AndalasBerita utamaRohulTravel

Objek Wisata di Kabupaten Rokan Hulu Dan Panorama yang Indah‎

foto-mesjid-agung-pasir-pengaraian-kab-rokan-hulu

Ibukota Kabupaten Rokan Hulu berkedudukan di Pasir Pengaraian yang letaknya sekitar 180 km dari ibukota Provinsi Pekanbaru atau sekitar tiga jam perjalanan dengan kendaraan. Wisata alam menjadi andalan dengan sumber mata air panas, gua-gua alam, air terjun, jeram dan hutannya yang indah.
Wisata Air. Sungai Rokan Kiri yang mengalir melintasi kota Ujungbatu merupakan salah satu potensi wisata air deras atau wisata petualangan dengan menggunakan speed boat ke hulu sungai yang deras dengan tebing-tebing sungai bercadas. Kita sekaligus dapat menyaksikan hutan sekunder sepanjang sungai sambil melihat kehidupan tepi sungai.

Kita juga akan menjumpai air terjun Hujan Lobek di tepi sungai dan di hulu sungai ada dua air terjun yang cukup tinggi yaitu air terjun Sungai Murai dan AirTerjun Sungai Tolang.

Sumber Air Pawan terletak di Desa Pawan sekitar 9 km dari Pasirpengaraian. Lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor roda empat dan roda dua. Tempat ini sangat diminati oleh wisatawan dengan dua keunikan karena ada dua sumber air panas dari gejala post vulkanis yang masing-masing sumber berbeda panas airnya.

Suhu sisi kiri mencapai 60 derajat celcius dan sisi kanan antara 48-55 derajat celcius yang disalurkan ke beberapa pancuran yang jatuh  di tepi sungai yang airnya dingin dan jernih dengan suhu 20°C-25″C. Tempat ini baik untuk wisata kesehatan sambil berekreasi dengan keluarga didukung oleh kondisi alam yang asri. Tersedia lapangan parkir yang luas dan bumi Perkemahan.

Goa Hutan Sikafir berada sekitar 1 km dari Sumber Air Pawan. Kita akan menjumpai hutan dengan kayu-kayu besar yang dililit oleh urat-urat kayu hawa (sulur). Di dalam kawasan hutan seluas 6 hektar inilah terdapat 41 goa besar dan kecil yang setiap goa memiliki nama yang sesuai dengan kondisi goa seperti goa landak karena goa ini seperti sarang landak.

Goa Tupai seperti parit yang panjang tidak terlalu sempit. Dari sekian banyak goa yang terkenal keindahannya ialah Goa Mata Dewa dan Goa Lepong serta Goa Kulam. Goa-goa ini cukup sangat menantang untuk dijelajahi di dalamnya bersama pemandu yang siap melayani jasa mengantarkan pengunjung seperti di Goa Huta Sikafir.

Cipogas, Bendungan Kiti memiliki bebatuan yang besar dengan aliran sungai dari kaki Bukit Haorpit yang terjal dan berbatu. Konon dahulu kala tempat para petua melakukan semedi/pertapaan. Daerah ini memiliki cerita tersendiri yang dapat ditanyakan pada juru kunci.

Lokasinya dapat dirempuh dengan kendaraan roda dua dengan jarak sekitar 4 km dari Pasir Pengaraian serta bersimpangan dengan obyek air panas Pawan dan Goa Huta Sikafir. Dtsamping itu tempar ini cocok untuk berekreasi sambil mendayung kereta air yang dapat disewa. Kegiatan menarik lainnya untuk melihat tebing batu-batu sungai sepanjang danau ke hulu Sungai Cipogas.

Di Hulu sungai ini tidak jauh berjalan ada terbing terjal untuk kegiatan panjat tebing dan selalu dijadikan pertandingan panjat tebing alam yang diselenggarakan oleh FPTI.

Sungai Bungo adalah sebuah kampung di kaki bukit Hadiantua dengan penduduk sekitar 30 KK dengan pencaharian penduduk berkebun dan berladang. Perkampungan yang belum tersentuh modernisasi dan terisolir ini letaknya sekitar 1 jam dari Bendungan Cipogas. Tempat ini cocok untuk kegiatan ekowisata, berkemah, bertualang dan merlihat aktivitas kampung merupakan kegiatan menarik di perkampungan ini.

Rumah Batu Serumbou tereletak di Desa Serumbou Indah sekitar 12 km dari jalan provinsi dengan kondisi jalan dapat dilalui kendaraan roda empat pada musim kemarau. Terdapat tiga batu berbentuk rumah secara radial menonjol ke luar seperti payung, bagian bawah menjorok dan berlubang, Hutan dan bebatuan yang berbentuk binatang serta benda-benda rumah yang terlihat tidak jelas dan nyata.

Konon di tempat ini ada legenda tentang sumpah seseorang yang sakit terhadap kampung yang durhaka karena tidak menjalankan syariat Islam sehingga satu kampung di sumpah menjadi jelas. Di dekat daerah ini terdapat sebuah kampung yang terisolir dari modernisasi yang dikenal dengan nama Desa Tanjung Botong.

Makam Raja-Raja Rambah terletak di Desa Kumu sekitar 9 km dari Pasirpengaraian dan masuk sekitar 100 meter dari jalan provinsi dengan kondisi jalan semi aspal. Daerah ini adalah bekas kompleks Kerajaan Rambah yang terakhir dan terdapat beberapa makam raja-raja Rambah.

Masuk ke tempat ini berkesan suasana angker dikarenakan makam-makam itu telah ditumbuhi kayu-kayu besar, bahkan ada salah satu makam raja Rambah yang dilindungi oleh urat-urat kayu Ara sehingga makam tersebut seperti terletak di dalam pangkal kayu sehingga para peziarah melihat makam harus merundukkan kepalanya untuk masuk ke dalam .

Benteng Tujuh Lapis. Setelah melihat makam raja-raja Rambah itu kita dapat melanjutkan perjalanan ke daerah Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, sekitar 23 km dari makam raja-raja itu. Benteng ini adalah benteng tanah yang dibuat oleh masyarakat Dalu-dalu pada jaman penjajahan Belanda, atas petuah Tuanku Tambusai dan di atas timbunan tanah ditanam pohon bambu atau aur berduri.

Bekas benteng tersebut yang ditinggalkan Tuanku Tambusai pada tanggal 28 Desember 1839. Di sekitar Dalu-dalu ini juga terdapat benteng-benteng yang disebut kubu.

Istana Rokan terletak di Desa Rokan IV Koto sekitar 46 km dari Pasirpengaraian. Istana ini adalah peninggalan Kesultanan Nagari Tuo berumur 2.000 tahun. Istana dan beberapa rumab penduduk di sekitarnya memiliki koleksi ukiran dan bentuk bangunan rumah lama khas Melayu (rumah Tinggi).

Taman Nasionai Bukit Sulingi memiliki jenis flora dan fauna yang dilindungi oleh pemerintah. Di sini ada danau yang indah dan dijadikan sebagai taman rekreasi dan juga sebagai tempat penelitian biologi. Terdapat sumber air panas serta goa-goa dan seremnya hutan lebat. Bagi mereka yang suka bertualangan seperti arung jeram juga ada di lokasi ini.

Masjid Tua Kunto Darussalam berada sekitar 52 km dari Pasir Pengaraian yang awalnya didirikan pada tahun 1937 oleh R.T. Mohammad Alie dan terdapat tiga makam ahli suluk (kalifah Tengku Imam Kalifah Muda dan Imam Nawawi). Masjid ini sebagai pusat tarekat Na’syahbandiyah. Dalam perkembangan selanjutnya dibangun Suluk pada tahun 1958.

Air Terjun Ae Metua terletak di Kecamatan Bangun Purba yang merupakan air terjun bertingkat-tingkat sehingga sering pula disebut Air Terjun Tangga Seribu. Lokasi ini dapat ditempuh melalui jalan darat, sekitar 2-3 km dari bawah. Di tempat ini terdapar kuburan pertapa Cipogas. ( alvin) ‎

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *