Berita utamaPekanbaru

Perjalanan hidup butuh kesetian”

Penulis :Opini Syafrizal Anto


IMG-20160402-00049
Sfarizal Anto-Wartawan Riauandalas

Riauandalas.com – Sebagai mana sama kita ketahui, Karna hidup terasa lama untuk di jalani, jumlah harapan untuk muda mudi indonesia seutuhnya, amat banyak untuk perkembangan generasi bangsa ini.

  Mungkin lebih dar 30 juta generasi muda bangsa indonesia ini, Harapan untuk menjujung tigih ahlak, moral, dan etika’ generasi muda- mudi indonesia.

seperti di tingkat pendidikan mata  pelajaan PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Di era zaman suhato yg terdahulu di era tahun 1991- 1994 ditingkat SD(Sekolah dasar), sampai ditingkat  SMA(Sekolah Menengah Atas).

Dari sisi era zaman sukarno dan suhato mantan persiden kita yang terdahulu” moral dan etika generasi eman diakui amat disiplin dan terkodinir dirasakan oleh generasi bangsa yg terdahulu.

  Sangat disayangkan bilamana generasa muda- mudi bangsa indonesia di saat ini, bila mana kehilangan moralnya’ mau dibawa kemana nantinya bangsa indonesia era zaman modren.

  Dari paparan diatas, muncul pertanyaan apa makna yg diberi nilai tambah dengan generasi bela negara kita di indonesia bila mana generasi lahir tampa pendidikan moral pancasila. Dengan  kata lain bagai mana memberi nilai terhadap pendidikan maral di generasi muda- mudi indonesia?

  Namun spiritnya, subastansinya sama dengan generasi bermoral akan membawa bangsa indonesia yg bijak,  menjunjung ahlak dan moral generasi mudanya yg baik.

  Pertama pungsi moral. Berbicara dalam makna umumnya  korupsi dan perbuatan yg tidak baik, sangat meresahkan bangsa. Lantar tidak di ketahuanya terhadap arti moral dan manfaatnya untuk masa depan bansa indonesia kedepannya nati”

  Kegiatan membangun moral di tingkat generasi muda, adalah suatu tradisi yang lazim di negeri kita. Ini sesuai dengan kurikulum pendidikan PMP(pendidikan moral pancasila) di era zaman terdahulu.

  Kita dapat menyimpulkan bertapa indahnya sebuah tradisi Profetik demikin itu yg menghubungkan antara hati ke hati, dalam lingkup generasi yg bermoral, dan bangsa yg bijak di indonesia. Menjadikan generasi muda yg satu, dalam spritual hidup ber agama dan berbangsa. Saling tenggang menenggang, saling membantu lukuh dalam kesatuan jika berat sama di pikul, jika ringan sama di jinjing.

  Generasi muda yg bemoral, yang demikian, generasi muda yang mendekatkan kehidupannya dengan penciptanya Allah yg maha esa. Generasi muda yg mau berkorban untuk yang lainnya. Genersi muda yang tidak mengkhihanati kepada agama dan bangsanya. Generasi muda yang melihat negrinya sebagai tempat berbuat amal yg baik menuju. Bangsa indonesia yg maju, sejatra, dan di rasakan kebanggaan di setiap jiwa rakyatnya.
 
  Sungguh berbeda jika tradisi moral pancasila di tentang atau dia abaikan. Implikasinya adalah pendidikan moral pancasila hanya menjadi formalita, mulut kita bercakap lain berkata dan lain dihati. Kita hidup tidak untuk bersama melainkan untuk sendiri. Mau kaya lalu jadi kolomerat yang serakah. Mau berkuasa menjadi diktator, menjadi pemimpin khanat, menjadi kaya kikir dan serakah. Tak hayal lagi ini lah konsep yang tidak baik yang jau dari tradisi moral bangsa indonesia.
 
  Dengan demikian, makna PMP (pendidikan moral pancasiala) di tingkat pendidikan dasar dan menengah, memberi nilai tambah, menguatkan jaringan, mempersatuaka hati, untuk saling membantu. Tradisi moral, sebagai pungsi strategis bagi generasi muda dalam melangkah memakmurkan bangsa, mensjatrakan rakyat indonesi, terutama di bumi lancangkuni ini profinsi riau.

    Disinilah generasi muda nantinya menemui bentuknya, ya itu pertama satu tradisi moral, etika yang mengembangkan esensi sirahturahmi ber etika dan ber moral yaitu mengembangkan jaringan kerjasama, Esensi yang kedua, semakin mengokohkan dan membina pendidikan yg berhahklak dan berbidi perkrti lagi bertanggung jawab ter hadab bangsa negara indonesia. Insak Allah. (S anto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *