PemerintahanRohul

Kades Masda Makmur Akan Bina  Kesenian Kuda Lumping Mitro Makaryo 

ROKAN HULU,Riauandalas.com– Kepala Desa (Kades) Masda Makmur, Kecamatan Rambah Samo, Erna Ayu Ningsih, siap membina Kesenian Kuda Lumping Mitro Makaryo dan kesenian lainnya yang ada di desanya.

Saat ini, keberadaan kesenian Kuda Lumping Mitro Makaryo di bawah pimpinan Ketua Sartono yang berdiri sejak tahun 90-an sempat fakum. Kemudian, saat ini mulai dibina kembali, namun hingga kini masih belum bisa mendapatkan hasil maksimal bagi anggotanya dan yang didapat dari naggap (tampil) hanya pas-pasan untuk operasional saja.

“Memang kita sudah beri bantuan Rp20 juta, untuk menambah alat. Namun, sejauh ini kita masih butuh bantuan Pemkab Rohul dan pihak lainnya agar kesenian kuda Lumping di desa kita bisa dilesetarikan,” ungkap Kades Masda Makmur, Erna Ayu Ningsih, Senin (29/1/2018).

Diakui Ketua Kuda Lumping Mitro Makaryo Sartono, mereka sebelumnya juga sudah mendapatkan bantuan dari pariwisata tahun 2016 bentuk bantuan seluruh alat, kuda lumping, gamelan, gong, barongan, seragam juga ganongan. Hanya saja, saat ini mereka masih butuh untuk sound systim agar mereka bisa tampil maksimal.

“Ada sekitar 40 lebih anggota kita saat ini, dan Kades berikan suport juga bantuan. Bahkan, sejak sebulan ini kita eksis, dan pernah tampil di Majapahit Pekanbaru, Gunung Saelan Kabupaten Kampar, hanya saja hasil yang kita dapatkan belum bisa untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kita,” ucap Sartono.

Untuk pengembangannya, Sartono mengaku masih perlu bantuan seponsor, sementara mereka sering tampil dikegiatan besar Bupati dan lainnya di Pemkab Rohul.

“Dari 40 anggota kita, ada siswa SD dan SMP sebanyak 16 orang yang kita libatkan, kemudian 10 pemuda, dan lainnya orang tua. Alat kita barongan ada 4 unit, kini kita  masih promosi pengembangan kuda kepang kita. Untuk latihan kita rutin 2 kali dalam seminggu yakni malam Minggu dan Rabu. Dimana anak-anak yang dibina sekitar 4 tahun,” sebut Sartono.

Untuk tarif, Sartono dan group kuda Lumping asli dari Ponorogo Jawa Tengah, menerapkan tarif terendah Rp4 juta setiap tampil di lingkup desa di Kecamatan Rambah Samo. Di luar desa dan kecamatan, ditetapkan tarid sekitar Rp5 juta hingga Rp7 juta sekali tampil.

“Dari penghasilan yang kita terima setiap nampil hanya cukup operasional. Kita saat ini masih tersedot anggaran yang didapat untuk bayar sound sistim karena masih disewa. Setiap tampil,kita bayar hingga Rp1, 5 juta, belum termasuk transportasi dengan menggunakan 2 kendaraan cold diesel dan pick up sudah Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. Kemidian, jelang keberangkatan belikan air mineral sarapan anggota, sehingga dari yang didapat cukup untuk operasional saja,” jelas Sartono.

Selain soud systim, Sartono mengaku, masih kekurangan untuk kuda lumping warna putih sebanyak 6 unit dipertuntukan penari perempuan, dimana harga satuannya Rp450 ribu bisa dipesan dari Jawa dan itu belum termasuk ongkos kirim.

“Kami sangat berharap, dukungan Pemkab Rohul, agar keberadaan kuda lumping kami bisa terus kami lestarikan yang menjadi budaya dan kesenian asli Rohul. Bila sound systim dan tambahan 6 kuda lumping putih lagi, maka dari hasil saat kita nampil maka bisa utuh untuk dibagikan ke anggota kita dan tidak harus keluarkan biaya sewa,” harap Sartono lagi. **(Alfian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *