PemerintahanPendidikanRohul

Tidak Mampu Membayar Guru Honor Delapan Sekolah Madrasyah Di Rohul Ditutup Pengelola.

ROKAN HULU, Riauandalas.com– Dampak ditiadakan atau tidak diakomodirnya bantuan dana hibah untuk guru MDTa dan Madrasyah di APBD Rohul, menyebabkan ada 8 MDTa di Rokan Hulu (Rohul) ditutup pengelolanya karena tak mampu membayar honorer guru MDTa.

Hal itu diakui oleh Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakan Kemenag) Rohul,Drs.H.syahrudin.M.Sy, Rabu (23/5/2018), setelah dana hibah bantuan guru MDTa maupun madrasyah tidak lagi diberikan, sementara dana hibah tersebut sangat berguna bagi para guru tersebut untuk menambah penghasilan mereka.

“Dana hibah bantuan guru yang sebelumnya dialokasikan Pemkab Rohul melalui APBD, sangat membantu sekali bagi para guru MDTa dan Madrasyah. Karena, penghasilan mereka rata rata diantara Rp300 ribu hingga Rp700 ribu per bulannya. Bila adanya dana hibah, maka akan terbantu para guru tersebut, dan sejak ditiadakan lagi ada 8 MDTa yang ditutup pengelolanya karena tak sanggup bayar honorer gurunya,” jelas Kakan Kemenag, Syahrudin di ruang kerjanya.

Dana hibah yang diberikan sebesar Rp200 ribu per guru MDTa per bulannya, sedangkan untuk guru Madrasyah Rp500 ribu per guru per bulannya. Syahrudin berharap tahun depan bantuan dana hibah tersebut dapat dikucurkan, sehingga membantu para guru MDTa dan Madrasyah di Rohul.

“Baru-baru ini, Ketua DPRD Rohul Kelmi Amri menelepon kita dan DPRD akan membuat Perda yang diusulkan Pendidikan Islam, melalui hak inisiatif DPRD agar guru-guru yang mengajar terkait agama Islam bisa diberikan bantuan hibah. Kita sangat berharap sekali, dana hibah tersebut bisa diberikan bagi para guru MDTa dan masdrasyah sehingga mereka terbantu,” harap Kakan Kemenag.

Saat ini diakui Syahrudin, guru MDTa di Rohul berjumlah 2070 orang, sedangkan guru Madrasyah 3000-an orang. Bila hanya menghandalkan honorer yang mereka terima, itu tidak dan jauh di bawah UMK atau UMP. Malahan, ada guru MDTa yang sebulannya hanya menerima honorer Rp50 ribu.

Sementara itu menurut Syahrudin, bahwa keberadaan MDTa di tengah masyarakat sangat berperan penting, terutama dalam menambah jam pelajaran pendidikan agama di sekolah yang hanya didapatkan para siswa 3 jam seminggunya.

“Selain itu, keberadaan MDTa juga untuk membina karakter anak anak Rohul dalam memahami agama Islam. Memang ada bantuan dari Kementrian Agama tidak ada, dari Kanwil Kemenag Riau ada hanya saja diberikan untuk beberapa orang saja. Artinya, tidak seluruh guru MDTa maupun honorer yang mendapatkan bantuan tersebut, dan memang kita berharap DPRD dan Pemkab Rohul tahun depan bisa merealisasikan bantuan hibah kepada guru MDTa dan Madrasyah agar mereka terbantu,” tegas Syahrudin.***( Alfian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *