AndalasPemerintahanSosial&Budaya

Gedung nasional Labuhanbatu Direncanakan Jadi Museum Bersejarah.

Gedung Nasional Rantauprapat

LABUHANBATU, Riauandalas.com-Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu berencana menjadikan Gedung Nasional Rantauprapat sebagai tempat museum sejarah Labuhanbatu.

Pemkab labuhanbatu akan merubah Gedung Nasional Rantauprapat sebagai museum yang dapat menyimpan sejarah dan terbentuknya Kabupaten Labuhanbatu,”

Melalui dispora yang di pimpin kadispora Ade Huzaini menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan peluang ekonomi masyarakat dan peningkatan pendapatan asli daerah atau PAD melalui program pembangunan destinasi wisata baru.

Selama ini, Gedung Nasional Rantauprapat digunakan sebagai tempat aktifitas masyarakat.

Menurut Ade, aktifitas seperti pertemuan, pelantikan, seminar baiknya dialihkan ke tempat lain, karena Kabupaten Labuhanbatu sudah memiliki banyak gedung dan tempat aktifitas seperti itu.

Namun, pihaknya tetap berkoordinasi dan melakukan pengkajian untuk menjadikan tempat bersejarah itu lebih bermanfaat bagi masyarakat.

“Sebelum melakukan pengalihan gedung, Pemkab akan melakukan pengkajian dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Semoga program ini terwujud,”

Anggaran dana alokasi khusus atau DAK program pembangunan destinasi wisata baru, telah diajukan ke Kementrian Pariwisata RI sebanyak Rp270 milyar.

Wacana pengalihan Gedung Nasional Rantauprapat menjadi museum ini juga termasuk 11 program objek wisata unggulan dalam pembangunan pariwisata daerah.

Pembangunan itu diwacanakan bernuansa Melayu dan diisi dengan benda budaya etnis Nusantara serta pengembangan sarana dan prasarana gedung yang diperkirakan menelan biaya pembangunan Rp5 milyar.

Dari catatan kanan gedung disebutkan, pembangunan terdiri dari elemen masyarakat yakni Tentara, Polisi, Pegawai Negeri, pihak swasta hingga pengusaha.

Gedung berwarna putih dengan luas 1,852 meter persegi ini, berdiri kokoh Jalan Ahmad Yani, inti Kota Rantauprapat.

Pembangunan sebagai kenang-kenangan kepada Bupati Labuhanbatu, Fachruddin Nasution sebagai inisiator pembanguan gedung yang mampu menampung 300 orang.

Peletakan batu pertama Yayasan Gedung Nasional Rantauprapat oleh Komandan Batalion Inf 133, Mayor Zeid Ali, pada 17 Agustus 1959.

Sebagai pelindung pembangunan gedung pada saat itu, Letkol A. Manap Lubis dan RI 2, Mayor R. Sjahnan Kepala Staf RI 2.

Bertindak sebagai Ketua Umum gedung, Mayor Zeid Ali dan Yonif 133, Idris Hasibuan Pd.Bupati/Kep. Daerah Kabupaten Labuhanbatu.

Ketua pembangunan gedung, Kapten Djajalaras Pa.D.M 13 Rantauprapat, PM Marpaung Kepala Polisi Distrik Rantauprapat.

Sebagai pengurus harian gedung, Idris Hasibuan Pd. Bupati/Kep.Daerah Kabupaten Labuhanbatu, Letda T. Zulkifli Nizam Pa.S.I/Danki Yonif 133, Pltd. Amran Musa Lubis Di M13 Rantauprapat.

Sekretaris gedung yakni, Nokman dari pegawai pada Kantor Kabupaten Labuhanbatu sebagai sekretaris 1, Hasan Basri pengusaha Nasional Rantauprapat sebagai Sekretaris 2 dan Panangian Rambe dari pegawai Kantor Kabupaten Labuhanbatu sebagai Sekretaris 3.

Keuangan Anwar Nasution dari Kepala Keuangan Kantor Kabupaten Labuhanbatu, bagian teknik pembangunan Lenggang Lubis Kepala PU Seksi Kabupaten Labuhanbatu, Komisaris Kapten Z Tambunan Wakil Kompi BI 133 CS dan pemborong dari etnis Tionghoa, Lim Bak Kiaw Rantauparapat. (penulis Fendi Harahap)

(Fendi Harahap)**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *