Berita utamaKesehatanPekanbaruRiau

Vaksin Gotong Royong Tidak Akan Mengganggu Stok Vaksin Program Pemerintah

PEKANBARU, Riauandalas.com – Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid luruskan simpang siur informasi terkait vaksin yang akan digunakan pada program vaksinasi Gotong Royong pada Dialog Produktif bertema “Siap Jaga Indonesia dengan Vaksin Gotong Royong” yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan FMB9ID, IKP, Rabu (16/6) di Jakarta.

Dikatakannya, jika vaksinasi yang digunakan dalam program Gotong Royong tersebut tidak sama dan berbeda dengan vaksin program pemerintah yang diberikan secara gratis. Hal itu sesuai pemahaman mengenai Permenkes No 18 Tahun 2021, yang menambahkan aturan mengenai penggunaan merek vaksin Gotong Royong dan vaksin program
pemerintah.

“Vaksin yang akan digunakan untuk program Gotong Royong adalah Sinopharm dan Cansino. Sehingga hal
ini tidak akan saling mengganggu stok vaksin untuk masing-masing program,” jelasnya.

Kendati demikian katanya, meski Vaksin yang digunakan pada program vaksin Gotong Royong ini tidak sama. Namun pada Permenkes dijelaskan vaksin yang didapatkan dari hibah dengan merek yang sama dengan program Gotong Royong, bisa digunakan untuk vaksinasi program pemerintah. Seperti seperti vaksin Sinopharm sejumlah 500 ribu dosis yang berasal dari hibah Negara Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu.

“Meski vaksin Sinopharm digunakan untuk Gotong Royong, tapi karena berasal dari hibah maka vaksin tersebut dapat diperuntukan bagi vaksin program pemerintah,” ujarnya.

Terkait vaksin ini tambahnya, pemerintah menjamin vaksinasi COVID-19 diberikan secara gratis kepada seluruh rakyat Indonesia. Di samping itu, atas usulan dari dunia usaha melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) yang ingin membantu program pemerintah, mulai 18 Mei 2021 lalu diselenggarakan program vaksinasi Gotong Royong.

Vaksinasi program pemerintah dan vaksinasi Gotong Royong berprinsip sama, yakni tidak membebankan biaya pada target sasaran. Hanya saja sumber pembiayaan pengadaan vaksin ini berbeda, vaksin Gotong Royong bersumber dari pendanaan mandiri perusahaan yang ingin melakukan vaksinasi gratis kepada karyawannya.

“Vaksinasi Gotong Royong sumber biayanya berasal dari perusahaan atau badan usaha, jadi tidak boleh ada beban pembiayaan kepada penerima vaksin atau karyawan. Tujuannya untuk memperbanyak dan mempercepat cakupan vaksinasi COVID-19,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Chairman of the Indonesia Health Economic Association Prof dr Hasbullah Thabrany MPH DrPH, jika Vaksin Gotong Royong sendiri sangat bermanfaat bagi anggota KADIN. Dengan partisipasi anggota KADIN ini, memperluas cakupan vaksinasi bagi tenaga kerja Indonesia, .

“Maka para pekerja bisa kembali berproduksi,” katanya.

Sementara, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, memang apa yang diupayakan KADIN dan pengusaha Indonesia untuk memvaksinasi tenaga kerja Indonesia ini merupakan pelengkap demi mempercepat cakupan herd immunity.

Selain itu, kebijakan pemerintah dalam hal ini Permenkes No. 18 tahun 2021, dinilai tepat demi menghindari politisasi vaksin Gotong Royong dan vaksin program pemerintah oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.

“Tantangan utama saat ini untuk vaksin Gotong Royong adalah memenuhi permintaan dari 28 ribu perusahaan yang sudah mendaftar melalui KADIN. Arahan pemerintah saat ini adalah mengalokasikan vaksin gelombang pertama untuk sektor manufaktur di daerah Jabodetabek,” ujarnya.

KADIN juga mengimbau perusahaan yang sudah mendaftar agar bersabar, karena suplai vaksin untuk program vaksinasi Gotong Royong ini datang secara bertahap. Bio Farma sendiri memiliki
komitmen sekitar 15 juta dosis vaksin Sinopharm untuk menyukseskan program ini.

“Selain itu, masyarakat dan perusahaan perlu tahu bahwa program vaksin Gotong Royong ini tidak wajib. Semua masyarakat bisa mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah, sehingga apabila tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti vaksin Gotong Royong, sangat dianjurkan untuk mengikuti vaksinasi program pemerintah,” tutupnya.(dre)