LingkunganPemerintahanRiau

Pembagunan SPAM Durolis, Pusat Bantu APBN Rp700 M

Kadis Ciptada Riau saat menggelar rapat Durolis dengan kemetrian PUPR bidang Sumber Daya Aiar beberapa waktu lalu

PEKANBARU, Riau Andalas.com  – Keluhan air bersih bagi masyarakat pesisir Riau bukan lagi hal baru. Baik untuk mandi, keperluan sehari-hari hingga minum, masyarakat harus ikhlas mengkonsumsi air payau, asin, berbau dan kurang jernih. Karenanya Pemprov Riau melalui Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Sumber Daya Air (Ciptada) Riau mencoba mewujudkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Disebut program SPAM Durolis, yang sekarang intalasi pipa sudah disiapkan masing-masing Kabupaten/Kota. Durolis merupakan singkatan dari beberapa daerah pesisir, yakni Dumai, Rokan Hilir dan Bengkalis. Perampungannya proyek ini hingga menetes ke rumah-rumah warga nanti diestimasikan pada 2018.

Kepala Dinas Ciptada Riau Dwi Agus Sumarno mengatakan hingga kini mulai Land Clearing sudah disiapkan pada APBD-P 2016. Kemudian beberapa daerah seperti Pemkab Rohil, Pemkab Dumai sudah memulai pekerjaan penyambungan pipa.

“Setelah mensertifikatkan tanah, ditindaklanjuti dengan Land Clearing, tinggal perencanaan dan sinergi antara Kab/Kota, Provinsi dan pusat maka Durolis ini kita optimis tuntas jika berlanjut,” kata Dwi saat memaparkan dihadapan konsultan proyek dan pihak Kementrian PUPR dari Direktorat Sumber Daya Air.

Dijelaskan Dwi,  untuk SPAM Durolis Lemlrov Riau menyiapkan Rp105 miliar dalam satu tahun anggaran, selama tiga tahun berjalan hingga 2019. “Kab/Kota juga sepakat menyiapkan anggaran masing-masing Rp65 Miliar di tiap daerah selama tiga tahun anggaran. Jadi total sekitar Rp800an miliar investasi kami. Ini semata-mata untuk menggesa daerah pesisir, dalam rangka memperkuat Dumai pula sebagai kawasan strategis,” ujarnya.

Sementara Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Direktorat Sumber Daya Air Kementrian PUPR Dwi Sugianto, mengatakan pemerintah pusat melalui instansinya memiliki anggaran sebesar Rp35 Triliun hingga 2019 untuk air minum. Dimana, daerah High Cost untuk SPAM memang harus dipertimbangkan. Kemudian kemampuan daerah dalam pompanisasi harus disiapkan.

“Untuk Riau sudah dimasukkan di 2018, jadi di September 2017 sudah bisa lelang. Tanah sebagai Leading sektor memulai pekerjaan harus diselesaikan,” kata Dwi Sugianto.

Berdasarkan hasil pertemuan kemarin, memang secara prinsip desain teknis sudah disetujui dan disepakati. Karena diakuinya disitulah pangkal untuk memulai pelaksanaan. Desain teknis dengan sistem intag dan pompanisasi Durolis telah disepakati antara pusat, Provinsi dan Kab/Kota.

“Selanjutnya proses Perjanjian Kerjasama untuk menentukan pembagian kewenangan atas penganggaran. SDA memiliki tugas membangun intag dan sarana jaringan transmisi, 2018 kita siap dan akan dialokasikan,” paparnya pasca meninjau lokasi SPAM di Dumai.

Lebih lanjut terang Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku mengungkapkan sekarang ini pihak pusat melalui Cipta Karya, bersama Provinsi dan Kab/Kota di jaringan distribusi. Akan sama dengan primer, dan transmisi yang sudah mulai dikerjakan Kab/Kota juga diapresiasi.

Parit galian Pipa PDAM

Secara prinsip lanjutnya, sudah sepakat untuk alokasi anggaran, dimana menunjukkan arti penting air bersih bagi masyarakat. Karena air memberikan kontribusi terhadap derjat kesehatan masyarakat. Ia melihat Riau sebagai salah satu Provinsi yang kuat dari fiskal keuangan daerah. Karenanya upaya pusat hadir ditengah masyarakat dari sisi pertemuan kemarin pusat sudah yakin dan akan mendukung SPAM Durolis.

“Januari sudah bisa diteken SPM. Dimana Rp1,5 T itu dari tiga sumber. Pusat melalui SDA dan Cipta Karya, Provinsi dan Kab/Kota. Memang air ini mahal, 1.600 liter perdetik, itu menurut saya masih wajar, karena ribuan sampai jutaan yang akan menerima manfaat nantinya,” tutup Dwi. (dre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *