InternasionalRiau

DPRD Riau Koordinasikan Pengusiran Nelayan ke Konsulat Jenderal Malaysia

NelayanRohil Kerap diusir Polisi raja Malaysia saat mencari ikan
Nelayan Rohil Kerap diusir Polisi raja Malaysia saat mencari ikan

Pekanbaru, Riau Andalas.com– Komisi B DPRD Riau koordinasikan pengusiran terhadap nelayan Pulau Jemur Rokan Hilir (Rohil) oleh Kepolisian Diraja Malaysia pada Konsulat Jendral Malaysia. Pasalnya pengusiran yang dilakukan kepolisiam Diraja Malaysian tersebut masih merupakan wilayah Indonesia.

Informasi tersebut disampaikan Ketua Komisi B DPRD Riau, Marwan Yohanes. Dikatakanya, pengusiran yang dilakukan Kepolisian Diraja Malaysia tersebut merupakan salah satu bukti kurangnya perhatian pemerintah pusat pada wilayah perbatasan dan masyarakat yang ada di Provinsi Riau. Sehingga negara yang merupakan tentagga atau berbatasan sewena-wena melakukan tindakan pada masyarakat diperbatasan.

“Koordoinasi ini kita lakukan menindak lanjuti keluhan nelayan yang sedang mencari nafkah. Dan kita berharap Konsulat Malaysia bisa melanjutkan pada pemerintahan Malaysia dan menghargai kawasan perbatasan yang telah disepakati,” kata Marwan Senin (27/6) sore lalu.

Sesuai kunjungan yang dilakukan pada Kementerian Perikanan dan kelautan beberapa waktu lalu katanya, pihaknya juga belum mendapat jawaban dari pihak kementrian perikanan dan kelauatan. Karena dalam kunjungan itu tidak dapat bertemu dengan Menteri Perikanan dan Kelautan. Sehingga kepastian tindak lanjut terkait pengusiran nelayan Riau tersebut belum ada titik terang dan kejelasanya.

“Sebelumnya permasalahan ini juga sudah kita sampaikan pada DPR RI dan Kementerian Perikanan, dan mereka akan segera menindaklanjuti. Namun buktinya tidak ada, maka kita kunjungi lansung Konjen Malaysia yang ada di Pekanbaru ini,” jelasnya.

Lebih jauh Marwan menjelaskan, wilayah perbatasan Pulau Jemur tersebut merupakan wilayah yang sangat efektif untuk menghasilkan ikan. Jika memberikan perhatikan serius pulau tersebut bisa menghasilkan ikan lebih besar. Tapi itu yang tidak ada, sehingga kapal-kapal asing bisa masuk secara sewena-wena mencuri ikan, sementara nelayan masyarakat asli malah mendapat pengusiran.

“Maka itu kita sangat mengharapkan pemerintah pusat bisa memperhatikan kondisi ini. Agar ikan-ikan dipulau itu dikelola oleh nelayan tempatan. Sehingga Pulau Jemur Rohil ini memiliki potensi penghasil ikan yang besar,” tuturnya. (Dri)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *