Hukum&KriminalRohul

Berkedok Koperasi, Rentenir Gentayangan Hingga Pelosok Desa.

ROKAN HULU, Riau Andalas.com– Rentenir berkedok koperasi gentayangan bukan hanya di pusat kota tapi juga pelosok desa di Kabupaten Rokan Hulu Meski pemkab telah meluncurkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Perkreditan Daerah Tingkat Kecamatan (PDTK), namun keberadaan rentenir malah digemari warga terutama wong cilik.

Rentenir berkedok koperasi ini beroperasi mulai pagi hingga petang. Mereka mencari calon nasabahnya pedagang kecil yang membutuhkan uang cepat tanpa persyaratan yang rumit. Seperti, Pada Hari Minggu siang di sekitar Desa Bangun Jaya Kecamatan Tambusai Utara dan Tambusai Kabupaten Rohul beberapa rentenir menawarkan pinjaman uang kesejumlah Pedagang kecil.

Petugas Koperasi Saat Di temui Wartawan Menjelaskan Syaratnya Mudah Nya Bang ” cuma Pedagang Atau Tukang Ojek atau Orang yang Memiliki. Usaha Warung.  setiap hari  saya datang mengambil cicilan pinjaman ke Nasabah,” ucap seorang rentenir kepada Media Ini, “Memang bunganya berapa ?. Rentenir ini lalu menjelaskan panjang lebar.

Di tempat Terpisah Tepatnya Di pasar Minggu rantau Kasai Seoran Pedagang Cendol Yang Bernama Sudron Warga Peladangan pada Media ini  mengaku terpaksa meminjam uang kepada renetenir lantaran pada musim hujan sekarang dagangan sepi. “Saya pinjam Rp 450 ribu, setiap Hari Nyicil Rp 20 ribu selama 30 Hari. Namun Jika telat Tidak akan Di pinjami Lagi  r” katanya. Dia mengaku pinjam uang ke BPR banyak persyaratan dan uang pinjaman baru dicairkan paling lambat seminggu, sementara dia butuh uang segera.

Sepak terjang rentenir juga merambah ke pelosok pedalaman  di sejumlah Desa ,yang Paling Ramai  Kecamatan Tambusai , Tambusai Utara,Tandun, kabun bahkan Kecamatan Rambah Hampir setiap pedagang Kecil terlilit Hutang Rentenir.

 Seorang petani sayuran Muliarjo, mengaku sudah 3 bulan ini mencicil pinjaman uang Rp 2 juta dari rentenir. “Waktu itu saya dapat Rp 1,8 juta, setiap minggu mencicil Rp 260 ribu selama 10 Minggu,” jadi pinjam 1,8 juta rupiah Kita harus bayar rp 2,6 juta Katanya seraya mengaku di desanya belum ada BPR.

Andi A Sh Mh Yang pernah Menjabat Kabid Di Diskoperindag Rohul mengatakan Dulu pihaknya sudah berupaya membendung sepak terjang Rentenir  ini. Di antaranya memperbanyak BPR  di setiap kecamatan.  kini sudah Banyak dan jumlahnya di tambah setiap tahunnya dengan jumlah nasabahnya pun pada waktu itu ,sudah Lumayan ”katanya.

Diakuinya jumlah nasabah itu tergolong kecil. “Sebab masyarakat lebih memilih rentenir,” katanya. Padahal, pihaknya sudah mempermudah persyaratan dengan hanya menyertakan foto kopi KTP, bunga 0,5 persen per bulan, tanpa agunan dan pinjaman maksimal Rp 10 juta. ** ( Alfian )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *