan. Karena selama ini sudah menjadi tradisi yang kurang bermamfaat dan bisa membahayakan pada keselamatan siswa. Seperti kebut-kebutan dijalanan yang bisa terjadi kecelakaan.

Menurut  Kepala Disdikbud Kota Pekanbaru Abdul Jamal,penegasan itu tidak hanyak dihimbau pada siswa, tapi juga pada pihak sekolah agar tidak melakukan perpisahan dengan bermewah-mewah. Apa lagi sampai memungut biaya kepada siswa yang bisa memberatkan pada siswa.

Selain itu, ia juga telah mewanti-wanti sekolah untuk tidak meyelanggarakan perpisahan siswa di hotel yang kesanya akan menjadi polmik terutama bagi siswa tidak mampu yang akan menjadi beban pikiran maupun mental bagi siswa. sehingga menjadi mindar dari teman-teman, meskipun mereka tidak dibebankan untuk menyumbang.

“kedepanya kalau masih ada yang merayakan di hotel, kita tidak akan menghadirinya,” kata Jamal.

Penegasan itu juga ditambahkan, Kepala Disdikbud Riau Dr H Kamsol MM. jika merayakan kelulusan maupun perpisahan dengan berlebihan itu tidak bermamfaat. Apa lagi kondisi perekonomian saat ini yang masih sulit. Karena lulus maupun tamat dari sekolah saat ini bukan berarti proses pendidikan atau belajar mengajar berakhir, tapi masih ada tantangan yang lebih berat kedepan yang masih banyak masih menanti uluran tangan. Terutama bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah.

“Dari pada mengadakan kegiatan perpisahan dengan mengeluarkan sejumlah biaya dalam kegiatan kurang mempunyai nilai estitika, lebih baik uang tersebut digunakan kepada yg lebih bermanfaat, seperti mempersiapkan kelanjutan pendidikan ke yang lebih tinggi,” kata Kamsol Ahad (10/4).

Namun disisi lain penegasan yang dilakukan Disdikbud Pekanbaru maupun Disdikbud Riau tersebut, bertolak belakang dengan Kementrian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru. Dimana sesui pernyataan Kepala Kemenag Kota pekanbaru Edwar, jika sekolah Madrasyah masih memungkinkan melakukan pungutan untuk perayaan perpisahan siswa. Karena pungutan itu tidak ada paksaan yang sifatnya sukarela yang disepakati oleh orang tua murid. Kecuali bagi siswa yang tidak mampu yang tidak akan dilakukan pungutan.

“Bagi Madrasyah itu masih memungkinkan saja yang pasti sifatnya tidak ada paksaan,” kata Edwar.

Menurutnya, pelaksanaan kegiatan itu bertujuan untuk mengarah pada pencegahan kegiatan siswa melakukan di jalanan, kebut-kebutan, coret-coretan dan lainya yang bisa membahayakan pada siswa. Untuk itu lebih bagus diselenggarakan disekolah yang kesanya juga tidak berlebihan.

“Kita juga sudah himbau, kepada setiap madrasayah, siswa, orang tua siswa, masyarakat. Agar tidak terlalu euforia dalam merayakan kelulusan,” tutur Edwar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *