Bisnis&EkonomiKesehatanPelalawan

PT. SBP Tidak Bertanggung Jawab, Nasip Karyawan Terlantar di RS Selasih.

PELALAWAN,Riauandalas.com– Terkait nasip karywan yang ditelantar oleh PT. Surya Berantasena, Kini nasib seorang karyawan perusahaan PT Surya Berantasena SBP saat ini sudah di ujung tombak,

Bagaimana tidak karyawan yang berprofesi sebagai pemanen sawit disalah satu perusahaan asal Negeri jiran tersebut telah menelantarkan karyawan nya yang sedang terkulai lemas di Rumah sakit umum RSUD Selasih kabupaten pelalawan.

Pasalnya karyawan pria asal medan ini mengalami luka infeksi gara – gara tertusuk duri sawit saat bekerja pada tanggal 6 (enam) yang lalu di wilayah perkebunan PT. Surya Berantasena Platation atau SBP, kini keadaan karyawan tersebut sangat menghawatirkan.

Kepada awak media istri korban kecelakaan kerja tersebut yakni Is, bercerita sambil menangis, suaminya mengalami kecelakan sudah hampir Tiga minggu, tepatnya pada tanggal 6 lalu, Dan atas kejadian itu kami langsung melaporkan kepihak perusahaan yaitu mandor kerjanya ungkap istri korban.

“Lanjutnya, Namun tidak tanggapan sampai tanggal 14 lalu, dan esok hari nya kami di antar oleh mobil ambulan Perusahaan PT. SBP ke rumah sakit RSUD selasih, Disini kami tidak di biayai oleh perusahaan PT. SBP pak,,, dan sudah hampir satu minggu ungkapnya sambil menangis.

Katanya kami bukan karyawan PT. SBP jadi bukan tanggung jawab pihak perusahaan, dan melainkan tanggung jawab SPK nya.
Humas TL Batubara saat di confirmasi Riau andalas. Com, menyebutkan yang bersangkutan memang benar sudah berada di RSUD selasih, namun dia bukan lah karyawan PT. SBP melainkan tanggung jawab oleh SPK nya yaitu muzakir,

Seluruh pemanen yang ada di perusahaan Surya Berantasena Platation berada di naungan SPK nya,

Ada beberapa SPK yang di Rangkul oleh pihak Perusahaan dan semuanya ada MOU nya, pemanen yang berada di bawah tanggung jawab SPK bukan lah tanggung jawab perusahaan. Pungkasnya.

“Pak Bupati tolong lah suami saya, saat ini kami ditelantarkan oleh PT. SBP tidak bertanggung jawab, nasib suami saya sudah diujung tanduk ” tuturnya mengahiri (gom””)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *