PolitikRiau

Bedah Buku”Demokrasi Wani Piro” Politik Kekinian

PEKANBARU, Riauandalas.com – Bedah Buku dengan judul “Demokrasi Wani Piro” yang ditulis politikus dari partai PAN yang duduk di DPRD Riau dan kini DPR RI Dapil I Riau; Bagus Santoso.

Dilihat dari judul buku ini sedikit menggelitik. Namun apa yang dituangkan penulis di buku ini sangat menarik disimak, karena ini kondisi politik kekinian.

Penulis dengan tegas juga menyampaikan, bahwa buku ini berangkat dari pengalaman emprik, karena sering turun ke masyarakat dan melihat fenomena di masyarakat.

Itu disampaikannya juga dalam bedah Buku “Demokrasi Wani Piro” yang dilaksanakan di Perpustakaan DPRD Riau Jl Jenderal Sudirman.

Selain hadir peulis buku Bagus Santoso, juga pengamat Politik Universitas Riau (Unri) Saiman Pakpahan dan Pemred Riau Pos Hafiz sebagai nara sumber.

Dalam kesempatan itu, Bagus menyampaikan, apa yang terjadi dalam demokrasi terkait pemilu (DPRD kabupaten/kota, DPRD Riau, DPR RI, DPD dan bahkan ‘mungkin’ pemilihan Presiden belakangan ini, tidak lepas dari ‘Wani Piro’.

Pendekatan emosional atau pendekatan sosial kepada calon pemilih (masyarakat) nyaris tidak berarti apa-apa, jika tidak ada deal dalam bentuk lain, katakanlah seperti buah tangan atau lebih dari itu.

Ia menceritakan pengalaman temannya seorang caleg, bahwa ceramah di Mesjid-mesjid dan Mushalla (oleh Ustadz menjadi Caleg-red) tidak mempengaruhi terhadap perolehan suara yang diinginkan. “Inilah kenyatannya,” katanya.

Terbitnya  buku ini di tengah percaturan Demokrasi pemilu 2019 yang sedang proses saat ini, menurut Bagus, ini adalah bagian dari upaya mencari solusi untuk meredam ‘politik wani piro’ dan melahirkan poltik bersih.

Hal itu ditegaskan Bagus sebagai jawaban beberapa pertanyaan peserta terkait solusi persoalan saat ini tekait bedah buku Demokrasi Wani Piro yang dilaksanakan penulis dengan melibatkan penyelenggara Wartawan Parlemen (WPR) DPRD Pekanbaru. Acara ini dimoderator oleh Sekretaris WPR Faisal, Msi.

Di Bagian lain Saiman Pakpahan mengatakan, pendidikan politik kepada masyarakat suatu keharusan. Dan perlunya pula sinergi atau singkronisasi antara eksekutif dan lagislatif serta parpol yang mengirim caleg atau mewakili partai di legaislatif.
“Parpol berkewajiban selektif untuk mengirimkan caleg sehingga dari hulu hingga hilir clear,” katanya.

Keterlibatan akademisi, media, ormas dan ustadz dan tokoh agama lainnya juga diperlukan untuk pencerahan agar demokrasi berjalan sebenarnya sesuai dianut negera Indonesia. “Kalau Amerika Serikat tidak penting baginya Demokrasi, yang penting good govermant, good governance dan clean govermant,” kata Saiman.

Dari isi buku ini diharapkan, bisa membuka cakrawala dan dan merubah mindset masyarakat. Karena Sampai hari-hari inilah fenomena politik transaksional ini sudah mewabah di tengah masyarakat.

Bedah buku “Demokrasi Wani Piro” Bagus Santoso ini dibuka Ketua DPRD Septina Primawati, sekaligus menandatangani cover buku.

Sekapur sirih disampikan Karmila Sari anggota DPRD Riau. Sebagai rekan Bagus Santoso di Komisi II. Sedangkan, closing statement disampaikan mantan anggota DPRD Riau drh Khaidir, Mba.

Selain itu, Bagus menyerahkan secara simbolis lima judul bukunya ke Ketua DPRD untuk perpustakaan DPRD Riau. [chr/Rd]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *