AndalasLampungLingkungan

Ikhwal Budidaya Anggur Organik yang Wajib Diketahui

LAMPUNG, Riauandalas.com- Pertanian sistem organik merupakan jenis pertanian yang menitikberatkan pada peningkatan dan pengembangan kesehatan lingkungan dan sosial. Yang menjadi hal utama dalam pertanian ini adalah memaksimalkan penggunaan limbah kegiatan yang ada di lahan dengan mempertimbangkan daya adaptasi keadaan/kondisi.
Hal yang menjadi tujuan sistem pertanian ini tentu saja dapat dicapai melalui penggunaan budidaya, dan metode yang digunakan dalam proses biologi dan mekanik yang tidak menggunakan bahan berbahaya dan memenuhi kebutuhan sistem budidaya ini.
Budidaya anggur organik erat kaitannya dengan dimensi lingkungan sosial, dan ekonomi. Pada budidaya ini dimaksimalkan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada secara bertahap dan berlanjut. Disamping itu pada budidaya ini juga menghilangkan penggunaan sintesis. Budidaya ini sendiri lumayan fokus pada aspek ekonomi dan bisnis, dimana bisa dilanjutkan jika memberikan keuntungan dan pendapatan bagi petani.
Terlebih, seiring dengan kemajuan berfikir manusia, saat ini banyak orang yang memilih bahan pangan yang sehat dan ramah lingkungan. Hal ini menyebabkan pemesanan bahan pangan organik turut meningkat. Hal ini didasarkan akan pemahaman orang terhadap bahaya menggunakan bahan kimia dalam proses pertanian.
Kandungan serat larut dan tidak larut serta serat pangan total yang diproduksi dengan pupuk anorganik (konvensional) lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya anggur organik yang dipupuk organik baik pada musim hujan maupun pada musim kering. Disamping itu kandungan pektin pada sayuran yang menggunakan pupuk anorganik lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan pupuk organik.
Standar Budidaya Anggur Organik
Perlu Anda ketahui dalam budidaya tanaman anggur organik maupun tanaman lainnya, diperlukan standarisasi yang ada. Dibawah akan dibahas mengenai standar budidaya tanaman anggur organik berdasarkan standar yang diberlakukan pemerintah, diantaranya ialah:
Lahan pertanian pada budidaya anggur organik yang digunakan harus mengalami periode konversi paling sedikit 2 (dua) tahun sebelum penebaran benih, paling sedikit 3 (tiga) tahun sebelum panen hasil pertama produk organik, dalam kata lain paling sedikit 12 bulan. Dalam ketentuan ini, lahan tidak boleh dikonversi bersamaan dan harus bertahap. Lahan tidak boleh disiapkan dengan proses pembakaran
Selain itu, benih yang digunakan dalam budidaya ini sendiri harus berasal dari tumbuhan yang ditumbuhkan secara organik dan tidak berasal dari hasil rekayasa genetika tanaman. Serta sumber air yang digunakan harus yang bersumber dari sumber mata air yang langsung atau dari sumber lain yang tidak terkontaminasi oleh bahan kimia sintetis dan cemaran lain yang membahayakan.
Pengelola tanah pada budidaya anggur organik harus dilakukan melalui pupuk hijau, penanaman kacang-kacangan (leguminoceae), atau tanaman berakar dalam melalui program rotasi tahunan yang sesuai. Selain itu pupuk kandang boleh digunakan apabila berasal dari peternakan yang dibudidayakan secara organik. Disamping itu penggunaan pupuk kompos dapat dilakukan jika menggunakan bahan yang sesuai
Rutinitas pebasmian hama penggangu tanaman tidak diperkenankan melakukan proses pembakaran dalam pengendalian gulma menggunakan bahan kimia sintetis dan organisme atau produk hasil rekayasa genetika, dan menerapkan sistem pengendalian hama dan juga penyakit sehingga akan berpengaruh pada penekanan kerugian akibat organisme pengganggu tanaman.
Dalam budidaya anggur organik ini sendiri ketiak berlanjut ke proses pascapanen, serta penyimpan dan transportasi ada ketentuan tersendiri. Ketentuan ini meliputi beberapa hal dimana pencucian produk hasil dilakukan dengan menggunakan air standar baku yang diizinkan untuk sistem pertanian organik. Disamping itu peralatan yang digunakan pascapanen harus bebas kontaminasi bahan kimia sintetis.
Dalam budidaya ini sendiri, dalam penanganan pasca panen. Anda tidak boleh mencampurkan antara produk organik dan non organik. Dalam proses pascapanen Anda tidak boleh menggunakan bahan kimia. Dalam proses pembungkusan tidak boleh menggunakan bahan yang akan menimbulkan kontaminasi produk.
Disamping itu dalam proses pengemasan budidaya anggur organik ini juga harus menggunakan bahan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali atau menggunakan bahan yang mudah mengalami dekomposisi. Proses sertifikasi produk pun menjadi hal penting, jika sebagian produk yang disertifikasi, maka produk lainnya harus disimpan dan ditangani secara terpisah dan kedua jenis produk ini harus dapat diidentifikasikan secara jelas.
Pada label penyimpanan produk harus disertakan pemisah antara hasil organik dan non organik. Dan hal terakhir yang menjadi standar ini adalah tempat penyimpanan dan pengangkutan produk organik segar harus dibersihkan dahulu. Hal ini perlu dilakukan untuk proses sterilisasi dari anggur organik ini sendiri.
Pengaruh Penggunaan Pupuk GDM terhadap Budidaya Anggur
Jika Anda telah lama bergelut dalam dunia pertanian Anda tentu akrab dengan pupuk GDM ini yang merupakan pupuk organik cair yang dihasilkan dari bahan-bahan murniorganik dan ramah lingkungan. Pupuk GDM omi sendiri mempunyai kandungan unsur hara yang dilengkapi bakteri unik yang sangat berguna bagi tanaman, disamping itu pupuk ini dapat menjaga kelestarian lingkungan serta dapat meningkatkan hasil pada budidaya anggur organik.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pupuk GDM ini akan berpengaruh pada tingkat ketinggian tanaman pada semua umur amatan, produksi per plot tanaman dan produksi per plot tanaman anggur. Hal ini dapat terjadi karena pupuk ini mampu menyuplai kebutuhan hara tanaman buah anggur mulai dari masa vegetatif hingga masa produksi.
Itu dia ulasan mengenai hal ikhwal tentang budidaya anggur organik mulai dari pengertian budidaya organiknya, standarisasi pemerintah terhadap budidaya ini, sampai pengaruh penggunaan pupuk GDM dalam budidaya tanaman organik ini. Semoga tulisan ini bisa memberikan pemahaman kepada Anda yang tengah mencari tahu akan hal ini.( Farid Seto Nugroho/
rilis)**