Berita utamaRohul

Masyarakat Rohul Resah Warung-Remang-Remang Menjamur Di tambusai Dan Tambut

Ilustarsi, sumber gambar Merdeka .com
Ilustarsi, sumber gambar Merdeka .com

Rohul, Riau Andalas.com – Jumlah kafee dan warung remanng-remang di Jalan Lintas Kecamatan Tambusai dan Tambusai  Utara persisnya dimulai dari simpang harapan sampai mahato bahkan simpang km 11 semakin hari semakin marak. Masyarakat mengaku resah, karena keberadaan  kafe dan warung remang-remang itu berada disekitar pemukiman masyarakat  di jalur lintas.

Pantauan Wartawan, Minggu 8/5//16, setidaknya ada 10 kafe dan warung remang-remang serta kedai tuak disepanjang jalan lintas kecamatan Tambusai dan tambut  tersebut. Kafe dan warung tersebut bertengger dipinggir jalan lintas, bahkan bergabung dengan pemukiman masyarakat.

Di kafe-kafe tersebut, tidak hanya tersedia sejumlah minuman keras seperti bir dan jenis minuman memabukan lainya, tapi juga ada sejumlah wanita muda yang menjadi penarik bagi masing-masing kafe. Umumnya, wanita muda penghibur tamu tersebut didatangkan oleh pemilik kafe dari luar daerah bahkan ada juga yang di datangkan dari pulau jawa‎

Menurut salah seorang warga Kecamatan tambusai utara. Mul (40) jumlah kafe dan warung remang-remang serta kedai tuak di jalan lintas kecamatan tersebut belakangan ini semakin marak.

“Saya heran karena kafe tersebut semakin hari semakin banyak jumlahnya dan seolah-oleh seperti telah mengantongi izin operasional. Padahal Bupati Rokan Hulu jelas-jelas mengatakan, tidak ada izin kafe dan warung remang-remang di Rokan Hulu,”

Mul mengatakan, kalau keberadaan kafe tersebut sangat menganggu dan merusak mental generasi muda di Rokan Hulu terutama masyarakat Kecamatan Tambusai utara dan sekitarnya. Terlebih lagi kafe tersebut sering beroperasional tanpa kenal waktu.

“Tak malam tak siang, kafe tersebut terus buka dan bahkan kadang tak tau waktu shalat (adzan). Padahal banyak masyarakat yang lalu lalang, bahkan pelajar juga melintas dari jalur tersebut,” ujar Mul menambahkan

Sejumlah Warga berharap agar pemerintah dan aparat keamanan didua wilayah tersebut juga pemerintah Kabupaten Rokan Hulu bisa menindak tegas keberadaan kafe dan warung remang-remang itu.

“Kami minta pemerintah tidak hanya menindak jelang bulan puasa, tapi selamanya tidak beroperasional lagi. Karena kalau lama kelamaan dusun tersebut akan berganti dan berubah menjadi dusun kafe dan prostitusi terselubung,” jelasnya.‎

‎Saat tim bongkar kasus mencoba singgah di salah satu warung remang remang pada siang hari terlihat sepi namun akhirnya Bu tety (50 thn). Pengelola warung menemui tim dengan ramah. Wanita asal jawa barat ini menuturkan ” saya mengelola warung pojok ini sudah 10 tahun dan saya juga sudah membangun tempat yang permanen. Agar para tamu lebih nyaman ( ungkapnya)

Lebih lanjut Bu Tety menjelaskan memang tempat ini di tolak tapi kan yang membutuhkan juga banyak makanya saya harus pandai. Khusunya. Dengan aparat Terkait yang datang. Saya juga sering kasih mereka uang bensin kalau ada yang Patroli baik dari Polsek atau pun dari Satpol PP yang datang dari Kabupaten. Tambahnya

Terkait dengan itu tim Bokas dan sejumlah Media lainya mencoba mencari informasi dari warga yang berada di sekitar komplek Warung remang  remang tersebut. Seorang pemuda yang meminta namanya di rahasiakan

Mengatakan tempat‎ warung prostitusi sudah sering di razia bahkan. baru baru ini sejumlah alat music sound system dan empat orang wanita penghibur nya pun sempat di amankan di kantor Sat Pol PP tapi anehnya malam di tangkap siang nya di bebaskan  warga merasa heran seorang warga di.sampingnya nyeletuk mungkin ada beckingnya orang kuat ya mas

warga setempatpun mengakui bahwa di daerahnya sekarang marak kehadiran para PSK. Tersebut bahkan pada malam hari. Banyak berkeliaran dan di warung nya juga ramai di kunjungi para lelaki hidung belang

Kami warga desa ini malu sebenarnya aktivitas. Ini sudah berlangsung lama kita khawatir kalau pihak terkait tidak segera menertibkan tempat maksiat yang akan mengundang bencana dan berimbas pada anak anak kami jangan sampai warga mengamuk dan membakar tempat tersebut. Tegasnya (Alfian)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *