LingkunganPemerintahanRohul

Pasca Banjir Melanda Kota Lama, Jembatan Belum Bisa Dilewati, Warga‎ Sulit Keluar.

ROKAN HULU, Riauandalas.com – Banjir yang melanda kabupaten Rokan Hulu (Rohul) kini sudah berangsur surut, namun ada beberapa daerah yang masih terdampak banjir, seperti di Kelurahan  Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam.

Dikatakan Lurah Kota Lama  Aly Yusuf, S.Sos, sejak Kamis (11/10/2018) hingga Minggu (14/10/2018), Jembatan Sungai Pisang Kolek di Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam, masih tak bisa dilalui akibat meluapnya air Sungai Rokan.

Diakuinya,  bahwa jembatan yang menghubungkan Kelurahan Kota Lama dengan lima desa di seberang seperti Desa ‎Kota Baru, Kota Raya, Muara Dilam, Pasir Indah, dan Desa Pasir Luhur‎, tidak bisa dilewati baik roda dua maupun roda empat akibat banjir.

“Walaupun banjir sudah mulai surut, namun jembatan Pisang Kolek belum bisa dilalui tentunya ini menjadi kendala masyarakat kita dan desa disebrang sana,” terang Aly Yusuf, Minggu (14/10/2018).

Aly Yusuf juga mengaku, jembatan di Sungai Pisang Kolek di Kelurahan Kota Lama tidak bisa dilewati akibat debet air Sungai Rokan masih meluap. Dampak jembatan Pisang Kolek yang tidak bisa dilalui, masyarakat harus menggunakan jasa penyebrangan menggunakan sampan.

“Kita khawatir, bila jembatan Pisang Kolek tak juga bisa dilewati hingga besok (Senin) maka anak-anak sekolah akan libur lagi,” imbuhnya.

Sebutnya, untuk sekali menyeberang dengan sepeda motor dan pengendara, masyarakat bisa dikenakan biaya antara Rp40 ribu hingga Rp50 ribu sekali menyeberang, dengan dua sampan yang disediakan.

Sebut Aly, sebelumnya akibat luapan Air Sungai Rokan,  sekitar 554 Kepala Keluarga (KK) terkena dampak banjir, namun saat ini sudah berangsur surut. Ke 554  KK  ‎yang terkena dampak banjir terdiri dari warga RW 8 dengan 3 RT sebanyak  105 KK dan RW 9 dengan 5 RT sebanyak 152 KK. Sedangkan RW 06 Sei Kuti Jaya sebanyak 297 KK

Lebih lan‎njut dijelaskannya, untuk masyarakat RW 8 dan RW 9 serta RW 6 akibat banjir,  hanya bisa diakses menggunakan Speedboaud, dan ini tentunya harus menjadi perhatian serius.

“Saat ini akses jalan sudah bisa dilewati khususnya di Sei Kuti Jaya, namun ‎yang menjadi masalah adalah masyarakat di daerah pelanduk harus melewati jembatan Pisang Kolek,” terangnya.

Bukan hanya pemukiman warga saja yang terdampak banjir, Aly mengaku, lahan pertanian juga terdampak banjir, seperti lahan pertanian jagung, padi, dan lainya. Namun berapa luas lahan yang terdampak pihaknya masih mendata.

Dirinya berharap kepada pemerintah daerah dan DPRD Rohul, ‎untuk menganggarkan pembangunan jembatan Pisang Kolek dan jembatan Bukit Juragan di APBD Murni Rohul 2019. Kemudian, jembatan Pisang Kolek dan Bukit juragan sudah sering dilakukan peninjuan namun tidak pernah diperbaiki. Bila banjir melanda akses utama masyarakat akan putus.

Bukan hanya itu saja, Aly berharap ke intansi terkait bisa menindaklanjuti kondisi paska banjir, setelah data lengkap kerusakan dilaporkan.

Kepada masyarakat dirinya  menghimbau, agar tetap waspada dikarenakan debit air masih tinggi. Dirinya juga meminta, masyarakat menjaga anak-anak agar tidak mendekati bibir sungai.

“Simpan semua barang berharga di tempat yang aman, seperti ijzah dan surat-surat berharga lainya. Tetap waspada jangan sampai lenga karena‎banjir kiriman bisa saja datang tiba-tiba,” harapnya. ***(Alfian Tob)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *